Yang sebenarnya terjadi...

58 11 6
                                    

Haloo semuaa, jangan lupa vote dulu yaa...

Lagu utk menemani,
Wayv_domino

Happy Reading^^

***

Perasaan sedih dan terpuruk yang tadi Radi rasakan kini berganti menjadi amarah dan kekesalan. Begitu pengumuman untuk penugasan mahasiswa baru Fakultas Ekonomi telah selesai, Radi langsung saja bangkit dan memutuskan pergi begitu saja. Farel yang sudah curiga sejak tadi memutuskan berlari mengejar Radi setelah sebelumnya sempat berpamitan singkat pada Rion dan Mario.

"Gue sama Radi duluan ya"

"Okeee gue kantin bentar sama Mario.. nih anak barusan udah makan, eh malah udah laper lagi sekarang" Mario hanya tersenyum lebar mendengar ejekan Rion itu. Meskipun mereka berdua baru mengenal kemarin, mereka sudah merasa cocok seolah sudah berteman sejak lama.

Farel hanya menganggukkan kepalanya lalu segera berlari mengejar Radi. Diluar gedung aula pertemuan, Farel bisa melihat Al menarik paksa Radi diikuti oleh Arga dan Devon, membuat Farel mau tak mau berlari mengikuti mereka juga.

"Lo kenapa hah? Gue nanya juga baik-baik ngapain ngegas!" Al berteriak marah. Bagaimana tidak? Moodnya sedang buruk sehabis bertengkar dengan Mikha dan berkelahi dengan Radi adalah hal terakhir yang Al inginkan. Ia sudah berusaha bersikap ramah meskipun hatinya tengah marah tapi apa yang ia dapatkan? Radi malah melampiaskan kekesalan cowok itu padanya.

"Kenapa sih?" Itu Farel yang baru saja tiba. Menatap Arga dan Devon dengan pandangan bertanya-tanya. Devon mendengus kesal mengalihkan pandangan.

Arga menepuk bahu Farel ringan lalu berbisik, "Al nanya baik-baik soalnya Radi keliatan bad mood eh malah diteriakin sama Radi...mereka bertiga tuhh..." Arga melirik Radi, Al dan Devon dengan ujung matanya, "gue yakin lagi ada masalah disini" lanjut Arga lagi memegang dadanya. Farel mengangguk mengerti.

"Udah berhenti semuanya...gue gak suka ya kalau kita berantem...berani lagi ngebacot tar gue hajar kalian gimana mau hah?!" Arga menunjukkan kepalan tangannya dengan kesal. "Emang kalian aja apa? Gue juga ada masalah hati...tapi gak ada gue bawa-bawa ke pertemanan kita kan!"

Syukur Arga masih waras meskipun hubungannya dengan Chika bisa dibilang tidak berjalan dengan baik.

Al dan Radi yang melihat amarah sangat kentara tengah ditahan mati-matian oleh Arga pun sontak beringsut mundur. Mereka menghela napas lelah sejenak sebelum akhirnya saling menatap kearah satu sama lain, menyadari kesalahan mereka.

"Sorry Di..."

"Sorry Al gue gak maksud tadi...buat bentak lo...gue cuma.."

Radi berhenti. Bahkan mengatakan kejadian yang dilihatnya barusan sangat sulit untuk dilakukannya.

"Kenapa Di? Lo bisa cerita sama kita" akhirnya Al berhasil menahan emosinya.

Arga yang tidak sabar pun mulai angkat bicara, "Ada masalah apa lo? Ceritaa! please lah dewasa dikit...udah kuliah juga sekarang..."

Radi menundukkan kepalanya, ia menyadari sikapnya sudah keterlaluan. Bahkan sampai semua sahabatnya nampak kehilangan kesabaran menghadapinya, akhirnya dengan pelan Radi mulai bercerita, ia juga tak sanggup menahannya sendirian, "tadi gue liat Metta dipeluk mesra sama Gio, trus gue juga liat mereka pergi bareng tadi"

Kini Farel yang berjalan maju, "hah? Metta sama Gio? Gak mungkinlah! Lo pasti salah lihat Di!"

Radi menggeleng dengan pasti, "gue yakin gue gak salah lihat ....Gio bahkan berani peluk mesra Metta dipinggang! Gak mungkin gue salah"

Please Say I Love You [END]Where stories live. Discover now