𝗧𝗵𝗶𝗿𝘁𝘆 𝗙𝗶𝘃𝗲。

1.6K 287 17
                                    

aku lagi pundung
sowry up lama

✉ ✉ ✉

Sasuke tersenyum tipis pada kertas berisi untaian kata, disalurkan pensil yang dibatasi spasi.

Labium tak mampu mengungkap rasa. Namun bisa jua diungkap seberinda kata.

"Nulis mulu, gak capek apa tuh tangan?"

"Diem lu, entar ilang semua ide gue."

Naruto tak senang hati mendapat jawaban begitu. Selintas pikiran jahil muncul. Di bacanya tulisan rapi di atas kertas.

"Njirr nulis puisi bangsat, awokawokawok!"

Dengan sigap di sembunyikan kertas kecil di bawah meja. Menghindar dari netra Naruto.

"Dah sana pulang, gak guna banget lo di sini."

Dengan gelak tawa yang kian memutar Naruto berdiri. Kemudian mengerucut sebelum keluar bilik.

Kembali lagi pada Sasuke.

Ia menatap rumah di depan. Mencoba distraksi namun tak mungkin. Sekarang ia sudah meyakin.

Tangannya kembali menari di atas kertas diampu meja. Membayang sembari menulis frasa.

Sangkala pukul sembilan malam. Hujan yang reda sepetang mengguyur lagi. Menghapus jejak di tanah. Pandangan dengan rumah di depan mengabur.

Idenya melebur sekejab.

✉ ✉ ✉

"Kenapa baru cerita sama gue?" Hinata mencebik tak suka.

"Ya gimana mau cerita, lo juga baru sekolah."

Tak salah memang. Hinata baru masuk sekolah sekarang. Sakura merasa sepi kala di kelas duduk sendiri. Tak ada teman bercanda.

"Kita 'kan masih bisa chat-an!" balasnya.

Dikeluarkannya karbon dioksida, Sakura bersedekap dada. Jika dibalas, percakapan tak berguna sulit mereda.

"Padahal gue udah ada niat bawa bibi kantin. Tau-taunya malah dia ngungkapin sendiri."

Hinata berhenti melangkah, netra mereka saling bertatap.

"Gimana perasaan lo waktu Sasuke ngaku sendiri?"

"Rasanya sampe lupa napas," jawabnya tiada dusta.

"Wah bentar lagi bakal jadian deh!"

"Tapi gue gak bisa mastiin kalo gue suka Sasuke atau nggak."

"Udah sempurna gitu, apa yang gak bisa lo suka?"

"Gue bingung."

"Kenapa dipersulit, Sasuke juga udah confess perasaannya."

"Tau ah, pusing!"

Tungkainya menapak cepat pada ubin koridor. Lantas langsung Hinata kejar. Digapainya ujung seragam Sakara namun gagal.

Sang empu yang dikejar menoleh, menjulurkan lidah untuk mengejek.

"LIAT KE DEPAN NYET! AWAS NABRAK!" Hinata berseru memberitahu.

Sakura menurut, namun terlambat. Kaki tak mampu menahan tabrakan, telah menjadi akibat.

"Aduhh sakit..." rintihnya saat terjatuh.

Mendongak sekilas dengan muka melas. Namun terganti malu selaras.

Seorang yang ditabraknya adalah Sasuke. Orang baru saja dibicarakan !

Melihat Sakura bergeming di tempat. Sasuke melipat kaki bermaksud mensejajar tinggi. Sampai yang ditatap terkesiap.

"Gak papa 'kan?"

"Eh? I-iya, gak papa kok..., hehe."

Ini memalukan, rasanya waktu ingin Sakura ditaklukan. Supaya rekaman dihentikan.

Sakura mengedar pandangan mencari sosok Hinata. Dan sial, temannya tak ditemukan.

Setengah sekon kemudian tangannya terasa disentuh. Lalu ditarik hingga daksa ikut berdiri. Ternyata Sasuke membantunya.

"Ma-makasih ya." Sakura berucap gugup.

Lukisan senyum manis perlahan tergambar di wajah tampan Sasuke. Kadar gulkosa yang berlebih, membuat mati rasa.

Untuk ketiga kalinya, Sakura lupa caranya berna— GAK WOY MASA LUPA TERUS CARA NAPAS.

✉ ✉ ✉


kenapa kalian diyam saja?
aku minta 80 vote boleh?

sticky notes ✓ | sasusakuWo Geschichten leben. Entdecke jetzt