Pagi yang kacau

102 23 3
                                    

Haloo akhirnya gue up juga..

Kuy vote dulu..

Udah?

Udah bner?

Yakin udah?

Oke lanjutt...

Lagu utk menemani,
ONEW SHINee_in your eyes

***

Silau. Sepasang matanya mendadak silau saat tubuhnya berbalik. Perlahan namun pasti, Metta membuka matanya lebar-lebar, dan sesuai dugaannya hanya ada satu orang didunia ini yang akan menganggu tidur nyenyaknya, siapa lagi kalau bukan bang Ardan.

Metta mengulet, bukannya bangkit dan duduk, ia malah berbaring membelakangi gorden kamarnya, memilih untuk memejamkan mata lagi, berniat untuk kembali memasuki dunia mimpi.

"Metta bangunnn.. lo bisa telat, ini udah jam setengah 8 ta.."

Ardan menarik selimut adiknya dengan keras. Ia terdiam sejenak saking lelahnya, ini gue bangunin manusia apa kebo sih.. kesal juga Ardan lama-lama.

Metta mengerjap. Yang bisa didengarnya hanyalah "bangun" "telat" dan "jam setengah 8"

Setelah berhasil menggabungkan keseluruhan kalimat, Metta langsung terduduk dan berteriak, "kok bang Ardan baru bangunin sih? Gue telatttt" teriaknya bangkit.

Ardan hanya geleng-geleng kepala saat melihat Metta meraih handuknya, kemudian membuangnya sembarangan saat dirasa tidak ada waktu untuk mandi, "ih Metta lo jorok banget, seenggaknya cuci muka sama gosok gigi dulu sana"

Asli Ardan gak habis pikir, punya adek cewek satu-satunya kok ya nggak ada cewek-ceweknya banget sih. Cewek luaran sana atau adik perempuan dari temannya yang sering Ardan perhatikan pasti selalu mementingkan penampilan meski telat sekalipun, tapi kok bisa beda banget sama Metta, mau telat mau enggak, anaknya malas banget sama yang namanya dandan, palingan juga cuma bedakan dikit sama pakek lipgloss itupun kalau otaknya lagi bener.

Metta mengangguk, ia bergegas kembali ke kamar mandi, menggosok gigi dengan kecepatan kilat, membasuh wajah dengan air lalu langsung mendorong kakak tertuanya pergi keluar, "gue mau ganti baju bang, lo ngapain sih betah banget dikamar gue"

Selesai berganti pakaian, Metta mengambil karet diatas meja rias sebelum akhirnya hanya memilih untuk mencepol rambutnya asal-asalan. Dengan gerakan cepat ia memakai kaos kaki dan sepatu sebelum akhirnya berlari turun.

"Gak mau sarapan?"

Metta menggeleng, kemudian mengedarkan pandangan ke sekeliling ruangan, "bang Kenzo mana?"

Ardan mengangkat bahu, dan Metta sudah paham betul maksud pria itu tanpa perlu bertanya lagi. Artinya bang Kenzo tidak pulang kerumah sejak semalam dan mungkin pria itu lagi-lagi menginap dirumah temannya yang rata-rata cowok brengsek semua. Mirip abangnya juga lah.

"Yaudah gue berangkat dulu bang" beda halnya dengan Kenzo, Metta sangat menghormati Ardan. Ia mencium pipi kakak tertuanya itu sekilas sebelum akhirnya mencomot roti diatas meja dan menggigit, mengunyah lalu menelannya dengan cepat.

"Gue anter ya..."

Metta menggeleng, "gak usah bang, naik bus ajalah, gampang"

"Yakin?"

"Iya kalau gak ada bisa mesen ojol, gampang lah pokoknya, abang siap-siap ke kantor aja daripada bos abang ngomel-ngomel lagi kan"

Ardan mengangguk. Ia hanya menatap Metta yang berlari kecil kedepan rumah.

Please Say I Love You [END]Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu