Sejarah Singkat Kota Instanbul

624 1 0
                                    

Makanan mie instant sudah selesai mereka makan, bekas-bekas piring dan gelas sudah mereka kembalikan ke tempatnya masing-masing. Suara mobil sudah terdengar. Kini mereka siap untuk pergi ke Cappdocia, namun sebelum pergi mereka memakai baju yang tebal dan hangat karena cuaca di luar sedang turun salju.

"Ayo kita berangkat, mobilnya udah dateng" Ucap Bryan.

"Ayo. Oh iya gais. Jangan lupa pakai, pakaian yang tebel yaa, soalnya lagi turun salju" Saut Rey.

Mereka keluar rumah dan masuk ke dalam mobil yang sudah menjemput dia untuk pergi ke Cappadocia. Mereka berjalan mengarah ke tempat yang sudah di sepakati bersama, di perjalanan mereka semua melihat jalanan yang di penuhi oleh pemandangan-pemandangan khas Turki, banyak kucing-kucing liar di sana, namun kucing-kucing tersebut sangatlah lucu dan mengemaskan "Liat deh kucingnya. Gemuk-gemuk ya, walaupun liar tapi kayanya kehidupan mereka ke jamin banget" Ucap Novi. Dita pun menjawab ucapan yang di lontarkan oleh Novi "Lah. Emang kamu engga tau Nov, kalau di sini. Kucing-kucing itu banyak yang ngasih makan, dari pengunjung sampai pemerintah  ngasih makan kucing" Jawab Dita.

"Beda ya sama tempat kita, kucing-kucing liar sering di siksa. Padahal mereka cuma minta makan sedikit dari makanan kita. Tapi seolah-olah mereka kaya racun bagi orang" Ucap Novi kesal.

"Iya makannya gua, ngajak maen ke Turki. Biar kalian lebih luas pandangannya, suatu saat nanti gua bakal ngajak kalian lagi ke luar negeri, entah itu kapan dan dengan siapa aja yang bisa datang. Cita-cita gua dari zaman sekolah cuma satu yaitu ngajak kalian bareng-bareng keliling dunia" Saut Rey.

"Semoga kita bakal di satukan hingga hari tua nanti ya, jangan ada penghianat di antara kita. Kita jalanin keluarga ini sampai maut yang memisahkan" Jawab Bella.

"Amiin yang kenceng" Saut Zein.

Perjalanan yang cukup panjang, membuat mereka hampir saja malas. Namun rasa malas mereka di bayarkan oleh keindahan Cappadocia, mereka pun sampai di Cappadocia, pemandangan yang bagus terlihat dari bawah. Banyak balon-balon yang berterbangan, mereka pun turun dari mobil dan menghirup udara yang cukup memanjakan paru-paru mereka.

Cappadocia terkenal sebagai tempat wisata balon udara paling populer di dunia. Kota seakan menjadi ikon wisata di Turki, karena keindahan dan keunikannya. Aktivitas utama yang wajib dilakukan di Cappadocia tentu saja naik balon udara sambil menikmati bentang alamnya yang menakjubkan.

"Tau gak fakta tentang Cappadocia?" Tanya Rey.

"Apa?" Jawab Wulan.

"Nama Cappadocia berasal dari bahasa Persia 'Katpatuka,' artinya negeri kuda yang indah. Sebab, warga setempat masih banyak yang naik kuda" Jawab Rey.

"Pantas aja banyak kuda anjir" Saut Ramadhan.

"Ya udah ayo naik balon udara. Gua ga sabar anjir" Saut Bryan.

"Gassss" Jawab Zein.

Mereka berjalan ke arah tempat karcis untuk mereka naik balon udara tersebut, Bryan, Ramadhan, Zein, Bella, Dita, Novi dan Wulan menunggu Rey yang sedang bertransaksi untuk naik balon udara. Karena hanya Rey yang bisa bahasa Turki, sedangkan yang lain hanya pandai berbahasa inggris saja. Setelah bertransaksi dan bernegosiasi akhirnya Rey memesan 2 balon udara, di mana 1 balon udara di tempatin Bryan, Rey, Bella dan Dita. Sedangkan balon yang 1 lagi di tempati oleh Ramadhan, Zein, Bella dan Wulan.

Bryan naik ke dalam balon udara "Ram. Tar di atas, kita saling foto satu sama lain ya, lumayan buat feed instagram gua. Awas aja kalo kaga aesthetic" Teriak Bryan ke Ramadhan. Ramadhan pun menjawab "Oke siap Direktur Utama" Jawab Ramadhan. Perlahan balon udara tersebut mulai naik ke atas, benar-benar pemandangan yang luar biasa dari atas balon udara, pemandangan yang sangat indah.

"Sayang. Tolong fotoin aku sama Dita dong" Ucap Novi.

"Biar gua yang moto aja Nov. Bryan ga bisa moto" Saut Rey.

Rey pun memoto Novi dan Dita menggunakan handphone yang Rey miliki. Tak lama kemudian "Fotoin gua juga dong, bareng sama Novi sama Dita" Ucap Bryan. Bryan pun menyelip di antara mereka berdua, posisi Bryan berada di tengah-tengah, Rey pun memoto Bryan. Mereka saling bergantian, sesampainya di ketinggian sesuai dengan peraturan tempat tersebut, Bryan berteriak ke arah Ramadhan "Woi Ramadhan. Fotoin gua berempat" Teriak Bryan dengan amat sangat keras. Ramadhan pun menjawab "Okkkkkkk" Jawab Ramadhan.

Kita berempat bergaya dengan gaya yang cukup keren, kita saling bergantian berfoto. Hari itu benar-benar kita nikmati, tidak ada sedetik waktu yang sia-sia untuk mereka. Mereka saling bercanda riang dan tertawa, mereka juga menikmati liburan tersebut. Setelah puas di Cappadocia, mereka melanjutkan perjalanan mereka ke Instanbul. Namun sebelum mereka melanjutkan perjalanan menuju ke Instanbul, mereka membeli pernak-pernik, makanan dan lain-lainnya untuk di bawa pulang ke Indonesia.

Sesudah membeli oleh-oleh dari Cappadocia, mereka kembali melanjutkan perjalanan mereka ke Instanbul. Memakan waktu yang amat begitu lama, yaitu 8 jam perjalanan. Mereka harus menikmati perjalanan tersebut, mau tidak mau. Namun untuk perumahan yang mereka sewa sangatlah dekat dengan Cappadocia. Di perjalanan mereka hanya tertidur dan tertidur. Jam baru menunjukkan pukul 11 siang, kurang lebih mereka akan sampai di Instanbul jam 8 malam.

Kota yang kerap sekali di sebut dengan kota sejarah, yaitu KONSTATINOPEL.

Konstantinopel didirikan oleh Kaisar Romawi Konstantinus I di atas situs sebuah kota yang sudah ada sebelumnya, Bizantium, yang didirikan pada permulaan masa ekspansi kolonial Yunani, kemungkinan besar sekitar 671-662 SM. Situs ini terletak di jalur darat dari Eropa ke Asia, dan jalur laut dari Laut Hitam ke Laut Mediterania, serta memiliki sebuah pelabuhan yang besar dan masyhur di Tanduk Emas.

Konstantinus memiliki rencana-rencana besar dalam segala bidang. Setelah memulihkan kesatuan kekaisaran, dan karena sedang melakukan reformasi besar dalam pemerintahan serta mensponsori konsolidasi masyarakat Kristen, dia sungguh-sungguh sadar akan keterbatasan Roma sebagai sebuah ibu kota. Roma terlalu jauh dari garis-garis perbatasan, dan oleh karena itu jauh pula dari angkatan bersenjata dan dewan kekaisaran. Roma tidak diminati sebagai lahan bermain bagi para politisi yang berseberangan dengan pemerintah. Tetapi Roma telah menjadi ibu kota negara selama seribu tahun, dan tampak tak terpikirkan untuk memindahkan ibu kota ke tempat lain. Meskipun demikian, Konstantinus melihat Bizantium sebagi lokasi yang tepat: tempat seorang kaisar dapat bertahta, memiliki pertahanan yang matang, dan memiliki kemudahan akses ke perbatasan Danube maupun Efrat, dewan kekaisaran memperoleh suplai dari kebun-kebun yang subur dan bengkel-bengkel yang canggih di Asia, perbendaharaannya diisi oleh provinsi-provinsi termakmur dalam kekaisaran.

Konstantinopel dibangun selama enam tahun, dan diresmikan pada 11 Mei 330.[7] Konstantinus membagi kota yang diperluas itu, seperti Roma, menjadi 14 kawasan, dan mendandaninya dengan fasilitas-fasilitas layak bagi sebuah metropolis kekaisaran.[8] Akan tetapi, mula-mula, Roma baru Konstantinus tidak memiliki semua kemuliaan Roma lama. Kota ini memiliki seorang proconsul, bukannya seorang prefek urban. Tidak memiliki praetor, tribun, ataupun quaestor. Meskipun memiliki senator-senator, mereka hanya begelar clarus, bukan clarissimus, seperti di Roma. Konstantinopel juga tidak memiliki jajaran administratif yang mengatur suplai pangan, polisi, patung-patung, kuil-kuil, saluran-saluran pembuangan, saluran-saluran air bersih, atau fasilitas-fasilitas umum lainnya. Program baru pembangunan diselenggarakan dengan tergesa-gesa: Pilar-pilar, pualam-pualam, daun-daun pintu, dan ubin-ubin dipindahkan dari kuil-kuil kekaisaran ke kota baru itu. Dengan cara yang sama, banyak karya seni yunani dan Romawi segera terlihat di alun-alun dan jalan-jalan. Kaisar mendorong pendirian bangunan-bangunan pribadi dengan cara menjanjikan kepada para pemilik bangunan hadiah lahan dari tanah negara di Asiana dan Pontica, dan pada 18 Mei 332 dia mengumumkan bahwa, sebagaimana halnya di Roma, bahan pangan akan disalurkan secara cuma-cuma kepada warga kota. Konon saat itu jumlahnya mencapai 80.000 ransum sehari, disalurkan dari 117 titik distribusi di seluruh kota.[9]

Konstantinus membuka alun-alun baru di pusat kota tua Bizantium, menamakannya Augustaeum. Dewan senat (atau Curia) yang baru ditempatkan di sebuah basilika di sebelah timur alun-alun. Di sebelah selatannya berdiri istana agung kaisar dengan gerbangnya yang megah, Chalke, dan aula upacaranya yang dikenal sebagai Istana Daphne. Tak jauh dari situ terdapat Hippodromos, tempat pacuan kuda yang mampu menampung 80.000 penonton, dan pemandian Zeuxippus yang terkenal. Di sisi barat Augustaeum berdiri Milion, sebuah monumen berlengkung, titik awal untuk mengukur jarak ke seluruh Kekaisaran Romawi Timur.

Sc: Wikipedia.

LIAR (21+)Where stories live. Discover now