4 | Selalu Jadi Bocah.

4.3K 227 6
                                    

"Hari yang melelahkan, namun begitu berharga. Hari yang penuh dengan emosi, namun akan dirindukan."Itulah yang sedari tadi digumamkan oleh Raya, semenjak menaiki mobil yang saat ini sedang dikemudikan dengan kecepatan sedang oleh Gaga.

Bahkan, Gaga beberapa kali menoleh, kemudian menggeleng dan terkekeh pelan saat mendengar Raya mengucapkan kata itu, lagi. Tak memilih menanyai, hanya menanggapi dengan hati yang juga berbahagia karena ekspresi sumringah dari Raya.

"Mau mampir ke supermarket dulu?"tanya Gaga, memastikan jawab Raya untuk hal yang sering mereka lakukan jika ia mengantarkan Raya pulang.

Raya menoleh, dengan senyuman di bibirnya, kemudian mengangguk sumringah, "mau beli pocky-pocky banana, kayaknya enak dimakan pas lagi seneng."jawab Raya kemudian terkekeh pelan, sedang Gaga mengangguk heran untuk jawaban Raya.

"Mau nitip sesuatu?"tanya Raya saat Gaga memberhentikan mobilnya di area parkir supermarket yang hanya berjarak beberapa langkah dari rumah Raya.

Gaga menoleh sembari melepaskan sabuk pengaman nya, "aku mulai khawatir kamu bakal runtuhin supermarketnya karena senyum kamu."jawab Gaga dan turun dari mobil nya.

Raya mendengus sebal, kemudian menyusul langkah Gaga dengan berjalan satu langkah didepan Gaga dengan gaya bak anak kecil yang diajak untuk membeli gulali sebanyak-banyaknya.

Sebelum tangan Raya mengambil pintu supermarket itu, Gaga sudah terlebih dahulu menjulurkan tangan panjangnya untuk menarik pintu kaca itu untuknya, membuat Raya langsung berlari kecil menuju rak makanan ringan, sedangkan pelayan supermarket yang memang sudah mengenal mereka menggeleng dengan pelan melihat tingkah Raya.

Dengan cepat, Gaga menyusul gadisnya itu, yang sedang asik memasukkan beberapa pocky banana kepelukannya.

"Ray, gw baru nemuin raknya di goa. Taruh."titah Gaga sembari menjulrkan keranjang belanjaan yang dibawanya.

Raya tak menoleh, henya menjulurkan tangannya yang penuh dengan pocky banana, kemudian melangkah lagi menuju rak buah-buahan, dan menaruh beberapa wadah strawberry. Lagi lagi, sebelum Gaga dapat membuka suara, Raya sudah melangkahkan kakinya meninggalkan Gaga, membuatnya lagi-lagi harus menggeleng pelan.

"Red velvet nya satu, sama rainbow cake nya satu mbak."pinta Raya sembari menunjuk cake yang hanya satu potong dari balik lemari kaca yang dingin itu.

Pelayan itu menyerahkannya pada Raya, dan Raya segera menerimanya dengan sumringah dan senyumnya yang membentuk lingkaran diakhir pertemuan nya dengan sang pelayan.

"Kamu mau beli apa?"tanya Raya, dengan mata yang sibuk memperhatikan potongan cake ditangannya dengan sumringah.

"Apalagi selain strawberry?"tanya Gaga balik.

Raya menoleh, kemudian mengangguk pelan tanda mengerti, dan langsung melangkahkan kakinya ke area kasir yang disambut dengan hangat oleh pelayan yang masih terlihat begitu muda dengan senyum tipisnya yang mempesona, bahkan juga hingga menciptakan dua lubang dipipinya.

"Kayaknya, ada yang bahagia banget ya. Dapet undian apa nih?"tanya nya dengan nada menggoda sembari mengarahkan belanjaan ke mesin kasir nya.

Raya menoleh, sedangkan Gaga menorehkan senyum percaya dirinya karena melihat senyum Raya yang masih mengembang, bahkan setelah pelayan yang selalu membuat nya beradu mulut berbasa-basi dengan Raya.

Satu detik. Lenyap sudah ekspetasi Gaga akan sebuah perdamaian yang terjalin malam ini antara Raya dan pelayan supermarket itu.

Raya berubah ekspresi, "carper lagi? Udah cepet itung aja. Gaga, cepet ke mobil."titah Raya dengan keepatan dan kelembutan bciaranya yang berubah drastis.

RAGAWhere stories live. Discover now