Karena sudah telanjur, sekalian saja. Percuma kalau tiba-tiba mengubah keperibadian. Semoga ia tak lupa menceritakan bagian ini pada Angel saat gadis itu sadar agar adiknya itu bisa meyiapkan diri. Any kembali mengetikan jawaban.

'Jangan suka menilai orang lain dari covernya.'

Any membalas singkat, berharap Tama tak melanjutkan membahas kisah Romeo dan Juliet.

'Lalu menurut kamu kisah cinta romantis itu yang seperti apa?'

Balasan lain dari Tama datang dengan cepat, Any merasa sedikit lega tak ada Romeo dan Juliet dalam kalimat Tama.

'Aku enggak tau. Umurku terlalu mudah untuk memikirkan hal rumit seperti itu. Kalau kamu enggak lupa, aku baru 13 tahun. Itu bukan umur yang cukup untuk mengerti cinta.'

Pembahasan mereka kali ini cukup berat. Any tak menyukainya. Ia tak pandai hal-hal seperti ini, bagaimana mungkin ada orang yang menanyai anak yang baru lulus sekolah dasar sepertinya mengenai cinta. Kalau Tama bertanya mengenai mantra sihir dalam novel Harry Potter, Any masih bisa menjawabnya, tapi ini? Yang benar saja. Tama membalas kembali dengan cepat.

'Kamu sudah remaja Angel, sudah boleh mengenal cinta.'

Balasan itu membuat Any merasa ngeri. Cinta? Ia tak pernah berpikir itu hal yang akan dia dapat dengan cepat di usianya yang masih awal remaja. Dia baru mengenal novel romance baru-baru ini, jadi mustahil bagi dirinya dan kata cinta berada di frekuensi yang sama. Any kemudian membalas dengan kalimat yang lebih santai dari pikirnya.

'No. Itu terlalu berat dan rumit untuk otak sederhanaku.'

Tama berbeda tiga tahun dengannya, wajar saja kalau cowok itu sudah mengenal hal-hal berbau romance. Ia sudah lebih mengerti sedikit.

Balasan dari cowok itu datang, dan kepalanya semakin pusing membaca kalimat balasan Tama. Yang benar saja, jika memang seperti itu, ia bersumpah tak akan pernah mau jatuh cinta hingga tua. Menggelikan.

'Kamu tidak benar-benar membutuhkan pikiran untuk cinta cukup gunakan hatimu, cinta itu tentang rasa bukan logika.'

Any menggaruk kepalanya yang tak gatal. Sungguh ia selalu tak cocok dengan siapapun yang berada di lingkaran pertemanan Angel karena mereka tak satu server dengan dirinya, lalu sekarang ia harus berhadapan dengan pria yang disukai adik kembarnya, itu membuat otaknya semakin senewen. Dengan malas-malasan Any membalas email itu, masa bodoh dengan tanggapan cowok itu. Kalau ia menceritakan pada Angel, gadis itu tak akan marah. Dia hanya akan tertawa geli dan memaklumi kebodohan kakak kembarnya itu. Any lalu membalas.

'Ya, pantas saja banyak orang bodoh karena cinta.'

Balasnya singkat. Tama cowok yang tampan dan pintar. Jika melihat foto yang dikirim cowok itu, Any cukup terkesan dengan wajah tampannya, selain itu dia juga pintar. Terbukti dari percakapan mereka selama sebulan lebih ini. Jika tak membicarakan hal cinta, Any menikmati bertukar pesan dengan Tama. Tapi hari ini dia sedikit tak bersemangat karena topik mereka yang menurutnya membosankan dan tak masuk akal. Any akan menutup laptopnya saat pesan email balasan dari Tama masuk.

'Hahahaah, kamu lucu. Aneh sekali, padahal kamu enggak sependapat dengan aku tapi kalau boleh jujur aku suka. Jawaban kamu Jujur walau terdengar skeptis, polos tapi cerdas. Kamu benar-benar menarik Angel. Aku penasaran kamu akan tumbuh seperti apa ketika dewasa nanti. Aku enggak sabar.'

Jawaban itu membuat Any tercenung,  ada perasaan aneh yang menyenangkan masuk ke hatinya. Mendadak perutnya mulas dan jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya. Ia kebingungan dan bertanya, reaksi jenis apa yang tengah dirasakannya kini hanya karena sebuah kalimat sederhana.
***

Any tengah berada di dapur menyiapkan sarapan untuknya dan Joana. Sekarang hari libur, tanggal merah di kalender memperjelas kebebasannya bersama putrinya untuk bersenang-senang hari ini.

Ia sudah meyalakan musik dari ponselnya dan menghubungkannya di spiker miliknya. Pagi yang indah dengan musik yang indah pula. Hari ini dia akan menghabiskan waktu seharian bersama putrinya. Sudah ada agenda kusus yang akan dilakukan Any dan Joana. Setelah sarapan mereka akan mencuci piring, lalu membersihkan rumah, kemudian berkebun walaupun dua hal itu sebagian besar dilakukan Any tapi ia akan tetap melibatkan Joana agar terbiasa, lalu menonton film, kemudian mandi, menemani Joana bermain, makan siang, lalu tidur siang kemudian bangun dan membuat cookis dan sebagainya. Hari ini pasti akan menyenangkan.

Saat lagu kasih putih milik Glen Fredly terdengar, Joana muncul dengan kecepatan tinggi dari arah ruang tengah. Saat menemukan bundanya ia lantas tersenyum lebar sebelum dengan anggun menekuk salah satu kaki kanan dan memegang sisi roknya kemudian menunduk memberi hormat alah wanita kerajaan yang akan berdansa.

Any mengerti, wanita itu lantas melepas sendok gorengnya dan melakukan hal yang sama, hanya saja bedanya ia memberi hormat dengan gaya pria sebelum kembali menatap putrinya dengan senyum hangat dan menjulurkan tangannya dengan sopan.

"Dance with me princes?" tanyanya yang dijawab anggukan bersemangat dari Joana.

Gadis kecil itu lantas menggapai tangan ibunya dan mulai berdansa dengan anggun. Joana sangat menyukai berdansa, ia miliki lagu-lagu favorit untuk digunakan berdansa bersama dengan ibunya termasuk lagu Glenn Fredly yang berjudul kasih putih.

Dimanapun dan kapanpun lagu-lagu favoritnya terdengar maka ia akan mengajak ibunya berdansa, di keramaian sekalipun. Dan Any akan melakukan hal yang sama. Demi putrinya tak ada yang tak ingin dilakukannya. Saat lagu itu mencapai reffnya Joana dengan suaranya yang manis mulai ikut bersenandung, Any kemudian mengangkat putrinya lalu menggedong gadis kecil menggemaskan itu. Mereka kemudian bernyanyi bersama dengan suara yang selaras.

Biarkanlah kurasakan
Hangatnya sentuhan kasihmu
Bawa daku penuhiku
Berilah diriku kasihmu
Biarkanlah kurasakan
Hangatnya sentuhan kasihmu
Bawa daku penuhiku
Berilah diriku kasih putih
Di hatiku

Dengan penuh kasih Any memeluk putrinya. Menunjukkan kasih yang tak terbatas bagi putrinya itu. Sekalipun gadis kecilnya hanya mendapat cinta darinya, tapi Any tak akan membuat gadis itu kekurangan cinta sedikit pun, ia akan memenuhi Joana dengan cinta yang besar darinya dan keluarganya hingga gadis itu tak merasa kekurangan.

"Bunda," panggil Joana sembari memeluk Bundanya.

"Ya princes mama yang cantik?" Any bergerak menciumi kepala Joana sembari menunggu kalimat putrinya itu.

"Hari ulang tahun TK Joana sebentar lagi. Dan ibu guru bilang acara nanti kami berdansa dengan ayah kami." kalimat Joana membuat Any mematung di tempatnya.

Rasa gugup lantas meliputinya hingga membuat wanita itu berhenti di tempatnya. Akhirnya kata itu terucap dari bibir Joana. Kata ayah yang tak pernah sekali pun di sebut gadis kecilnya. Any ketakutan. Ia belum siap untuk membahas hal ini dengan putrinya.

"Joana enggak punya ayah. Jadi Joana bilang sama ibu guru, kalau Joana hanya akan dansa sama bunda. Joana kan biasanya hanya sama bunda jadi Joana sukanya dansanya cuman sama bunda, jadi Joana sudah minta ijin bu guru supaya Joana hanya dansa dengan bunda saja dan bu gurunya setuju, Joana senang banget bunda. Jadi mulai hari ini kita harus latihan ya bunda," ucap gadis itu dengan ceria.

Ia tersenyum pada Any dengan binar kegembiraan yang terlihat jelas di matanya. Dan entah apa yang harus dirasakan Any, legah atau kah takut namun yang pasti kalimat Joana membuat air mata perlahan menggenang di matanya.

Apa yang harus dilakukannya sekarang? Joana terlalu pengertian untuk anak diusianya. Ia tak sanggup.












Cuttttttttt...






Jangan lupa vote dan komen.

Lope you guys.




MissOne
🤓🤗💕🤓

ReplaceWhere stories live. Discover now