Chapter V

3K 54 0
                                    

      Setelah merasakan kejadian yang tak di duga duga oleh Novi ia merasa dirinya lebih respect terhadap Bryan , respect ya bukan suka.

Hari minggu sangatlah malas , untuk segera membangunkan diri dari atas tempat tidur.

Menurut Bryan tempat terbaik di hari libur adalah kasur. Tiba tiba saja suara telepon berderinggg.....

"Kriiiinnnnkkkkkkkkkk" suara nada dering handphone milik Bryan.

"Kkkrrririiiiiiiiiinnnnkkkkkkk"

"Halo , apaansi ganggu bgt hidup orang pagi pagi " ujar Bryan dengan mata setengah mengantuk tanpa melihat siapa yang menelponnya.

" Ih , massa baru bangun. Kita orang udah kumpul nih kan kita udah janjian mau nongkrong di cafe pagi ini " seperti suara Bella yang mencoba mebangunkan Bryan dikarenkan mereka memiliki janji untuk berkumpul.

" Eh bell , gua kira siapa? Yaudah gua mau mandi dulu nanti nyusul yaa" Bryan dengan sedikit mengantuk.

" Buruan yaa.... kita tunggu di sini "

" Iya "

Setelah bangun dari tempat tidur , ia meminta kepada Bibi untuk menyiapkan sarapan dan pakaiannya.

"Biiiiiiii....Biiiii " ucap Bryan berteriak.

" Ya... denn Bryan , ada yang bibi bantu? " ucap Bibi.

" Bi , Yayen laper banget ni. Bibi masakin apa gitu ya sama siap baju soalnta Yayen mau keluar "

" Oh siap den , beres pokoknya mah "

"Bibi doang deh , yang ngertiin perasaan Bryan dari kecil " sambil mencium pipi Bibinya.

Ternyata Bibi atau Asisten Rumah Tangga Bryan , bernama bibi tini dia sudah berkerja bersama keluarga Bryan sejak Ayah dan Mamah Bryan mengandung bryan.

Mulai sejak itulah mereka sangat mempercayai bi tini dan kerap sekali bi tini mendengar pertengaran mereka berdua dan Bryan pun selalu di urus oleh bi tini.

Setelah selesai mandi , bryan pun pergi ke meja makan untuk sarapan. Tak lama kemudian tiba tiba Ayah bryan datang menghampiri bryan.

" Ini kunci mobil , awas kamu sekolah masih pake kendaraan butut itu " ucap ayah bryan.

" Kenapa? Walaupun bryan pake kendaraan umum seengganya bryan bahagia pah , Bryan ga minta harta papah , Bryan cuman minta papah sama mamah ada di meja makan ini sarapan pagi sama Bryan" Bryan mengucapkan perkataan tersebut tanpa mengetahui perasaan Ayah Bryan.

" Diam kamu , Pakai ini mobil sampai tidak dipakai awas kamu "

" Praaakkkkkk " ayah bryan menampar bryan.

" Bii , ni urus bryan " memanggil bi tini untuk menghadapnya.

" Siap tuan , nanti saya urus den bryannya " bi Tini mengatakan seperti itu supaya Ayah Bryan tidak menampar Bryan kembali.

Ayah Bryan pun bergegas meninggalkan pergi mereka berdua dan menaruh kunci mobil di meja makan Bryan.

" Bi , papah kenapa selalu begitu si sama aku? Apa dia ga sayang sama aku? " jcap Bryan kepada bi tini dengan raut wajah selesai menangis.

" Mungkin tuan lagi banyak masalah den , sabar ya udah jangan nangis lagi. Kan ada bibi kalo ada apa apa den Bryan gausah sungkan untuk cerita ke bibi " sambil mengusap air mata Bryan.

" Iya bi , makasih ya udah mau nemenin Bryan selama ini "

" Sama sama den , abisin den makanannya "

LIAR (21+)Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz