DABELA - 9. Acara tahunan (2)

120 24 500
                                    

Masih berlangsung acara tahunan kali ini hingga malam, bahkan acara tahunan yang lalu-lalu tidak sampai malam cukup sampai sore.

Katanya sih angkatan kali ini cukup spesial karena banyak angkatan kelas XII tahun ini yang meraih prestasi tak terduga.

Sungguh hal yang membuat keterkejutan berkali-kali bukan? Ya memang, sekolah gabungan siswa ini sangat berprestasi.

Tak sadar waktu kini sudah malam, dimana saatnya makan besar-besaran malam ini di lapangan utama yang dilantunkan musik band dari DABELA, oh tidak ini sangat menarik.

"Guys! Sumpah, ini menarik banget pakai banget yang berkali-kali." Ujar Rani dengan antusias kepada teman-temannya yang berjumlah 9 orang termaksud dirinya di meja bundar yang cukup besar.

Seperti acara from night saja lama-lama, memang benar mereka semua memakai pakaian yang cukup formal namun tidak berlebihan, lelaki cukup memakai kemeja sedangkan perempuan cukup memakai dress tanpa berlebihan.

"Iya sih, parah banget ini seru banget, kalau kayak gini rasanya gue gak mau lulus, dulu pandangan gue buruk banget sama sekolah asrama gini, ternyata boom! Bikin gue justru gak mau balik," Jelas Raras.

"Iya bener, tapi kalau soal gak mau lulus gue gak setuju, yakali cita-cita gue jadi desainer harus ketunda-tunda," Sahut Herma

"Ya gak gitu konsepnya!" Gemas Ara kepada Herma.

"Vinka sama Ziah gak bisa makan bareng ya disini, dia makan sama anak musik nya pasti." Ujar Aldina yang diangguki mereka.

"Iya, harusnya mereka ikutan disini," Jawab Ody.

"Tapi gue yakin, mereka nanti selesai tampil kesini kok," Ujar Amara.

Sedari tadi tidak ada burung beo yang sibuk mengoceh tidak jelas justru sekarang dia diam, benar-benar seperti lugu.

"Lo napa dah Yan?" Tanya Rianty yang berada disamping sisinya.

"Gue gatau mau ngomong apa, ini terlalu—mengejutkan." Ungkapnya yang dibalas kerutan kening oleh mereka.

Rani bertanya, "Hah? Maksudnya gimana?"

"Iya, kagum banget sama malam ini, tuh liat langitnya, dibikin tambah cantik sama kembang api."

"Uuuuuuuuu gemash nya gue sama lo Yan, ternyata lo suka liat kembang api ya??" Tanya Ara dengan tatapan berbinar dan diangguki oleh Dian.

"Iya, cantik, tapi gue gak suka, kenapa ya?" Tanya Aldina kepada mereka.

"Lo—" Perkataan Herma terhenti saat makanan mereka datang dan lampu-lampu tiba-tiba meredup mati.

"Eh! Lampunya mati! Ish panikkkkk," Bisik Amara pada mereka.

"Ra, tuh ditengah meja ada lilin anjir, gunanya buat apa?" Tanya Raras sambil melipat tangannya didepan dada.

"Oh iya! Pinter!" Sahut Amara yang langsung menyalakan lilin itu dan diikuti meja-meja lainnya.

Entah dari mana Ara sudah mengambil gambar malam ini dengan kameranya, "Liat deh! Bagus banget! Sumpah, Herma! Lo pinter banget ngatur desain nya!" Antusias Ara.

Herma mengangguk, "Gak cuma gue kok, dibantu yang lain juga."

Setelah percakapan itu selesai hingga disambung lantunan lagu yang sangat indah untuk didengar para tamu serta siswa-siswi DABELA.

***

Ziah merebahkan tubuhnya di sofa ruangan kamarnya, Aldina terlentang di atas karpet berbulu didekat sofa, Amara? Dia sedang membersihkan diri.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 08, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

DABELA [ hiatus ]Where stories live. Discover now