27. Merelakan

272 12 2
                                    

NOW PLAYING | Dia - Sammy Simorangkir

"Seberapa besar kita memiliki hatinya bukanlah tolok ukur besarnya rasa, karna besarnya cinta diukur dari seberapa besar kau mampu berkorban untuk kebahagiaanya"

-Acha


                          ⚛️⚛️⚛️⚛️⚛️⚛️

ACHA menyesap perlahan milkshake ditangannya, sembari menikmati sejuknya Taman di sore hari. Matanya berhenti berotasi kala melihat
dua orang yang asik bercengkrama dengan sesekali tertawa renyah.

Acha menundukkan kepalanya dalam, mengepalkan kedua tangan untuk menahan gejolak emosi yang berusaha ia tahan. Taman yang dulu adalah tempat favorit bagi Acha dan juga Keen, kini menjadi saksi bisu kesedihannya. Menyakitkan. Kenapa? Kenapa takdir begitu mengombang-ambingkan keadaan? Seperti perasaannya sudah ditulis untuk dipermainkan.

Acha memberanikan diri mengangkat kepala, memastikan bahwa itu bukan Keen dan Sandra. Namun dugaanya salah, itu memang mereka. Kenapa? Kenapa saat Acha masih ingin memperjuangkan cintanya keadaan seperti menuntun Acha untuk merelakan Keen.

FLASHBACK

"ACHA!" Teriak seseorang di belakang Acha. Acha terkejut reflek menolah saat mendengar namanya.

Mereka beradu pandang, keduanya tenggelam akan manik mata masing-masing.

"Keen! Acha nampar gue tadi! Hiks"  Ucap Sandra memulai dramanya.

"Eng-enggak!"

"GUE LIAT SENDIRI! MATA GUE NGGAK BUTA!" Bentak Keen.

'Dia nggak percaya lagi sama gue?'

Acha tersenyum miring. Untuk apa berkata jujur? Jika kejujuran kita selalu diabaikan?

"IYA! Kenapa?" Ucapnya dengan suara naik beberapa oktaf agar tak terdengar bergetar.

"LO KALO MAU BALES DENDAM JANGAN PAKEK FISIK! DIA CEWEK, BEGOK!" Bentak Keen.

Deg

'Terus gue apa Keen? Gue bukan cewek?'

"Apa lo bahagia dengan dia?" Tanya Acha hati-hati.

Keen terdiam.

"Ya! Gue bahagia sama dia!" Ucap Keen sembari membangunkan Sandra.

"Gue harap lo pergi dari hidup gue Cha... Gue tau gue salah, tapi hati gue udah nggak sanggup lagi!"

"Kalo lo pengen gue bahagia, gue minta dengan sangat. Tolong pergi dari kehidupan gue" Ucap Keen membopong Sandra keluar dari toilet.

Acha bergeming. Dadanya sangat sesak. Sesak sekali sampai rasanya oksigen disekitarnya tak bisa ia hirup dengan leluasa. Acha merindukan Keen yang dulu. Sangat.

FLASHBACK OFF

Keen tertawa bersama Sandra. Tawanya begitu lepas, tak selepas saat dulu bersamanya. Disatu sisi ia bahagia bisa melihat Keen bahagia, disatu sisi ia sangat sedih sadar akan semua. Rasanya menyesakkan ketika mengingat posisi Acha yang telah mencairkan castil es nya telah tergantikan oleh Sandra.
Gelarnya sebagai ratu dihati Keen kini telah digantikan dengan begitu mudahnya. Kini, tak ada lagi nama Acha yang tersemat dihati Keen pria yang sangat ia cintai.

Begitulah Acha tanpa Keen sekarang, hampa, sakit, berat, sedih, hancur, menderita.

Langit sore berubah menjadi berwarna kelabu gelap sama seperti hatinya yang hari demi hari kian suram. Rintik hujan mulai berjatuhan bersatu bersama air matanya, namun Acha masih bergeming ditempatnya membuat seseorang berhoodie hitam dibalik pagar menjadi khawatir..

.

.

.

Maafin gue Keen, gue yang nggak sanggup buat pertahanin hati lo, sakit ini terlalu menyakitkan buat gue rasain sendiri.

Kalo Sandra yang buat lo bahagia... Gue rela. Makasih Sandra udah selalu ada untuk gue, makasih udah jadi sahabat terbaik gue.
Dan untuk lo Keen cowok yang masih gue cintai sampai saat ini.. Makasih  untuk semua moment indah yang pernah lo buat untuk gue, makasih pernah bikin gue bahagia.
Gue bakal terima semua rasa sakit ini sendirian.

Mungkin kisah kita cuma akan sampe disini. Maafin gue, sekali lagi. Maaf my prince, Kingsthan Keenan Smith.
GUE MUNDUR!














C A K R A   ( TAMAT )Where stories live. Discover now