Benarkah kekasih?

2.4K 142 0
                                    

Cassey mengetuk-ngetukkan ujung sepatunya pada trotoar halte bus, dia bosan. Dia melirik arloji biru yang melingkar manis pada pergelangan tangan kirinya, sudah sepuluh menit dia duduk di situ.

Sekolahan, sudah mulai sepi. Bahkan yang duduk di halte bus kali ini hanya dia sendiri,

"Cassey?! Kau belum pulang?" Cassey menoleh, mendapati Nery yang berjalan kearahnya.

"Oh, tumben kau sudah pulang. Tidak latihan?" Nery adalah salah satu anggota basket putri, jadi dia sepulang sekolah selalu ada latihan. Apalagi, minggu-minggu ini banyak turnamen.

"Tidak, tadi hanya pengarahan sebentar. Tapi kenapa kau disini sendiri? Busnya belum lewat?"

"Bukan, aku menunggu Zack."

"Dia akan menjemputmu?" Deg! Cassey tercenung, dia lupa. Tadi Zack tidak bilang akan menjemputnya atau tidak.

"Ah, aku lupa tanya." Cassey menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, merutuki kebodohannya.

"Astaga kau ini, bukankah nanti malam kau juga ada shift kerja. Sebaiknya kau hubungi dia sekarang," Cassey tersenyum kecut, menggaruk pelipisnya yang tak gatal.

"Kenapa? kau lupa bawa ponsel? ini pakai punyaku?" Nery tau, Cassey itu ceroboh. Dia bahkan sering lupa membawa ponsel atau bahkan dompet, saking seringnya lupa. Nery hingga hafal kebiasaan buruknya Cassey itu,

"Aku tidak punya nomornya," cicit Cassey yang membuat Nery melotot,

"Kalian inia apaan? katanya pacaran, tapi nomornya saja kau tidak punya?!" seru Nery kesal, dia merasa Zack itu bukan orang baik-baik. Mungkin dia hanya mempermainkan perasaannya Cassey.

Apalagi setelah mengingat, jika Zack itu dulunya seorang playboy. Entah kenapa, Nery merasa jika Cassey itu juga menjadi korbannya Zack.

"Aku lupa minta padanya."

"Kau ini! bahkan tanpa kau minta, seharusnya dia yang memberikan nomornya. Bahkan seharusnya dia yang minta nomormu." seru Nery kesal, Cassey tertunduk menatap beton trotoar dibawahnya.

Apa yang dikatakan Nery ada benarnya juga,

"Bus sudah datang, kau mau menunggunya atau pulang naik bus sekarang?" tanya Nery dingin, dia masih kesal atas kebodohan Cassey.

Cassey menatap Nery yang berjalan mendekati bus, dia menatap ke arah jalan sebentar. Cassey menghela nafas,

"Nery, tunggu! aku ikut," teriak Cassey langsung menyusul Nery naik kedalam bus.


==============

"Cass,?" Cassey menoleh, dia bingung. Sejak obrolan tadi, Nery menjadi mendiamkan dirinya. Nery terlihat kesal,

"Kau percaya padaku, kan?" Cassey mengangguk.

"Cass, aku sebagai sahabatmu. Aku peduli padamu, aku melakukan ini bukan karena iri kau mendapatkan orang yang popoler atau tampan atau kaya. Aku melakukan ini, karena aku peduli dan sayang padamu." walaupun bingung, Cassey hanya menjawab dengan menganggukkan kepalanya.

"Aku mohon, berfikirlah ulang untuk menjadi kekasih Zack." Cassey menatap Nery bingung.

"Kenapa?"

"Kenapa?!" Nery mengulang pertanyaannya Cassey, namun dengan nada jengkel. Cassey mengerutkan dahinya bingung, kenapa Nery malah mengulangi pertanyaannya.

"Kau tanya kenapa?!" Cassey mengagguk.

"Cassey, dia playboy, aku tidak mau jika kau menjadi salah satu korbannya."

"Itu masa lalu Nery, Zack sekarang sudah berubah." Nery berdecih, kesal atas pembelaannya Cassey terhadap Zack.

"Itu menurutmu, menurutmu dia sudah berubah."

"Bahkan mommynya saja bilang, Zack sedikit berubah."

"Bagaimana jika itu hanya akting?"

"Apa maksudmu?"

"Bagaimana jika dia bersikap berubah hanya sekedar akting?" mata Cassey membelalak mendengar pertanyaan sinis yang di lontarkan Nery padanya.

"Bagaimana kau bisa berfikir seperti itu? Lagipula, untuk apa dia harus akting?"
Nery menggedikaam bahunya tidak mau tau.

"Aku tidak peduli, yang aku sarankan. Fikirkanlah hubungan kalian kembali."

Setelah mengatakan itu, Nery meluruskan pandangannya ke depan dengan kesal. Dia tau Cassey sangat polos, maka dari itu dia mudah saja di kelabuhi. Dalam hatinya Nery menumpahkan banyak sumpah serampah untuk Zack, awas saja sampai dia membuat sahabat rapuhnya ini semakin rapuh dan sakit hati. Nery bersumpah akan membuatnya sengsara seumur hidupnya.

My Lovely Bastard [On Going]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora