19.) marah?

474 54 10
                                    

Jangan lupa vote dan komen
Happy reading :-)


Hati ini seperti bintang, yang bersinar walau tanpa matahari, ya mencintai walau tanpa arti. Hati ini seperti mentari, yang membuat bumi kembali menghangat, yang membuat hati kembali bangkit, walau hanya seperkian detik, lalu hilang dan menyisakan kenangan yang masih terombang-ambing oleh angan.
-Acha

🍁🍁🍁

Jam kosong itu bagaikan kenikmatan yang haqiqi bagi Acha, Renata, Aldy dan kelvin serta beberapa temannya yang diisi dengan memutar lagu dangdut dan menyanyi-nyanyi tak jelas.

Sementara sebagian murid lain, ada yang memukul-mukul meja, atau memilih nobar di pojokan kelas,
Bergosip ria, dan memainkan hanphonenya.

Jangan pernah tanya keadaan kelas seperti apa sekarang, karena dengan meja yang tak beraturan dan beberapa tas berserakan dilantai kelas ini seperti baru saja diterjang badai.

Acha, Renata, Aldy, dan Kevin Sebagai vokalis dadakan berdiri di atas bangku seraya berteriak-bersahutan mengikuti alunan musik remix yang
Terlantun memenuhi ruangan.

Acha menggunakan sapu lantai sebagai mikrofon, Renata memakai buku yang digulung, Kelvin memakai sapu ijuk, dan Aldy memakai sendal jepit yang biasanya dikenakan ketika shalat.

Acha memutar-mutar kepalanya sampai rambutnya ikut berputar dan berkibar.

"Ganti woi, konco mesra"
Teriak aldy.

"YEN TAK SAWANG SOROTE MRIPATMU,
JANEKU NGERTI ONO ATI SLIRAMU"
Teriak Acha.

"NANGING ONONE MUNG SEWATES KONCO,
PODO RA WANINE NGUNGKAPKE TRESNO"
Sahut Renata.

"YEN KUPANDANG GEMERLAP NYANG MRIPATMU,
TERPAMPANG GAMBAR WARU NING ATIMU"
Lanjut Kelvin.

"NGANTI KAPAN ABOT IKI ORA MOK DUKUNG,
MUNG DADI KONCO MESRA MERGO KEPENDEM CINTA"

"HOK A HOK E E E E"

Bertepatan ketika ia bernyanyi ada yang mengucapkan salam dari arah pintu namun gadis itu tidak mendengar dan masih sibuk melanjutkan aktivitas.
Sementara teman-temannya telah berhambur untuk duduk di bangku mana saja yang penting kosong setelah mendapati dua orang yang telah beridiri di ambang pintu dengan tatapan tidak dapat diartikan.
Mereka menatapnya geli menahan tawa yang seakan ingin meledak.

Aldy menggigiti jarinya, ia telah menyerah memberi kode kepada Acha pasalnya gadis itu malah asik berjoged ria memunggungi pintu dengan menghadap langit-langit kelasnya.

Gadis itu masih tetap pada posisinya diatas bangku dekat pintu dengan tangan yang setia memegang sapu.

Acha merentangkan tangan, menggerakkan ke atas ke bawah.
Ia melompati meja kesana kemari bak ballerina professional dengan gerakannya yang malah menggelikan.

"SUNGGUH SAYANG AKU TAK BISA LANGSUNG MENGUNGKAPKAN, PERASAAN YANG KU SIMPAN BUAT KU TAK TEN--E EH??!!--BUSET!"

Acha terlonjak dan hampir jatuh ketika berbalik ke arah pintu disana terdapat dua orang cowok tak lain Keen dan Arga yang memandangnya heran sekaligus garang.

'Siap-siap disidang 3 hari 3 malem deh😥' Batinnya

Sadar akan kesalahan, Ia menampilkan gigi kelinci tak lupa disertai mata bulan sabitnya.
Mengangkat jari membentuk huruf V dengan mulut mengatakan 'piece' namun tanpa suara.

"ACHAAAAA"
Huh budeklah sudah kini telinganya.

Keen dengan sigap menurunkan Acha dengan menggendongnya ala bridal style dan Arga yang memegangi meja tersebut agar tetap seimbang, membuat kaum hawa memekik iri.

Kemudian ia di dudukkan di sebuah kursi disamping Renata dengan Keen dan Arga yang duduk di atas meja tepat dihadapannya.

"Cha gue udah bilang berapa kali ke elo sih, bukan berarti kalo gue ngebebasin lo, elo jadi nglunjak. apa-apaan tadi sampe loncat-loncat di meja?"
Cerocos Arga membuat Acha menunduk.

"Cha, semua itu juga untuk kebaikan kamu. Kalo aja kamu jatuh dari meja tadi gimana hm?"
Ucap Keen membuat beberapa pasang mata menatapnya iba.

"M-aaf... Aa-cha khilaf"
Ucap Acha dengan merendahkan suaranya di akhir kalimat mengundang gelak tawa.

"Huh ini yang terakhir"
Ucap Keen dan Arga bersamaan

"YEY"
Pekik Acha girang

"HEI KALIAN BERDUA! KENAPA DUDUK DI ATAS MEJA? HUH? TIDAK SOPAN SEKALI KALIAN!"

Teriakan tersebut membuat semua murid terlonjak kaget, memaki sang empu dalam hati lalu segera memusatkan perhatiannya ke arah sumber suara.
Benar saja dugaannya, itu merupakan suara guru kesiswaan mereka.

Bu lilis - Banteng Karnivora.

"Eh Bu Lilis yang manis tanpa pensil alis"
Gumam Acha Reflek. sialnya masih terdengar karna keadaan yang sunyi dan mencekam.

"Bisa aja kamu Cha, Ibu tau kok kalo ibu emang cantik, manis, pokoknya kyut-kyut gemesin gimana gitu xixixi"
Ucap Bu lilis dengan pedenya membuat semua murid melongo.

"Nah itu ibu nyadar sendiri"
Ucap Acha ramah

'Ya'in dah biar fast'

"Yaudah kalian semua lanjutin tugasnya ya! bu guru mu yang cantik ini mau keliling dulu cari mangsa baru"
Ucap Bu Lilis seraya melambaian tangan disertai flying kiss.

"Duhhh jadi tambah pede deh kalo kaya gini hihihi"
Gumam bu lilis

C A K R A   ( TAMAT )Where stories live. Discover now