C & B ⚛ Kekuatan Ilusi ⚛

179 35 24
                                    

Kita layaknya seperti air dan minyak, tak bisa bersatu, tetapi akan tetap berdampingan.

⚛⚛⚛


Bab 32


Pena digerakan layaknya komedi putar oleh tangan berbalut sweater hitam. Tangan yang lainnya mengangkat secarik kertas yang bertuliskan jadwal padat kegiatan hari ini, besok, dan lusa.

Senyum merekah seiring dengan bayangan indah yang akan terjadi hari ini, memang mengimajinasikan sesuatu sangatlah menyenangkan, sampai sang empu menggelengkan kepala, menepis segala fantasi indahnya. Bukan tidak mau berhayal, hanya tak ingin terbang terlalu tinggi dan jatuh tiba-tiba. Bukankah sesuatu yang berlebih tak baik untuk dilakukan?

Tit ...!

Jam yang ada dipergelangan tangannya berbunyi, menghentikan pergulatan diri tentang ekspetasi serta realitas, Zinc bangkit dengan penuh percaya diri, berjalan santai menuju tempat sang objek berada.

Tak terasa kaki Zinc telah sampai di halaman rumah, ia dapat melihat pemandangan cantik di pagi hari. Pepohonan rindang menari lincah dengan sang bayu, hingga embun menetes perlahan ke bawah akibat adanya gaya tarik bumi.

Di pepohonan itu, terdapat burung yang sengaja tak dirawat, melainkan dibebaskan tetapi memiliki tugas khusus, berbeda dengan burung yang biasanya. Kini, antar burung itu saling berbicara, menimbulkan suara kicauan yang dapat ditangkap oleh manusia biasa. Namun, tidak bagi pria yang berambut hitam, ia tersenyum tipis sekilas menanggapi perbincangan para aves. Mengerti dan memahami setiap apa yang burung katakan, hanya beberapa penggalan kalimat, sebab perhatiannya teralihkan oleh wajah yang penuh keringat akibat usai lari pagi.

"Cantik."

Refleks mulut si pria mengeluarkan kata itu. Jarak yang beberapa meter darinya menyebabkan kaki Zinc melangkah. Mendekati sosok yang telah menjadi gravitasinya, bahkan gaya tarik dari objek tersebut lebih besar dari 9,8 m/s². Memang dia bukan planet, tetapi gadis istimewa yang sekarang sudah ada di hadapannya.

"Apa?" nada ketus senada dengan wajah beringas.

Aurum yang sedari tadi menjadi topik pembicaraan kini berlagak ganas di depan mata Zinc.

"Selesai mandi dan sarapan, kita mempunyai acara."

"Maksudmu?"

Jawaban dari Zinc terwakili oleh kertas yang ia sodorkan. Aurum mengambilnya kasar, dibaca dengan tempo cepat, dan berakhir oleh senyum keterpaksaan. "Kamu pikir aku bodoh?"

"Tidak, seharusnya kamu berterima kasih karena saya memberi diskon satu hari."

"Cih, aku tidak mudah ditipu."

Aurum membuang kertas tersebut ke sembarang arah, gerahnya meningkat sejak bertemu dengan Zinc, sedetik kemudian tangan Aurum mencepol rambutnya, berusaha membuat ventilasi udara agar tubuh yang telah berkeringat tak mendidih.

"Kemarin kita telah membuat perjanjian selama 3000 menit atau 50 jam kita akan bersama-sama, tetapi mengapa dirimu membuat 3 hari berturut-turut dan jika dihitung waktunya lebih dari 25 jam ...."

Aurum mengamati Zinc yang justru mengalihkan pandangan. "Apa lagi alasanmu, Kak?"

Untuk pertama kalinya Aurum memanggil Zinc seperti itu, sontak si pria menoleh dan disusul oleh tangan yang berada di rungu, seolah meyakinkan pendengarannya. "Saya tak salah dengar?"

"Jawab pertanyaanku!"

"Oke, tenanglah, An ... di jadwal yang telah saya buat, tak seharian penuh kita bersama. Bila ingin 2 hari, itu gampang." Zinc menaikkan salah satu sudut bibir. "Tidur pun kita harus bersama, setuju?"

Cat and Boy Where stories live. Discover now