Sulit Mengerti

41 8 1
                                    

Karena hidup memiliki cara tersendiri untuk mengajar kan kita makna dari kehidupan itu sendiri.
.
.
.

"Sebenarnya... Anak kandung keluarga ini aku, atau anak itu?!"

"Apa?!"

Arga tampak marah, bahkan tubuhnya bergetar karena mencoba untuk tetap menahan emosi. Ketika suasana semakin mencekam, Diana- mama Arga dan Lexi- pun datang dengan wajah yang sangat panik.

"A-ada apa ini?"

"Oh? Mama? Biasa~ Kak Arga buat masalah lagi, nih..." Balas Lexi menyeringai.

"Arga?" Gumam Diana melihat wajah Arga yang kesal.

"Tutup mulut mu dan cepat ikuti perintah papa, Arga! Jangan membantah!!"

"Tch! Kenapa? Kenapa aku harus selalu mengikuti perintah mu, papa?"

"Kau! Kau benar-benar!!!" Ucap papa Arga sambil mengangkat tangan kanannya.

"... Kenapa berhenti? Bukankah papa ingin menampar ku? Ayo, silahkan. Tampar aku sepuas yang papa mau!"

"Kenapa kau selalu membantah perintah papa?! Hah?!!" Bentak papa Arga.

"... Papa tanya... Kenapa? Ha-haha!! Bukan kah sudah jelas jawabannya? Itu karena Aku sudah muak! Aku sudah muak dengan seorang ayah yang selalu memaksakan hal yang tidak aku sukai!! Hah... Kenapa hanya aku? Sedangkan anak itu bebas melakukan apa yang dia mau?" Jawab Arga sambil menunjuk Lexi dengan tangan nya.

"Jangan melibatkan adikmu dalam masalah mu sendiri, Arga!!"

"Siapa yang bilang kalau dia adikku?! Dia! Bukan adikku!!" Teriak Arga geram.

"Arga!!"

Plak!!

Suara tamparan seakan menggema di ruangan yang luas itu. Sudah dua kali Arga merasakan tamparan keras dari papa nya. Namun Arga hanya tersenyum puas.

"Hah... Apa papa lega setelah menampar ku?"

"Ukh!!"

"Terkadang aku lupa. Aku memang anak kandung di keluarga ini. Tapi aku hanya anak buangan yang menjadi robot ayahku sendiri!" Ujar Arga ketus dan menatap papa nya sinis.

Papa Arga hanya bisa diam mendengar perkataan putra nya. Arga kemudian berlenggang pergi tidak menghiraukan mama dan juga Lexi. Namun, sebelum ia melangkah lebih menjauh.

"Ingat satu hal. Aku mengikuti perintah mu, bukan karena aku tidak berani membantah mu. Tapi karena aku sudah berjanji dengan seseorang untuk selalu menghormati mu, papa."

Deg!!!

"Tch! Apa-apaan anak itu? Sekarang dia sudah berani membantah perintah ku?"

"Sudah lah, pa~ nanti dia juga kembali lagi..." Balas Lexi sambil tersenyum.

"Kenapa kamu masih ada disini?"

"Oh iya. Aku pergi dulu pa! Dah ma~"

Diana tampak mengangguk pelan diikuti oleh senyum dikedua ujung bibir nya. Kemudian ia menghampiri suaminya dan mencoba untuk menenangkan nya.

Spring FlowersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang