Save Me

61 15 4
                                    

Haiii aku update lagi kan sesuai janjiku tadi:))

Lagu utk menemani,
(Ur last playlist) hahhaa apa ajalah lagunya boleh..

Part ini agak spesial, jd yah cari refrensi lagunya sendiri aja ya^^
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Warning 18+++
Scroll sampai kebawah jika belum merasa ckup umur, atau back dan diskip juga boleh

Jika masih ingin membaca kondisikan sndiri..

Dosa ditanggung msing2 orang

Okayy here we go~~

Happy Reading^^

***

Al menoyor kepala Radi kesal, "kalau bego gausah dipelihara, bapernya nantian aja, bisa kan? Gini ya Rad kita gak tau apa yang terjadi jadi sebaiknya lo gak tarik kesimpulan sesuka hati lo paham? Yuk berangkat..."

Akhirnya mereka berempat pergi ke cafe Sean. Masing-masing dari mereka membawa mobil tesla mereka sendiri. Keempat mobil mewah itu melaju dijalanan, berbaris kebelakang, mulai dari mobil Radi, Devon, Al dan Arga.

***

"Hhhhhhhhh...nmmmmphhhhhh...... lepassss......mmhhhhmmmm..." Metta ngerasa hancur, dengan seenaknya Sean mencium bibirnya, Metta gak bisa ngelawan, tengkuknya ditahan oleh tangan kanan Sean, sementara tangan satunya masuk kedalam.pakaian Metta meraba perut datar Metta dengan gerakan sensual.

"Mmmmhhhh lepas Sean---mmhhhhh..." lagi Sean menciuminya dengan kasar. Air mata sudah meleleh dikedua ujung mata Metta. Ia menyesali keputusannya datang kemari.

Tak selesai sampai disana, dengan kurang ajar Sean ingin merobek pakaian Metta, dengan kekuatan cowok itu kain bajunya sudah sobek dari bahu ke lengan. Metta benar-benar merasa tidak berdaya sekarang.

"Hhhhhhh..." tanpa sadar Metta malah mengerang seperti itu saat Sean menggigit lalu menyesap leher jenjangnya. Mungkin sekarang tindakan Sean sudah berhasil meninggalkan bekas-bekas kemerahan disana.

"Lepasin gue Sean.. please.. gue takut.. Sean..." dengan sisa kekuatannya Metta terus memohon, tapi Sean sepertinya tuli dan terus menyesap leher gadis itu.

"Gak akan ada yang bisa milikin lo..gue tau Radi.. ego dia terlalu tinggi, dia gak akan makek bekas musuhnya sendiri"

Katakan saja Metta gila, tapi nyatanya ia menangis semakin keras saat Sean megatakan hal itu. Sudah dipastikan Radi tidak akan sudi memandangnya nanti. Siapa yang akan sudi? Dirinya saja sudah kotor begini sekarang.. Metta tidak akan menyalahkan Radi...

"Ahhh Seann.. Sean..jangan..." tapi terlambat. Sean benar-benar merobek pakaian Metta lebih lebar dari sebelumnya, kini menampakkan bra gadis itu, Sean yang melihatnya kembali tersenyum puas.

"Ikut gue..."

Dengan tidak manusiawi Sean menarik rambut Metta, memaksa gadis itu masuk kedalam sebuah ruangan yang sepertinya kamar tidur khusus dicafe itu. Suasananya gelap karena tidak ada celah dari luar. Lampu masih dimatikan dan Metta dijatuhkan keranjang, sementara Sean menindih tubuhnya. Pria itu kembali menciumi bibir Metta dengan paksa sambil tangan satunya membuka restleting celana gadis itu, "mmmmmphhhhhh----"

Cowok itu menurunkan sedikit celana Metta, gadis itu mengerang ketakutan. Dengan cepat Sean membuka pakaiannya lalu beralih pada celananya sendiri melemparnya dengan asal-asalan. Metta menangis saat melihat Sean menindih tubuhnya hanya dengan celana boxer yang dikenakannya.

Please Say I Love You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang