28. Ilusi Atau Nyata?

325 13 3
                                    

NOW PLAYING | Kumau Dia - Andmesh Kamaleng

"Untuk cinta tiada kata mundur, sekalipun pada saudara"

⚛️⚛️⚛️⚛️⚛️⚛️

16.32

Rintik hujan berubah menjadi deras. Semua orang dengan cepat berlalu lalang untuk menemukan tempat persinggahan. Menyisakan Acha yang masih bertahan pada posisinya semula, berharap dapat mengikis setiap luka dalam hatinya.

Pandangannya kosong. Sungguh, ia sangat enggan pergi dari tempat ini.
Tempat yang telah menjadi saksi bisu semua yang terjadi antara dirinya dan Keen.

Acha tersenyum tipis. Semua hanya tinggal cerita.

Acha rapuh.

Acha hancur.

Keennya telah pergi.

Acha menangis, air matanya mengalir bebas, rasanya sakit. Bagai luka menganga yang tidak memiliki obat.
Matanya memerah, tubuhnya menggigil.

Acha memegang kepalanya yang mulai pusing. Ia tak lagi merasakan rintikan hujan membasahi tubuhnya.

Ia mengangkat kepalanya heran, namun tak ada apa-apa. Hujan masih terus berlangsung tapi kenapa dirinya tak merasakan tetesan air?

Acha melengokkan kepalanya ke kanan dan ke kiri. Hingga
mendengar suara kekehan berat.

"Lo nyari apa sih?"

Reflek Acha menoleh ke belakang,
ke arah sumber suara.

Acha terkejut, matanya terpaku melihat seorang cowok dengan wajah yang begitu familiar sedang memayunginya.

Ia mencoba memfokuskan netranya, meski penglihatannya buram.
Acha tenggelam, larut akan manik mata biru itu. Keduanya hening, bahkan angin yang berhembus pun tahu bahwa manik keduanya lebih lihai menyampaikan kata. Sejenak ia melupakan sakit kepalanya. Hingga semuanya menjadi gelap.

⚛️⚛️⚛️⚛️⚛️⚛️

17.03

"Lo udah sadar?"


Kening Acha berkerut, menelisik pria tampan yang duduk di tepi kasurnya. Dengan cepat ia beralih mendudukkan dirinya.

"Pa-pangeran?"

Pftt..

"Pangeran ubur-ubur maksud lo?" Balas pria tersebut di sela-sela tawanya.

Acha memberenggut kesal, jawaban pria itu sukses membuat Acha ingin mencakar ginjalnya.

"Gue bukan pangeran lo," Jawab pria itu dengan wajah seriusnya.

"Ja-jadi...Lo Arka?" tanya Acha hati-hati.

"Kenapa lo nggak ngeh sih?! Ini yang namanya ketua AOD?" Kesal pria itu.

"Ok! Gue jelasin. Lo inget, yang nolongin lo waktu di dorong sama Abang lo di sekolah dulu?" Tanya pria itu dibalas anggukan cepat oleh Acha.

C A K R A   ( TAMAT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang