DABELA -6. Sesuatu tersembunyi

165 53 25
                                    

“karna amarah tak akan pernah menang dengan yang tenang”
-
-
-

Fiona yang melihat rok abu-abu milik teman sebangkunya sudah berwarna dengan warna merah kini bertanya dengan nada yang tidak bersahabat, "Ck! Kenapa gak dilawan aja sih Zih?!"

"Lawan? Yang ada dia yang kalah telak sama gue, lagi cuman kena rok kok bukan kena muka gue." Jelas Ziah dengan santai sambil membersihkan roknya.

Fiona berdecak tidak terima dengan perlakuan Adys yang tak habis pikir. "Ya gimana ya, walaupun gue gak berani sama dia tapi gue gak terima kalo dia udah ngelakuin kayak gitu,"

"Lo-nya juga! Jangan lemah gitu dong Zih!" Lanjut Fiona dengan sentak.

"Fi, Lo bilang tadi apa? Lemah? Gue bisa aja ngelakuin hal yang diluar nalar asal lo tau," Sinis Ziah tidak terima, sudah cukup disekolah lamanya dia berbuat nekat dan berujung dikeluarkan dari sekolah.

Fiona menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, ia merasa tidak enak atas ucapannya, "So-sorry gue gak bermaksud." Yang dibalas anggukan dan senyuman oleh Ziah.

"HEY YO! WASAP GESS!" Teriak lelaki yang memasuki pintu kelas dengan suara kerasnya yang Ziah tau bernama Surya.

Surya berjalan kearah Ziah dengan tebar pesonanya yang khas dan sesampai didepan Ziah ia segera berbelok kearah tempat duduknya yang tepat disamping Ziah.

Lalu lelaki itu melihat kearah Ziah dengan dahi yang mengerut, "Napa lo?" Tanya lelaki itu.

"Bukan urusa—" Perkataan Ziah terpotong paksa oleh Fiona karena ia ikut berbicara dengan oktaf yang cukup tinggi dari biasanya.

"Itu gara-gara Adys, seenak jidat maen siram," Sinis Fiona dengan bermaksud untuk menghasut Surya.

Surya yang tadinya mengerutkan keningnya kini malah melotot tak percaya, "Anjing emang tuh si Adys, pantes si Galang gak pernah menghargai Adys kayak cewek,"

"Lagi pula masalah apaan lagi sih?" Tanya lelaki yang sibuk dengan handphonenya yang kini duduk disamping Surya. Sam.

"Masalah konyol yang tiba-tiba dateng tanpa diundang," Sahut Ziah dengan jelas dan cepat tanpa ragu, memang benar kalau masalah itu diatas dasar pakaian.

Belum sempat dari mereka bertiga menjawab kini guru sudah datang dengan membawa beberapa buku paket baru untuk penduduk kelas ini.

"Attention please!" Seru guru lelaki itu yang langsung dijawab dengan keheningan kelas walaupun beberapa masih berbisik.

Guru itu heran karena penduduk XI MIPA 3 bisa tertib juga, "Loh tumben sekali kalian langsung paham dengan ucapan saya."

"Ya karena kita pengen bapak cepet-cepet keluar dari kelas." Ujar lelaki yang berada diujung sudut kelas dengan pakaian yang tidak bisa dibilang rapih sama seperti Surya maupun Sam.

"Andra Garandra." Geram guru tersebut namun tidak berlangsung lama guru tersebut langsung memanggil ketua kelas untuk membagikan buku paket itu.

Setelah mengatakan kalimat itu guru tersebut segera beranjak pergi keluar kelas dan disusul oleh lelaki dengan wajah yang tidak bisa dibilang standar dan jangan lupakan pakaiannya yang sama seperti ketiga lelaki tadi.

Lelaki itu masuk tanpa berucap dan langsung menuju kearah Surya, Surya yang peka dengan kedatangan temannya langsung melontarkan kalimat, "Ngapain lo? Ada apaan?"

"Ada yang jago gitar?"

Sam yang mengenal suara itu langsung melihat kearah orang tersebut, "Gue kan jago Lang," Ujar Sam dengan antusias.

DABELA [ hiatus ]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora