Rencana Biadap

737 4 0
                                    

Setelah seharian jalan-jalan keliling kota Instanbul, hal itu lah yang membuat mereka ber-8 kelelahan, mereka sudah lelah berkeliling-liling dan akhirnya mereka memutuskan untuk pulang.

Jam sudah menunjukkan pukul 4 sore, nampak sedikit lagi matahari mulai tenggelam, badan mereka sudah lelah, letih, lesu.

"Gimana kalau kita pulang aja. Gua udah capek banget nih, gila seharian keliling-liling kota, capek banget asli" Ucap Bella.

"Bener Bell, gila capek banget. Semuanya udah pada beli oleh-olehkan buat di bawa pulang ke Indonesia? Kita juga udah ngedatengin satu persatu tempat wisata kan? Terus apa lagi yang mau di cari?" Jawab Rey.

"Ya udah kalau semuanya udah pada capek, kita pulang aja. Btw kita langsung pulang ke tempat penginapan yang tadi, apa yang jauh itu" Saut Bryan.

"Sekalian pulang aja lah Yan. Udah cape juga" Jawab Ramadhan.

"Oke" Ucap Bryan.

Mereka pun memutuskan untuk pulang, mereka bergegas melangkah ke arah mobil. Sesampainya di mobil, mereka pun masuk dan Rey bilang kepada sang supir untuk pulang ke tempat dia berasal, perjalanan kurang lebih memakan waktu 10 jam lamanya, di dalam mobil suasana begitu hening, karena tak ada satu pun dari mereka yang memiliki tenaga lagi, tenaga mereka sudah terkuras habis karena seharian keliling Kota Instanbul.

POV RAMADHAN

Lagi dan lagi Ramadhan selalu memikirkan siasat untuk menyetubuhi Dita kembali, dia sudah tidak tahan menahan hawa nafsu untuk menyetubuhi Dita.

"Gimana ya? Apa tar ketika kita-kita orang sampai rumah, gua pura-pura nawarin minuman ke mereka terus gua kasih obat lagi, mumpung obatnya masih ada. Sorry ya Rey, gua harus make istri lo lagi, gua udah ga tahan buat nahan nafsu gua. Ketika orang lain memandang istri lo karena keringatan, mungkin mereka biasa aja. Tapi pikiran gua selalu traveling, gua selalu berkhayal keringet yang keluar dari istri lo itu ketika lagi ngent*t sama gua" Ucap Ramadhan dari dalam hatinya.

Perjalanan yang membuat mereka suntuk, posisi duduk yang bergantian membuat nafsu Ramdhan semakin memuncak, Rey duduk bersama sang sopir di depan karena memang Rey merasa mual jika duduk di tengah atau belakang, di posisi tengah di dudukin oleh Ramadhan, Dita, Bryan dan Novi, lalu di kursi belakang di duduki oleh Zein, Wulan dan Bella. Sebenarnya Bella duduk bersama Dita namun karena entah apa, Bella minta bergantian kepada Ramadhan.

Malam itu, di dalam perjalanannya mobil nampak gelap gulita, Ramadhan memperhatikan sekitar dan memperhatikan teman-temannya, namun terlihat teman-temannya tertidur pulas, di dalam mobil yang tidak tidur hanya Ramadhan dan sang Sopir. Ramadhan pun dikit demi sedikit mulai meraba-raba payudara Dita dengan sangat hati-hati, sesekali tangan Dita di taruh tepat di atas kemaluan Ramadhan. Ramadhan mulai merasakan lembut tangan Dita, apa lagi Dita tertidur dengan kepala yang menyender di bahu Ramadhan. Sebenarnya Ramadhan ingin sekali langsung menyetubuhi Dita, namun pikirannya itu di tahan sedalam-dalamnya, Ramadhan terpaksa menahan semua itu.

Pagi dini hari, akhirnya mereka semua sampai di tempat penginapan, satu persatu di bangunkan oleh Ramadhan.

"Yan. Udah sampe" Ucap Ramadhan sambil membangunkan Bryan.

"Aaaaaahhh..... Udah sampe beneran ini?" Tanya Bryan.

"Iya, udah di depan rumah nih" Jawab Ramadhan.

Bryan pun membangunkan Novi, Dita, Zein, Wulan dan Bella yang juga tertidur. Namun dengan Rey, Rey sudah di bangunkan oleh sang supir, mereka pun turun dan masuk ke dalam rumah tersebut, cuaca di luar sangatlah dingin. Sesampainya di dalam rumah, mereka semua duduk di ruang keluarga untuk duduk-duduk sejenak.

"Sebelum tidur alangkah baiknya kalian minum dulu, apa lagi perjalanan yang jauh pasti kalian haus ya. Kalian tunggu sini ya biar gua ambilin minumnya" Ucap Ramadhan kepada teman-temannya.

"Ya udah sono ambil Ram, aus banget nih gua" Jawab Bryan.

Ramadhan pun berjalan ke arah dapur untuk menyiapkan minuman yang Ramadhan tawarkan kepada teman-temannya, tak lupa juga Ramadhan menaburi bubuk obat tidur lalu mengaduknya, Ramadhan membuatkan mereka teh hangat karena cuaca yang begitu dingin hingga menusuk ke dalam tulang. Setelah menaburi racun obat tidur ke dalam minuman yang sudah Ramadhan siapkan, Ramadhan pun membawa minuman tersebut keluar dan memberikannya kepada teman-temannya.

"Nih minumannya udah jadi" Ucap Ramadhan sambil menaruh minuman tersebut di atas meja.

Satu persatu dari mulai Rey, Zein, Bryan, Wulan, Bella, Novi dan Dita meminum minuman yang sudah di buatkan oleh Ramadhan, karena memang minuman itu sudah di taburi oleh racun, Bryan pun bertanya kepada Ramadhan mengapa ia tidak ikut serta minum-minuman yang di buatkan oleh Ramadhan.

"Lah lo gak minum Ram" Ucap Bryan.

"Udah minum gua mah tadi di dapur, lagian aus banget jadi gua minum duluan deh" Jawab Ramadhan.

"Oh ya udah kalu gitu, gua minum duluan ya minuman buatan lo" Ucap Bryan.

"Oke Yan" Jawab Ramadhan.

Sambil menunggu reaksi dari obat tersebut, Ramadhan mencoba mencari topik pembicaraan.

"Ini kita di Turki sampe berapa hari?" Tanya Ramadhan.

"Sebenarnya kita di sini masih ada waktu tiga hari lagi, tapi kayanya 2 hari lagi kita bakal pulang ke Indonesia deh" Jawab Rey.

"Boleh lah, udah bosen di Turki hahahah" Ucap Ramadhan sambil tertawa.

Nampak satu persatu dari mereka sudah merasakan efek dari obat tersebut, mereka yang meminum racun yang ada di dalam minuman tersebut sudah beraksi. Dari mulai wulan yang meminta izin untuk memasuki kamarnya.

"Gua duluan ya ke kamar, mata gua udah berat banget, tau kenapa. Tumben-tumbenan" Ucap Wulan yang mulai masuk ke dalam kamar untuk tidur, sedangkan Zein sudah terkapar di atas sofa, ketika dewasa nanti kamu akan tau sifat dan baik buruknya. Nampak Frandi menahan tangan milik Siska yang sudah berhasil berkerja "ITu tangan Siska gak sih Abay, normal aja kali gak usah ribut gini" Ucap Bella.

Sebenarnya Ramadhan sedikit kesal dengan perilaku yang telah di lakukan raja tersebut kepada kakaknya namun mau tidak mau dia harus menurut karena kalah akan mereka, Luffy juga memberikan kabar dan berita bahwa dia akan mengurus semuanya, sedangkan dia menga Zein sampai mati.

"Jika kaptenku sudah berbicara untuk meninggalkan ku. Kami akan pergi jauh-jauh" Ucap Rey.

Meanwile, Ramadhan juga ikut mengantuk terbawa suasana, nampak di luar begitu ramai, karena di jalanan sebelah terdapat pasar malam yang memamakan uang tersebut, jik memamng sudah layaknya kita duduk berjauh-jauhan, dia terus terusan menghampiri dan membelu kopi, namanya pengingatan dari mulai Bryan, Rey dan lain mencoba menggunakan terpai tersebut.

LIAR (21+)Where stories live. Discover now