DABELA -5. Merah

159 54 22
                                    

Mereka bersebelas tengah bercanda gurau dipinggir lapangan yang masih banyak siswa-siswi beraktivitas olahraga pagi ataupun sekedar mondar-mandir tak tentu arah.

"Oh iya Zih, lo masuk kelas mana?" Tanya Vinka mengalihkan topik yang sungguh membuat dirinya tak ada habisnya menggoda temannya yang budak cinta.

"XI MIPA 3," Sahut Ziah sambil menatap kearah Vinka.

Yang lain langsung menatap kearah Ziah dengan tatapan tak terbaca, "Kok bisa?" Tanya mereka dengan serempak.

Ziah menyeringit tak mengerti, "Kenapa?"

"Lo gak sekelas sama kita Zih!" Tukas Rianty dengan cepat dan diangguki teman-temannya.

Ziah mengangkat kedua bahunya tanda ia tidak tau namun ia penasaran kenapa mereka seperti sangat aneh.

"Emang kalian dimana?"

"Gue, Aldina, Rianty, sama si Dian di kelas XI MIPA 5 terus si Amara sama Herma XI MIPA 2 sedangkan Rani sama Vinka dia di XI MIPA 6 abis itu yang terakhir Raras sama Ara dia di XI MIPA 4, lo bener-bener sendiri Zih," Jelas Ody sambil menunjuk orang-orang yang ia sebut secara bergantian.

Ziah mengangguk paham, "Yaudah berarti gue emang udah ditakdirin beda kelas sama kalian."

"HUAAAAAAA ZIAH!! KITA TUKERAN KELAS YUK! GUE MAU SAMA SAMMMMMM, DIA TUH DI MIPA 3 AAAAAAA ZIAH AYOK TUKERAN!!" Sahut Raras sambil menggerakkan kakinya yang tidak menentu arah.

"Yaelah bacot Lo bucin! Terus aja si Sam mulu," Cibir Dian sambil menoyor kepala Raras dengan pelan.

"Sirik aja Lo padinding!" Balas Raras dengan sarkas dan dibalas kembali oleh mereka dengan mata yang memutar malas.

***

Senin, 27 November 2018
Dimana hari yang paling menyebalkan untuk para siswa-siswi DABELA, karena pasti selalu diadakan upacara yang membuat mereka mengeluh akan penat berdiri bermenit-menit hingga jam dan yang ditemani oleh panas.

Gadis cantik tengah menyiapkan pasukannya untuk bersiap-siap bertugas dan disisi lain gadis cantik tengah menyiapkan barisan siswa-siswi.

"Aelah!! Gevan! Yang bener dong barisan Lo! Gue pites pala lo mampus!" Sarkas Herma dengan geram, Yap gadis cantik yang tengah menyiapkan barisan siswa-siswi itu adalah Herma.

"Heh kutil kebo! Terserah gue dong, emang ini sekolah punya bapak Lo?" Tanya Gevan dengan nada nyolot khasnya.

Kenzo yang berada di samping Gevan, meringis ketika melihat wajah Herma yang sudah merah menahan amarahnya, ia langsung menarik kerah baju Gevan dan berbisik, "Lo mau diterkam Ama si mba Herma? Liat gih mukanya udah berubah,"

Gevan langsung melihat kearah Herma sambil melihat muka Herma dengan teliti hingga membuat kerutan pada dahinya.

Gevan tersadar dan langsung berbisik kepada Kenzo, "Iya anjir, idih serem banget, gue liat abu vulkanik keluar dari ubun-ubunnya HELAH SEREM ZOO!!"

Kenzo melotot tak terima ketika Gevan teriak menyebut namanya yang masih dipantau oleh gadis itu, Kenzo benar-benar dibuat malu akan kelakukan temannya ini.

"Oh, Lo ngomongin gue?" Tanya Herma dengan datar dan tangan yang sudah dilipat didepan dada, Kenzo dan Gevan langsung salah tingkah atas ucapan Herma.

"Eh? E-enggak kok ma, iya ngga," Ucap Gevan yang langsung ditinggal pergi oleh Herma.

Disisi lain gadis cantik yang sedang menyiapkan barisan pasukannya agar tidak melakukan kesalahan ketika waktu sudah memulai, "Kalian udah siap?" Tanyanya.

DABELA [ hiatus ]Where stories live. Discover now