Remember Everything

58 11 3
                                    

Haloo semua, kuy vote dulu.

Udah vote? Harus vote ya.. wajib..usahakan...gampang kok..

Lagu utk menemani, (jujur aja ak lg sering dnger lagu blue nya onew shinee in case kalian gak tau, juli ini dia mw balik wamil dan lagu blue dia tuh sumpe dah such a masterpiece^^) kalian jg kdu wajib dngerin ya, sekeren itu dongg pokoknya smua org perlu melihatnya dah ah..

Happy Reading~~

***

"Kalian berempat ngapain kesini?"

Jam baru menunjukkan pukul 21:30 malam. Setelah beberapa lama bermain di festival, bertengkar dengan Metta dan memastikan.gadis itu sudah sampai dirumah dengan aman, Radi memutuskan menjalankan mobil teslanya ke club Al dan mulai mabuk-mabukan. Seperti biasa. Ia benar-benar merasa sakit saat ini.

Al, Devon, Arga dan Farel tersenyum samar menanggapi pertanyaan ketus Radi, "Karena lo ada disini" sahut Al singkat. Ia memilih untuk duduk dihadapan Radi dengan santai.

"Ngapain cari gue?" Radi menenggak segelas vodka ditangannya, memilih menatap kearah lain ketimbang sahabat-sahabatnya. Perasaannya sedang kacau. Ia tak mau berakhir menangis seperti laki-laki pengecut.

Al menghela napas lelah, ia lantas merogoh saku pakaiannya, men-scroll layar ponselnya dan menghubungi Ferry, "kosongin club ini dalam waktu setengah jam, kalau ada yang maksa, kasih pelajaran, gue butuh ketenangan" sahut Al lalu mematikan sambungan teleponnya lebih dulu.

Arga dan Devon hanya mengangkat bahu, membiarkan Al melakukan apapun yang diinginkannya sementara Farel menganga karena kaget. Bayangan akan kekacauan yang akan terjadi disekitarnya sebentar lagi. Dan benar saja tak butuh waktu lama Ferry dan beberapa teman bodyguard nya langsung merengsek masuk.

"Silahkan pergi...pergi semuanya...clubnya tutup" Ferry bicara pelan namun akan berteriak jika ada yang membantah.

"Ahhh..apa-apaan nihh...kacau..." berbagai bentuk protes dilayangkan oleh beberapa pelanggan club yang saat itu tengah sibuk minum-minum dan menari.

Farel berjengit antara kagum dan miris karena benar saja bahkan tak sampai tiga puluh menit, keadaan club sudah sepi total, "udah beres bos" sahut Ferry melapor, sementara Al hanya mengibaskan tangannya pelan.

Radi sendiri hanya diam, memilih menunggu. Ia tak mau repot-repot bertanya sebab ia tau Al lebih mengerti dirinya dan juga pria itu pasti punya alasan dibalik setiap tindakannya.

Semuanya hanya diam. Al sendiri malah menuang minuman vodka kedalam gelas mini dan menenggaknya.

"Ngapain sih kalian?" Merasa tak tahan akhirnya Radi menyuarakan keingintahuannya. Ia berpikir Al akan bicara tapi sama saja. Cowok itu malah menenggak minuman vodka yang tengah diminumnya sesuka hati, yah meskipun memang minuman ini punya Al juga dan Radi memang jarang bayar kalau kemari. Yah namanya aja persahabatan. Al sendiri juga gak mengizinkan temannya membayar minuman kalau datang bertandang. Mereka akan diperlakukan secara khusus, sehingga semua pegawai mulai dari kasir, bartender hingga bodyguard di club Al ini mengenal siapa-siapa saja sahabat dekat bosnya itu.

Al hanya terkekeh pelan. Farel sendiri malah cemberut, membuat Devon menepuk bahunya sambil tersenyum. Gimana gak cemberut coba? Farel sendiri masih diperlakukan seperti layaknya adik kecil yang harus dilindungi dan tidak dirusak sehingga setiap kali cowok itu datang, ia tidak akan diperbolehkan untuk minum-minum dan sebagai gantinya, ia akan selalu disuguhi susu strawberry meskipun akhir-akhir ini cowok itu memilih untuk tidak menerimanya lagi mengingat ia masih punya rasa malu dengan sang pacar baru---Freya yang pasti akan menertawainya habis-habisan jika sampai gadis itu tau. Intinya Farel iri saja melihat yang lain minum-minum dan tampak keren sedangkan ia masih seperti anak kecil.

Please Say I Love You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang