C & B ⚛ Meet With Zinc ⚛

175 17 37
                                    

Bab 57


"Ayo, kita menikah."

Sepuluh detik Aurum lalui dengan berkedip, tanpa berucap. Mereka berdua hanya memandang satu sama lain, hingga akhirnya Neon menyadarkan si perempuan yang terlihat melamun. "Aurum...."

"A--apa yang kakak, katakan?" Akhirnya, Aurum bersuara, meski tersendat-sendat.

"Mengajakmu menikah, Aurum."

"Se--serius?"

"Iya, besok kita menikah."

Satu kalimat Neon yang sangat lancar itu sukses membuat Aurum terbelalak. Terlebih mulutnya yang bergetar dan sedikit terbuka, memperlihatkan ia kaget luar biasa. "Astaga...."

"Kenapa? Kamu maunya sekarang juga bisa, ayo."

"Tidak...."

"Oke, kalau mau besok---"

"Tidak mau, kak." Aurum menghela napas dan memberi jaga jarak, walau masih dalam payung yang sama. "Aku tidak mau menikah dulu, sebelum mewujudkan impian ibu."

Selepas Aurum menyatakan penolakan secara halus, Neon tidak marah dan kecewa, justru tersenyum dan bangga melihat perempuannya lebih memprioritaskan Argentinum. Terlebih, Aurum masih terlihat sama di mata Neon, tidak ada kecanggungan ataupun menjauh, mereka tetap bersama. Seperti sekarang, terhitung 8 hari sejak kejadian itu, pengurus BEM termasuk Aurum sibuk dalam kegiatan penutupan mos maba. Tak terkecuali, Neon yang tengah berkecimpung di barisan terdepan, menjadi maba. Hal itu, tindakan yang lumrah pada hidup Neon.

Toh, Aurum telah menceritakan semuanya, maka seperti kata pepatah sekali merengkuh dayung, dua tiga pulau terlampaui. Neon pun demikian, bekerja bersama rekan agen rahasianya untuk mengungkap fakta di balik laboratorium itu, sekaligus mengamati si perempuan yang tengah mengelilingi lapang sambil mengindahkan para mahasiswa baru. Mengingat Aurum adalah ketua kedisiplinan, pantas saja ia acap kali memperhatikan gerak-gerik mahasiswa.

Berbeda dengan Natrium dan Carbon yang ada di panggung menjadi pembawa acara. Dua perempuan itu saling melempar senyum, kala mulut telah selesai menyebutkan. "Siapakah kakak tingkat wanita yang dinominasikan sebagai kakak tingkat terfavorit maba...?"

Riuh rendah pun seketika terjadi di lapangan luas yang terpapar oleh sinar mentari langsung. Kendati terik, mereka yang telah lelah melewati berbagai kegiatan masih bisa memanggil tanpa terlepas dari sapaan kakak. Teriakan demi teriakan terdengar, rungu Natrium pun menangkap nama yang paling mendominasi, yaitu Rubidium Raslakarsa yang memang tidak terlihat menakutkan bagi para mahasiswa baru.

Tak pelak, sang pemilik nama tersenyum merekah seiring dengan dirinya yang terdengar semakin jelas. Puas membiarkan mereka bersorak demi melontarkan dukungan, Natrium akhirnya berbicara, "Oke, cukup ya... ternyata kak Rubi yang paling banyak terdengar olehku."

"Ah tidak, kakak Carbon juga sama mendengar teriakan kak Rubi yang paling bergema...."

"Baiklah, kalau begitu." Natrium dan Carbon pun secara serempak mengucapkan kata yang sama. "Tunjukkan pada kami, siapa kakak terfavorit tahun ini!"

Layar LED yang ada di sisi kiri, tengah, dan kanan panggung pun secara bersamaan memperlihatkan angka mundur dari 3 ... 2... 1. Lalu, memamerkan seorang perempuan yang tengah tersenyum cantik dalam balutan pakaian hitamnya. Bersamaan dengan foto yang terpajang di layar amat besar, pembawa acara pun ikut tersenyum bahagia sambil berujar, "selamat kepada kak Aurum Andascara...! Telah terpilih sebagai kakak tingkat terfavorit...!"

!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Cat and Boy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang