3 | Raya Benci Ditinggalkan.

5.5K 282 0
                                    

Lagi dan lagi, Raya beserta Gaga sudah duduk dengan rapi di tribun pertama sembari memperhatikan Bagas yang sedang berbicara dengan sekelompok tim futsal yang terkenal di Nusbang.

Raya berdecak pelan, "sok kakak kelas banget gaya nya. Bagas banget."komentar Raya, setelah memfokuskan pandangannya pada Bagas dengan membentuk persegi dengan kedua telunjuk dan jempolnya, serta menyipitkan sebelah matanya.

Gaga hanya mengangguk mengiyakan, sebab ini sudah kesekian kalinya Bagas mengumpulkan para pemain futsal itu hanya karena memberi sebuah bimbingan kepada mereka, masih dengan gaya tengilnya, namun dengan wajah yang serius.

"Sebenernya, nggak heran sih dia bisa buat cewek-cewek bersemangat nonton dia, Bagas bener-bener punya keahlian lebih dalam dunia sepak bola."Raya berucap kemudian mengangguk-anggukan kepalanya untuk membenarkan diri sendiri.

Gaga berdehem pelan, "jadi nggak benci-bencian lagi ya."goda Gaga kemudian terkekeh dalam diamnya.

Raya menoleh langsung kearah Gaga, kemudian menggeleng tegas. "Benci adalah benci, dan sampai saat ini aku masih punya dendam belum terbayar sama dia. Dibandingkan semuaaaaaa ledekannya sama kucrut Raka, kekaguman ini bukan seberapa."sangkal Raya dengan nada dan gaya lebay nya.

"Pret, bahasa lo tai, dewasa banget dah."bukan Gaga, bukan Bagas, tapi Raka yang baru saja mendatangi mereka langsung mengusap kasar wajah Raya yang saat itu menghadap kearah Gaga, sedang Raka datang dari arah belakang Raya.

"Rakaaaaa! Argh! Dasar perusak suasanaaaa!"teriak Raya dengan nyaring, kemudian memukul bahu Raka berkali-kali dengan sekuat tenaga nya.

"Aduh, kamvret. Kingkong banget sih lo, ck. Ga, lain kali jangan diajak makan mulu, bisa remuk tulang gw kena pukul mulu, lagian lo nggak takut apa punya pacar kingkong?"tanduk di kepala Raya sudah bermunculan akibat perkataan Raka yang begitu terus terang menjatuhkannya.

Satu usapan kasar lagi diarahkan kewajah Raya, membuat gadis itu mengusap kasar wajahnya sebagai wujud dari penyingkiran kuman yang ditularkan tangan Raka ke wajahnya.

"Denger ya Ga, dari sekian banyak cewek cantik, bohay, calm, dan pinter lainnya, lo milih dia yang nggak punya bakat apa-apa buat jadi pacar lo, milih dia buat lo ngorbanin segalanya? Ck. Ga, lain kali operasi katarak gih."lanjut Raka dengan santainya, sembari bersandar dikursi yang didudukinya.

"Ntahlah, gw yakin, lo bahkan lebih dari ini ke Cinta. Mau gw buat nginget segalanya disini?"tanya Gaga dengan nada memancingnya.

Raka menatap tajam Gaga, kemudian menyipitkan matanya. "Kurang ajar."desis nya dengan nada tak terima, kemudian mendengus sebal.

Mendengar hal itu, tawa Raya langsung saja meledak tanpa dapat di kontrol, membuat Bagas yang baru saja selesai itu mempercepat langkahnya ke arah sahabat-sahabatnya yang sepertinya sedang terlibat obrolan seru.

"Ada apa nih? Kayaknya ada pembullyan seru. Gabung deh gabung."ujar Bagas dengan wajah sumringahnya.

"Gimana kalo lo bantu gw bully pasangan kurang ajar ini?"tawar Raka pada Bagas yang diiringi dengusan sebalnya.

Bagas menoleh, kemudian berdecak pelan dan menggeleng, "lagi ngingetin Raka, tentang betapa cintanya dia sama Cinta, sehidup semati seneraka."jawab Raya dengan nada takjubnya.

"Ah, gw masih dan selalu inget, lo nggak tau? Sampe sekarang dia masih jadi babu cinta nya Cinta. Gw bahkan inget dengan jelas, dia selalu jadi ojek online, jadi penasihat dadakan, jadi bodyguard dadakan, gw bahkan nggak kenal siapa dia sampe saat ini."Bagas menimpali dengan menyebutkan satu per satu kebodohan yang selalu Raka ulangi.

"Gw bahkan inget pas dia rela ninggalin gw di toko buku, malem-malem, Cuma karena Cintanya Raka."ujar Raya penuh penekanan dengan nada sinis.

Raka tak menyanggah, namun memilih bangun dari duduknya dengan ekspresi sebal yang teramat sangat, melihat hal itu Bagas dan Raya bertos-ria, sedangkan Gaga terkekeh pelan melihat ekspresi Raka itu.

RAGAWhere stories live. Discover now