Penyesalan

74 15 3
                                    

Halooo aku update lagi:))

Lagu utk menemani,
SHINee_replay (menuju 12th anniversary)

Happy Reading^^

***

"Lo serius mau diem disini? Gimana kalau bang Ardan nyariin lo nanti?"

"Udah sms bang Ardan tadi, gue bilang nginep dirumah Angel buat nugas, Lagian juga males pulang, nanti ketemu Bang Kenzo, bawaannya makin emosi.." sahut Metta pelan, ia datang mendekat kearah sofa dengan selimut tebal ditangannya.

"Gak boleh gitu.. sebelumnya gue gak tau kalau Kenzo segitunya suka sama Sarah..."

Mendengar nama gadis itu membuat emosi Metta makin meroket. Pertama gadis bernama Sarah itu telah menyakiti kakaknya, membuat abangnya itu gelap mata sampai memfitnah Radi segala, dan alasan kedua....karena gadis itu mantannya Radi. Metta jelas cemburu saat mengetahuinya.

"Jangan sebut nama dia lagi..."

"Siapa? Kenzo? Dia juga abang lo..."

"Bukan bang Kenzo..." nada gadis itu seolah ingin berteriak tapi tertahan.

"Terus?" Kalau saja Metta tidak kasihan dengan kondisi Radi yang nampak masih terpuruk, Metta yakin ia sudah menghajar Radi habis-habisan, bisa-bisanya cowok itu gak peka begini..huh! Menyebalkan!!

"Sarah....jangan sebut nama dia lagi....gue gak suka.."

"Ken---"

"Karena gue cemburu! Udah gausah banyak tanya, sekarang lo tidur" Radi tersenyum, ternyata begini rasanya dicemburui oleh gadis yang kita suka.

"Lo tidur dikamar gue ya..pintunya gak usah dikunci"

"hah?" Refleks gadis itu berteriak. Radi yang tadi sudah tiduran disofa lengkap dengan selimut yang dipasangkan Metta, memilih bangkit duduk lalu menatap Metta lekat-lekat.

"Biar gampang masuk kalau ada apa-apa"

"Tapi--"

"Gue gak akan masuk seenaknya, lo tenang aja.. kalaupun gue mau nyerang lo, gue bisa lakuin itu disini dan lo akan mendesah nyebut nama gue dengan senang hati..."

"Ih apaan sii Rad, kalau ngomong tuh difilter dikit, lo sendiri yang bilang gitu tadi!" Metta kesal setengah mati sekarang, tampang Radi benar-benar tampak menyebalkan.

"Ya lagian lo juga sih natap gue kayak tatapan yang nggak-nggak, gak usah mikirin yang aneh-aneh, gue sayang sama lo, dan gue gak akan pernah ngerusak lo, paham?"

Mendengar ucapan Radi, wajah Metta kontan memerah karena malu. Ia mengangguk pelan kemudian bangkit dan naik ke lantai 2, kearah kamar Radi dengan perasaan senang.

***

Hari ini hari Sabtu. Syukurlah. Metta sendiri masih enggan bangun. Ia mengulet, merasa nyaman diranjang ini setelah sekian lama tidak tidur disini. Padahal selama ini ia hanya tidur beberapa kali diranjang ini tapi benar-benar membuatnya nyaman.

Aroma masakan menguar hingga ke kamarnya. Metta memilih bangkit dan menuruni tangga dengan langkah pelan. Didapur Radi tengah memasak sesuatu dengan celemek terpasang ditubuhnya.

"Lagi ngapain?"

"Oh dah bangun?" Metta mengangguk saja mendengar pertanyaan Radi, "mau nyobain telur goreng buatan gue gak?" Metta mengangguk, dengan senang hati Radi menyuapi gadis itu telur goreng buatannya.

"Gimana? Enak?"

"Lo ngebet nikah ya?"

"Hah? Kenapa? Kok bahas nikah-nikahan? Ini gue atau lo yang ngebet nikah?" sahut Radi sambil tersenyum jail.

Please Say I Love You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang