𝗧𝘄𝗲𝗻𝘁𝘆 𝗦𝗲𝘃𝗲𝗻。

1.7K 290 63
                                    

Sudah seminggu sejak Sakura melihat tulisan Sasuke. Kali ini memang benar-benar buku Sasuke, Sakura sudah memeriksanya berkali-kali.

Sakura ingin berbicara langsung di depan Sasuke. Sulit sekali rasanya. Mentalnya terlalu lemah.

Setiap di dekat Sasuke, Sakura seperti langsung kehilangan kata-kata yang di siapkannya.

Sasuke terlalu tampan.

Sakura tidak kuat.

≥﹏≤

Sore ini Sakura berniat untuk pergi ke rumah Sasuke. Dengan membawa beberapa makanan yang di masaknya sendiri.

Sakura hanya tinggal sendiri di rumah. Ayahnya tidak pulang sejak tiga hari yang lalu.

Memang Sakura khawatir dicampur dengan rasa sedihnya. Tapi bagaimana pun Sakura harus kuat.

Ia sekarang sudah tepat di depan rumah Sasuke. Tentu dengan membawa kue buatannya. Sakura yakin rasanya enak, karena dirinya sendiri sudah pandai memasak sejak kecil.

Setidaknya ini salah satu keahlian dari dirinya yang bisa dibanggakan.

Kalau mau Sakura juga bisa ikut MasterChef.

Berulang-ulang kali Sakura mengambil napas. Dirinya masih belum siap menemui Sasuke.

Dengan pelan Sakura memasuki perkarangan rumah Sasuke. Tangannya gemetaran, Sakura terlalu lebay.

Sampai langkahnya tiba-tiba berhenti. Netra hijau Sakura menangkap sosok perempuan berambut hitam keluar dari dalam rumah Sasuke.

Akhir-akhir ini Sakura selalu melihat perempuan bertubuh mungil itu di rumah Sasuke. Mungkin saja adiknya. Atau sepupunya. Entahlah...

Ketika perempuan itu melihatnya sontak Sakura memasang senyum ramah. Tapi perempuan itu tidak membalas senyumnya, wajahnya terlihat kesal.

Dengan sedikit cepat Sakura berjalan mendekat. Masih dengan tersenyum walau tak dibalas.

"Nyari siapa?"

Perempuan itu bertanya padanya. Suaranya terdengar lucu.

Sakura berdeham pelan. "Sasuke ada di rumah?"

"Iya, ada. Kenapa?"

"Bisa panggilin? Gue mau ngomong sama Sasuke."

Perempuan itu mengangguk lalu memutar badan dan melangkah masuk lagi. Tapi baru tiga langkah perempuan itu berbalik badan lagi.

Ia menatap Sakura dari atas sampai bawah. "Kamu temennya ya?"

Sakura meringis mendengarnya. Apalagi saat perempuan tak dikenalnya itu menggunakan panggilan 'kamu'.

Sakura tersenyum tipis sebentar kemudian menjawab lagi. "Ya bisa dibilang begitu."

Perempuan itu menoleh ke dalam rumah Sasuke. Lalu wajahnya tampak seperti sedang berpikir.

Lalu kemudian ia tersenyum. "Hehe maap aku judes banget tadi. Lagi kesel sama Sasuke, susah emang punya pacar ganteng."

Detik itu raut wajah Sakura berubah.

Tadi apa katanya?

Pacar?

Sakura tidak mengerti.

"Pacar? Sasuke punya pacar?" Sakura mengulangi dengan hati-hati.

"Oh iya aku belom ngenalin diri." tangan perempuan itu terulur padanya. "Kenalin aku Lina. Pacar Sasuke."

Apalagi ini ya ampun...


























































































Sakura benar-benar terkejut. Perlahan tangannya juga terulur untuk menjabat tangan perempuan yang memperkenalkan diri dengan nama Lina itu.

"Gue Sakura."

"Bentar aku panggil Sasuke dulu," ujar Lina. Tapi sebelum itu Sakura menahannya.

"Eh gak usah, gue agak sibuk. Nih kue buatan gue, terima ya."

Lina menerimanya dengan ekspresi wajah senang yang jelas-jelas terlihat di wajahnya.

"Makasih banyak, kakak baik banget." Lina tersenyum lebar lalu melanjutkan lagi perkataannya.

"Maksudku yang tentang pacar Sasuke tadi—"

"Gak usah dijelasin. Gue paham kok," potong Sakura cepat.

"Gue balik dulu," ujar Sakura sebelum berbalik dan melangkah pergi.

Ternyata tebakannya memang salah. Jadi bukan Sasuke.

✉ ✉ ✉

Lina itu aku ya
nama asliku

aku pengen banget masuk cerita
;-;
aku gak sering muncul kok :"

tenang sahabad
pasti happy ending

sticky notes ✓ | sasusakuWhere stories live. Discover now