Ungkapan

27 6 1
                                    

Apa yang harus ku lakukan sekarang? Semua tampak abu-abu.
-Kimberlyn Agressa-
.
.
.

Pagi ini, mentari bersinar menyilaukan mata. Angin pagi berhembus lembut, dan banyak orang yang berlalu-lalang melakukan aktivitas mereka masing-masing.

Di Elementary high School, tampak siswa dan siswi yang mulai berdatangan meramaikan sekolah. Suasana yang awalnya hening dan sepi kini berubah menjadi ricuh. Mereka mulai meramaikan koridor, kelas dan juga kantin.

Begitu juga dengan kelas 12 MIPA, mereka tampak heboh karena kini Kim telah datang ke sekolah. Kim duduk di bangku nya sambil tersenyum, tentu saja ia merasa bahagia. Karena ternyata teman sekelas menunggu kehadiran nya.

"Kim! Akhirnya lo sekolah juga!" Ucap Fani sambil memeluk erat Kim.

"Kami khawatir karena lo nggak sekolah selama seminggu. Sekarang lo baik-baik aja, kan?" Sambung Sonya khawatir.

"Iya, aku sudah baikan kok. Maaf ya, aku jadi buat kalian khawatir." Balas Kim tersenyum sambil menggaruk pipinya yang sama sekali tidak gatal.

"Tidak apa-apa. Kami senang karena sekarang kamu sudah sekolah lagi, Kim." Ucap Cika tersenyum lega.

Kim mengangguk pelan dan tersenyum. Ia bersyukur karena sekarang memiliki teman-teman yang begitu baik padanya. Ia teringat dengan ucapan kak Gita, bahwa Kim memiliki teman-teman yang selalu mengkhawatirkan nya.

"Eh? Kim?" Ucap Davin tiba-tiba. Ia tampak berdiri di depan pintu kelas dengan ekspresi wajah yang terkejut.

"Davin? Kenapa? Kok bengong gitu?" Tanya Kim bingung.

"Syukur lah akhirnya lo datang juga!!!" Balas Davin tiba-tiba berlari berniat ingin memeluk Kim. Namun dengan sigap Merry menghadang nya dan menjitak kepala Davin hingga ia meringis kesakitan.

"Duh! Apaan sih lo?! Sakit tau gak!"

"Ya salah lo sendiri! Ngapain datang langsung nyosor gitu?" Balas Merry kesal.

"I-itu karena gue bahagia! Gue seneng karena dia udah Sekolah lagi!"

"Heh! Bilang aja lo modus, kan? Dasar playboy loh!" Ucap Sonya sinis.

Davin tampak kesal dengan ucapan Sonya. Kemudian ia melirik kearah Kim yang terlihat tersenyum.

"Haha! Davin masih belum berubah, ya?" Ucap Kim tertawa.

Wajah Davin tampak memerah karena malu. Sebenarnya ia tidak senang jika Kim juga beranggapan sama seperti teman-teman sekelasnya.

"Gue kan serius..." Gumam Davin.

Ia pun berjalan menuju bangkunya dengan wajah yang cemberut. Seisi kelas tampak tertawa puas melihat sikap Davin yang terlihat aneh.

"Oh ya, Kim? Lo tau berita yang sekarang lagi heboh, gak?" Tanya Fani tiba-tiba.

"Hem? Berita apa?"

"Itu loh! Berita tentang Arga, katanya dia punya tunangan ya?"

Deg!!!

Kim terdiam. Padahal sebisa mungkin ia tak ingin mendengar pembicaraan seperti ini. Tapi kenapa teman-teman sekelasnya juga mengetahui hal ini? Wajah Kim tiba-tiba berubah. Entah kenapa dia menjadi kesal setelah Fani mengatakan hal itu.

"Anak-anak pada heboh loh! Perempuan itu kemarin datang ke sekolah!" Sambung Fani lagi.

Cika melirik kearah Kim, ia sadar bahwa Kim pasti tidak senang dengan pembicaraan ini. Dia tahu bagaimana perasaan Kim terhadap Arga, dan berita ini pasti membuat perasaan nya hancur. Apalagi Kim telah mendengar langsung dari perempuan yang mengaku tunangan Arga itu.

Spring FlowersWhere stories live. Discover now