C & B ⚛ Kamuflase ⚛

270 25 15
                                    

Bab 58

Satu hari yang lalu....

"Jadi, bukan kalian pelakunya?"

Pandangan Zinc menyapu semua penghuni ruang bawah tanah, dari ujung kiri sampai kanan, semua makhluk itu tengah duduk di atas balok-balok yang sengaja ditumpuk dan terkesan berantakan, tetapi aman untuk di tempati.

Merasa diri sebagai pemilik rumah, salah satu tangan Zinc sengaja dikebelakangkan kursi, alhasil sifat arogannya tampak sempurna di hadapan perempuan yang satu-satunya berada di sana.

Bukannya takut, si perempuan yang merupakan pemilik ruang ilegal tersebut, menoleh ke pria yang memiliki rahang tegas dan berparas rupawan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bukannya takut, si perempuan yang merupakan pemilik ruang ilegal tersebut, menoleh ke pria yang memiliki rahang tegas dan berparas rupawan. "Jingga, sentuhlah dia, berikan dia akses agar dapat melihat kenyataan yang sesungguhnya."

"Tentu, Rubidium," jawab Jingga mantap, sebelum berjalan menuju Zinc yang duduk beberapa meter darinya.

Menyisakan dua langkah lagi, Zinc memberi arahan kepada Jingga untuk mencium leher bagian belakang Zinc. Seketika, Jingga terdiam dengan raut muka ribuan prasangka terhadap pria yang sekarang tersenyum sinis.

"Lakukan saja... saya tidak memiliki perasaan terhadap apapun. Lagi pula, bibir adalah bagian tubuh manusia yang sensitif, maka akan lebih mudah saya mendapatkan informasi."

Sekalipun Zinc memberi penjelasan, ada penolakan dalam hati kecil Jingga yang membuat mulutnya terbuka, berniat untuk melontarkan argumen. Namun, Rubidium kembali memberi instruksi yang sedikit terdengar melengking.

"Cepatlah, lakukan...! Apa yang kamu tunggu...?!"

Sudah hafal dengan kehidupan Zinc, sejak beberapa tahun yang lalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sudah hafal dengan kehidupan Zinc, sejak beberapa tahun yang lalu. Dengan penuh keyakinan, Rubidium setuju dari setiap apa yang diinginkan Zinc. Terlebih, ia memiliki sebuah rencana yang pasti akan menguntungkan dia sendiri. Alih-alih, mengemukakan to the point, Rubidium mendekat dan memperhatikannya dengan seksama kegiatan Zinc dan Jingga detik ini.

Iya, sesuai dengan permintaan, Jingga dengan ogah-ogahan menyatukan bibirnya dengan leher Zinc. Sontak saja, kegiatan tersebut, seperti sesosok vampir yang tengah menghisap darah manusia. Padahal, realitas yang terjadi adalah penelusuran kegiatan Jingga beberapa jam sebelumnya oleh pria yang secara otomatis menutupkan netra. Menyelami apa saja yang telah dilakukan Jingga, hingga leher Zinc bergerak seiring dengan otak yang menemukan serpihan memori. Sementara, Jingga mulai merasa tak nyaman, dan berniat untuk membebaskan diri.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 29, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cat and Boy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang