DABELA -7. Keceplosan

183 52 103
                                    

"manusia ngeselin adalah termasuk jejeran manusia baik"
-
-
-

Kini kesepuluh gadis tengah bercanda gurau didepan kursi mading hingga salah satu mereka tersadar akan keganjalan diantara mereka.

"Lo ngapa sih Din? Dari tadi kayaknya diem aja." Tanya Rani dengan heran dan dibalas gelengan oleh Aldina.

Ara yang berada disamping Aldina kini tengah berfikir keras dan ia mengetahuinya, "Lo masih gak bisa move on?" Bisiknya.

Aldina mengeluarkan nafasnya dengan berat, "Gue gak kayak gitu," Kalimat itu keluar seperti hembusan angin yang sangat pelan dan sekilas.

"JHAHAHAHAHAHAHAA ANJIR GOBLOK ISH APA BANGET SI RENO ANJIRRRR AHAHAHAHAA ISHHH APANSII GUEEEE GILA NGAKAK BANGET!" Tawa Dian yang membuat kesembilan gadis itu melihat kearah yang dituju Dian.

"JEU ANJIRRRR BEGO!! MALU!!" Sahut Herma tidak kalah dengan tawa Dian yang kini mereka hampir tertawa semua termasuk Aldina. Cie yang melupakan sejenak.

"WOI!! RENO!! KALO MAO BERENANG JANGAN DILAPANGKAN BEGO!! GAK BAKAL NEMU AIRNYA JING!" Teriak Raras yang dibalas gelak tawa oleh seluruh penjuru koridor.

"HEH, GUE JATOH ANJING!! BUKAN BERENANG! LAGI SIAPA SIH YANG NARO BATU DISINI," Omel Reno yang tengah menahan malu. Emang punya malu?

"Ish Ren, harusnya lo gak usah ikutan teriak, harusnya lo langsung lari tutupin tuh muka pake celana lo! Ih lo beneran malu-maluin." Kalimat polos itu sontak membuat Reno membulatkan matanya.

Amara memang bikin orang makin malu dengan kata-kata polosnya. Ish ish ish.

"Sialan lo Ra! Gak bakal gue bilang Fajrin kalo lo tadi nitip coklat." Reno langsung melanjutkan perjalanan yang tadi sempat terpause oleh para gadis itu.

Kalimat barusan membuat Amara mati kutu, tidak berkutik sama sekali dan menatap tajam punggung Reno.

"Ekhm, Ra? Bisa jelasin?" Tanya Ody yang sukses membuat keheningan kini kembali menyambutnya dengan gelak tawa.

"Ih, iya iya."

Kini ditempat lain 3 orang yang dianggap inti dari ekskul musik melihat kearah gadis yang baru saja diajak masuk oleh sang idola seluruh isi DABELA.

Gadis itu hanya menatap datar mereka karena dirinya tidak mengenali semua orang yang tengah menatapnya, "Ck." Decakan kecil itu mampu membuat lelaki yang membawanya mengerti.

"Mata lo," Kalimat itu mampu membuat mereka sadar.

Desis pintu terbuka membuat mereka mengalihkan pandangannya kearah pintu, "Haduh sorry gue telat, tadi ambil lirik-nya dulu dikam-"

"Loh? Ziah? Lo ngapain?" Tanya gadis itu kepada Ziah, lalu Ziah mengarahkan dagunya kearah Galang yang tadi membawanya kesini.

"Ngapain dia Lang?"

"Gitar," membuat gadis itu mengangguk paham, "Gue lupa Zih Lo bisa gitar." Ujar gadis itu.

"Gapapa Vin," Yap gadis itu Vinka salah satu orang terdekatnya saat masuk DABELA.

"Woi! Udah ayo cepetan aing laper anjir." Ujar Kenzo yang sibuk dengan drum sesekali memukul drum tersebut sambil melihat petunjuk papan kecil didepan drum tersebut.

DABELA [ hiatus ]Where stories live. Discover now