33 | Pembahasan Penting.

2.6K 119 12
                                    

Kedua makhluk itu terlihat sangat cocok. Bahkan terlihat sangat manis meski hanya sedang memilih makanan seperti yang ada di kertas yang dituliskan sang bunda.

Bahkan karena pembawaan keduanya yang terlihat dewasa, itu justru menimbulkan banyak pendapat bahwa mereka adalah pasangan yang menikah muda.

Memang terlalu Indah hingga mengundang komentar yang patut di aamiin kan.

"Ini Raka belum balek? Dia ada chat lo Gas?"tanya Raya sembari melihat sekeliling supermarket.

Bagas menampilkan wajah bingung nya kemudian menggeleng dengan polos.

"Btw, lo udah nelpon Arka ngga?"tanya Bagas yang justru mengingat makhluk dingin itu.

"Udah dari saban hari. Dia cuma hm hm kayak nissa sabyan."jawab Raya dengan nada sebalnya.

Gaga terkekeh pelan. "Mending ngejemput dia aja, ayo."ajak Gaga dengan begitu exited.

"Btw, gw juga ngundang Adrian. Arsya juga. Kayak yang dibilang bunda."beritahu Raya dengan nada polosnya sembari memperbaiki sabuk pengaman nya.

"Kalo bunda yang nyuruh siapa yang bisa ngelawan? Bahkan Raka yang keras pun ngga bakal berkutik kan."ujar Bagas dengan kekehan diakhir kalimatnya.

Gaga yang hanya menyimak sembari celingak-celinguk akhirnya menghela nafasnya pelan.

"Jadi gimana? Mau nungguin Raka aja?"tanya Gaga sembari menatap bingung Bagas dan Raya yang sedang bersender didepan mobilnya itu.

Raya langsung merengut kesal. "Ngga ngga. Ngga ada nungguin nungguin. Ayo, kita pergi duluan aja. Lagian, jemput Arka lebih penting daripada nungguin si bucin itu."ujar Raya dengan nada kesalnya, kemudian melangkahkan kaki untuk masuk kedalam mobil.

Gaga melihat kearah Bagas yang juga melakukan hal yang sama. "Ayo cabut. Ntar gw chat aja, suruh berangkat sama Ayda."ujar Bagas dan memberi kode pada Gaga agar mengikuti apa yang dilakukan Raya.

Ketiganya pun akhirnya masuk menuju mobil, kemudian, Gaga dengan begitu santai meninggalkan komplek itu, dan menuju rumah Arka.

Setelah menempuh perjalanan yang agak panjang, akhirnya ketiganya sampai didepan gerbang rumah Arka.

Ketiganya dengan bersamaan tak langsung memasuki gerbang itu. Entah karena hal apa, ketiganya sama-sama terdiam dan menatap penuh arti rumah yang ada di samping mereka itu.

"Udah lama ya."ujar Bagas sembari terkekeh pelan.

Raya menghela nafasnya pelan. Memang benar-benar sudah lama. Sudah lama sekali mereka tak berkunjung ke rumah ini, meski hanya sekedar untuk menjemput Arka untuk kumpul bersama.

"Tetep aja kan, sesepi dulu. Sehening biasanya. Ngga ada yang berubah."jawab Raya dengan nada pelannya.

Secara bersamaan, ketiganya langsung mendongak, menatap jendela kamar Arka yang memang menghadap ke arah depan rumahnya sendiri.

Secara tak terduga, ternyata laki-laki dingin itu ada disana. Sedang melihat kearah mobil yang mereka tumpangi.

Bisa di yakini, laki-laki itu sudah pasti mengenali mobil ini.

Seandainya, ada Raka didalam mobil ini, laki-laki itu pasti langsung membuka jendela mobil nya, kemudian mengeluarkan kepalanya sendiri, lalu berteriak, seolah itu adalah komplek nya sendiri. Tanpa rasa malu sedikitpun.

Jangan lupakan, laki-laki itu adalah Raka.

Setelah itu, Arka pasti dengan cepat turun dari kamarnya. Karena jika tidak, akan banyak sekali kelakuan aneh yang akan dilakukan oleh Raka.

RAGAWhere stories live. Discover now