Devastated

56 14 5
                                    

Haloo vote dulu yuk:)

D-1 for 12thSHINeeAnniversary^^

Lagu utk menemani,
SHINee_aside

Happy Reading~

***

Metta memilih berjalan kaki. Sial dadanya sesak terus sedari tadi, sebab ia tak kunjung berhenti menangis. Ini yang Metta takutkan. Kehilangan seseorang yang berharga untuk Metta. Ia benar-benar bisa gila sebentar lagi. Ingatan akan kecelakaan fatal yang menimpa ia dan orang tuanya pun kembali berputar bak kaset rusak diotaknya. Kedua kaki Metta lemas seketika. Ia bahkan tak punya tenaga untuk berjalan lagi.  "Brengsek...... penipu.... pembohong ...shit shit shit shit sial fuckkkk!!" teriak Metta marah. Ia berjongkok dan memilih menyandarkan diri pada tembok salah satu rumah yang ada di kawasan Merta Rahayu.

Tangisnya makin keras. Ia benar-benar merasa sakit hati akan perlakuan Radi. Bagaimana bisa cowok itu tega melakukan hal ini padanya? Kenapa tega?! Apa salah Metta? Gadis itu memukul-mukul dadanya sendiri. Kawasan Merta Rahayu seperti biasa sudah tampak sepi, lenggang, dan damai. Hal itu membuat suara tangis Metta terdengar nyaring memecah kesunyian malam itu.

"Brengsek fuck fuck shit" baru kali ini Metta merutuk separah ini. Selama ini tak pernah sekalipun ia berkata kasar meski hatinya begitu sakit. Tapi pengecualian hari ini. Ia benar-benar sakit hati.

Ia memutuskan bangkit, membiarkan dirinya berjalan dengan kaki telanjang. Satu tangannya menenteng high heels yang sengaja ia gunakan untuk hari yang ia kira akan jadi spesial, Metta berdecih, susah-susah ia berdandan, menata dirinya agar terlihat menarik, nyatanya Radi tidak berpikir demikian, bahkan cowok itu saja sudah jijik padanya. Jadi percuma semua ini sia-sia.

Rumah Metta sudah dapat dilihatnya didepan mata. Sebelum masuk ia sempat melirik kearah rumah Radi yang masih gelap. Sepertinya pemiliknya belum kembali. Padahal Metta sudah berkeliaran tak tentu arah selama dua jam lebih.

Dengan tangan gemetar karena kedinginan, Metta membuka pintu gerbang rumahnya. Sial.. pintu utama dikunci. Dengan terpaksa Metta mengetuk pintu rumahnya sedikit tidak sabaran. "Gak sabaran bang---LOHH TAAA?!"

Kenzo yang baru saja membuka pintu rumah, dikagetkan setelah melihat adiknya datang dengan mata sembab dan yang jauh lebih mengejutkan---gadis itu ambruk dalam dekapannya. "Loh Taa.. bangun Ta.. lo kenapa?"

Dengan sigap Kenzo menggendong adiknya ala bridal style dan membaringkan gadis itu diranjang, "astaga demam..."

Kenzo menatap cemas adiknya yang menangis sambil mengigau, "jangan pergi hhhhhhh jangannnn hhhhhhh pergi--------hiksss" dan air mata mengalir diujung mata gadis itu yang masih menutup.

***

Setelah memastikan Metta sudah sampai dirumahnya, pria itu langsung menjalankan mobil tesla nya kearah klub salah satu sahabat dekatnya, Al.

Ia langsung saja datang, melirik kesana kemari. Suasana Club benar-benar ramai. Ia dengan sengaja mengambil minuman yang sejujurnya pesanan orang lain, "hhhhh vodka" sahut Radi singkat, membuat cowok yang awalnya memesan vodka itu marah, syukurnya pelayan disitu kenal Radi adalah sahabat bosnya. Mereka meminta maaf dan menyediakan vodka lagi untuk pria itu.

"Kasih minuman paling kuat disini..gue butuh yang kuat buruannn!" Teriak Radi marah.

Pelayan pria yang dari nametag nya bernama Gilang itu mengangguk kemudian memberikan long iced tea pada Radi yang langsung diteguk dengan gerakan cepat hingga tandas.

Pandangan Radi agak kabur, meski menenggak bergelas-gelas long iced tea, vodka bahkan whiskey, pria itu masih saja tak bisa melupakan ekspresi terluka gadis yang dicintainya.

Please Say I Love You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang