Good Bye

71 15 5
                                    

Haloo gw update lg dong:)) vote dlu kuyy^^

Lagu utk menemani,
SHINee_selene 6.23

update yg cpet ini gw dedikasikan menuju 12th anniversary SHINee~ (takutnya bsk2 gw sbuk kan) wkwkwk

Happy Reading^^

***

Ardan masih terdiam diruang tamu. Pikirannya kacau. Ia sudah mendengar Sean digiring ke kantor polisi. Itu tandanya pria itu benar-benar berniat melecehkan adiknya. Jujur Ardan masih syok, ia tak menyangka pria yang selama ini ia anggap sebagai adiknya sendiri tega melakukan hal kotor itu pada sahabat masa kecilnya sendiri?! Kenapa bisa?

Suara daun pintu yang ditutup terdengar cukup keras, seolah dibanting begitu saja. Ardan bisa melihat Kenzo datang dengan wajah datar tanpa ekspresi.

"Dari mana aja?"

Bukannya menjawab, Kenzo malah balik bertanya, "Metta dimana bang?"

Ardan menghela napas berat, "ada....dikamarnya.. dia masih syok, tadi bahkan dia hampir mau bunuh diri lagi... tapi syukurnya ada Radi.. dari tadi Radi terus ada disana buat nenangin Metta.."

Kenzo langsung berjalan ke kamar Metta. Ia mengetuk pintu sekali lalu langsung membuka pintu lebar-lebar. Disana tampak Radi dengan posisi setengah tidur, duduk dan bersandar di kepala ranjang, dengan posisi memeluk Metta yang sudah tertidur di dadanya.

Sejujurnya Kenzo tidak tau, ia masih tidak terlalu suka, tapi melihat adiknya bisa tertidur damai bahkan tanpa obat tidur, Kenzo sadar betapa berartinya Radi untuk adiknya.

Dengan miris Kenzo memperhatikan adiknya, leher dan pergelangan tangannya memerah bahkan ada banyak luka baru disana, pasti itu luka akibat percobaan bunuh diri atas apa yang sudah dilakukan Sean hari ini. Brengsek!! Kenzo merasa kecolongan!! Ia benar-benar ingin membunuh Sean sekarang...

Radi yang tidak tidur sepenuhnya membuka mata menatap Kenzo yang terdiam diposisinya berdiri, "dia baru bisa tidur setelah seharian nangis" sahut Radi berusaha bicara sepelan mungkin berharap tidak mengusik tidur damai Metta.

Kenzo mengangguk pelan, "gue tau...yaudah tidur..besok ada yang mau gue bicarain"

Radi mengangguk paham, memilih tidak bicara lagi melihat Metta bergerak pelan dalam tidurnya.

Kenzo pun tak bicara lagi, ia kembali keluar dan menutup pintu rapat-rapat.

***

Hari ini hari Minggu. Syukurlah. Metta sendiri masih enggan untuk bangun, jujur aja sekujur tubuhnya sakit semua, tindakan kasar Sean kemarin masih terngiang-ngiang dipikiran Metta. Ia ingin menangis tapi tidak bisa, yang ada dipikirannya hanyalah bagaimana cara mengakhiri hidup, ia sudah berusaha melukai dirinya sendiri, tapi ia memutuskan untuk tidak memikirkannya lagi sebab Radi selalu ada disisinya memberinya kata-kata menenangkan.

Metta perlahan membuka matanya. Pemandangan pertama yang dilihatnya adalah Radi yang tampak tertidur dengan damai. Masih segar dalam ingatan Metta bagaimana perlakuan manis Radi padanya kemarin malam.

"Lo pasti bakal jijik sama gue..lo pasti..." Metta bahkan tidak berani melanjutkan ucapannya sendiri. Membayangkan Radi meninggalkannya saja sudah sanggup menghancurkan Metta.

Radi menggeleng, "gue akan selalu ada disisi lo, jangan takut.. gue udah pernah bilang kan perasaan gue ke lo gimana.. harusnya lo dah paham..."

"Dia ..dia cium gue...maksa...dia..."

"Ssshhhhh.. dimana dia cium lo? Disini?" Radi menyentuh bibir Metta sekilas, suara gadis itu tercekat ia sampai tak bisa menjawab, ia hanya menganggukkan kepalanya, dan disana Radi mencium bibirnya pelan. Metta sampai menutup matanya dan bisa dilihat liquid bening mengalir diujung matanya. Ia takut tapi ia terus mengatakan bahwa Radi-lah yang menciumnya bukan Sean.. ini Radi orang yang Metta cintai.

Please Say I Love You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang