Chapter IX

1.6K 49 0
                                    

Hari ini adalah hari kelulusan sekolah , hari dimana mereka berdiri di atas sekolahan , hari dimana mereka berpisah.

Hal paling menyedihkan dalam hidup adalah ketika kita harus melepas orang orang yang berada di sekeliling kita.

"Kita masih bisa kumpul kaya ginikan"ucap Bryan menunjukkan ekspresi sedih.

"Masih bisa kok"ucap Bella.

"Tapi kita kumpul ga kaya dulu lagi , kita udah beda jalan"ucap Ramadhan.

"Waktu begitu cepat berlalu seperti hembusan nafas"ucap Rey.

"Kita semua harus mempunyai rencana hidup , mulai sekarang kita akan berpisah tapi lu tetep sahabat terbaik gua"ucap Bryan.

Setelah melakukan proses kelulusan mereka saling berpisah satu sama lain . Kabarnya Bella dan Ramadhan melanjutkan kuliah di salah satu Universitas Swasta yang terkenal dikota tersebut.

Sedangkan dengan Rey , kabarnya dia telah mengikuti pelatihan Academy militer. Apa yang dicita citakan selama sekarang terwujud.

Bryan sendiri , ia melajutkan kuliah di salah satu Universitas Negeri. Tak tahu apa karena keberuntungan atau apa karena Bryan terkenal dengan siswa yang sangat pemalas namun dapat masuk ke Kampus Negeri.

Pagi itu, Bryan pergi menuju kampusnya karena memang tidak jauh dari lokasi rumahnya , dia berangkat sedikit siang.

Teman yang pertama kali mendekatinya adalah Zein , ya nama yang cukup bagus untuk dia yang mempunyai perilaku tidak bagus haha.

Zein adalah lulusan dari sekolah yang menjadi musuh berat Bryan , tidak disangka-sangka sekarang mereka sedekat itu. Dulu Zein sangat membenci Bryan tapi sekarang Zein menjadi teman akrab Bryan.

Percayalah semakin kita membenci seseorang , semakin dekat sosok tersebut kepada kita, jangan terlalu membenci seseorang berlebihan, terkadang benci bisa saja menjadi cinta.

Bryan pun bangun dan seperti biasa dia datang siang kebetulan jam pelajarannya pun siang.

Sesudah sampainya di kampus Zein pun langsung menyapa Bryan dengan terlihat raut wajah seperti bangun tidur.

"Orang mah mandi Yan , kalo mau ngampus mah"

"Ye brengsek , gua udah mandi"

"Mandi apaan , belek masih dimana mana gitu" ucap Zein nada meledek.

"Hahaha , yaudah yuk masuk kelas"

"Yuk"

Mereka pun berjalan , kebetulan Bryan mengambil fakultas teknik seperti bidang dia sewaktu sekolah dulu.

Sewaktu jam istirahat mereka pun berkeliling kampus untuk melihat lihat suasana kampus tersebut.

Mata Bryan terfokus dengan salah satu wanita , seperti sedang bertengkar dengan seorang salah satu siswa laki laki.

"Zein , kayanya ada yang berantem gitu deh"

"Yang mana Yan?"

"Itu lho liat , massa ga liat si"ucap Bryan sambil menunjuk ke arah wanita tersebut.

"Lah iya , samperin yuk?"

Mereka pun berjalan menghampiri wanita tersebut dan alangkah kagetnya Bryan melihat wanita tersebut , tidak disangka sangka wanita tersebut adalah Novi.

Setelah pesta malam itu bryan tidak pernah lagi mendapatkan kabar tentang Novi , nomernya pun tidak aktif lagi.

Ternyata dia adalah Jefri mantan yang kini sudah kembali kepada Novi , sepertinya mereka sedang bertengkar.

"Dasar cewe murahan , mau ya kamu jalan sana sini" Jefri menampar Novi.

"Aku cuman di anterin pulang aja , aku ga ngapa ngapain sama dia"ucap Novi sambil menangis.

Melihat itu Bryan pun berlari menghampirnya , berniat menghentikan pertengkaran tersebut.

"Bro , bro , bro sorry ni ya , kalo sama cewe jangan kasar" ucap Bryan sambil melerai.

"Lo gausah ikut campur , mau sok jagoan lagi lu" nada tinggi.

"Ya lo seharusnya tau , kalo ada masalah sama perempuan tuh selesainnya jangan di tempat umum , gapunya malu atau gimana?"

"Biar semua orang tau kalo dia itu lont*"ucap Jefri dengan sangat kerasnya.

"Jaga omongan kamu ya , aku dididik orang tuaku bukan jadi pelacur kaya gitu"Novi menampar Jefri.

"Diem lo pelacur"Jefri menampar balik Novi.

Tidak pakai lama lama akhirnya Bryan pun memukul Jefri , pukulan demi pukulan diberikan kepada Jefri hingga membuat Jefri tak sadarkan diri.

Kehebohan yang terlihat membuat para mahasiswa mahasiswi memisahkan pertengkaran mereka dan sebagian mahasiswa menyelamatkan Jefri yang terjatuh pingsan.

"Lo gapapa Nov"

"Aku gapapako , makasih ya kamu jadi orang yang sering ngebantuin aku"

"Iya , cowo kaya gitu pantes dikasih pelajaran"

"Lo udah tau cowo kasar begitu kenapa masih mau si ama dia , lo yang bodoh apa gimana?"

"Waktu aku kecelakaan , dia ada disamping aku dan orang tuaku juga bilang kepadaku , kalo dia akan berubah"

"Aku percaya , karena sesampainya aku lulus sekolah dia sangat baik denganku" ucap Novi melanjutkan kata-katanya.

"Tapi akhir akhir ini , dia mulai sering main tangan denganku"

"Apa lo masih mau bertahan sama cowo yang gapernah ngehargain perasaan perempuan"

"Kayanya aku bakal mutusin dia , aku sakit hati karena di katain pelacur sama dia"

Tak lama akhirnya dosen pun datang menghampiri Bryan yang sedang berbicara dengan Novi.

"Nama kamu siapa" ucap Dosen.

"Bryan pak"

"Bryan kamu ikut keruangan saya"

"Ya pak"

Bryan pun pergi meninggalkan Zein dan Novi , mungkin karena perkelahiannya dia dihukum.

Setelah berbicara dengan Dosen akhirnya dia hukum untuk membersihkan kamar mandi.

" Untung aja, cuman ngebersihin kamar mandi, lah kalo disuruh berjemur item dah gua hahahahaha" gumamnya dalam hati.

LIAR (21+)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora