Lukisan

32 6 1
                                    

Hidup ini memang fiksi, sering kali imajinasi.
-sepositif-
.
.
.


Saat itu, Arga melirik kearah Kim yang terlihat sibuk dengan lukisan nya. Sambil menunggu Kim selesai melukis, Arga pun memeriksa hasil latihan yang dikerjakan Kim.

"Ah... Dia..." Gumam Arga.

"Hey pangeran es~ kemari," ucap Kim tiba-tiba, namun matanya tidak teralihkan sama sekali dari lukisannya.

"Tidak."

"Hee?? Ayolah, aku hanya ingin menunjukkan lukisan ini padamu," balas Kim dengan wajah kesal.

"Gue gak tertarik."

"Haih.. Baiklah. Tapi nanti jangan menyesal, ya?!"

"Apa?"

"Makanya liat sini! Jangan mager dong!" Balas Kim.

Arga tampak mendecak kesal, meskipun begitu ia tetap berdiri dari bangkunya menuju tempat Kim melukis.

"Belum selesai sih, tapi aku ingin kamu lihat lukisan ini," ucap Kim tersenyum.

Arga melihat lukisan yang dibuat oleh Kim. Awalnya ia pikir, anak itu akan melukis pemandangan atau bunga. Tapi siapa sangka? Kim justru melukis Arga yang sedang duduk cantik di kursi.

"Ini... Gue?" Tanya Arga terkejut.

"Iya, emang siapa lagi kalau bukan kamu?"

Arga terdiam melihat lukisan yang dibuat oleh Kim, terlihat indah. Sangat indah. Bahkan seorang Arga yang ada di lukisan itu lebih terkesan ceria dari pada Arga yang saat itu berdiri di hadapan Kim. Sosok Arga yang dilukis oleh Kim terlihat bahagia dengan senyum lebar dari bibir nya. Tentu saja lukisan ini sangat bertolak belakang dengan sifat Arga saat itu. Dan hal ini membuat Arga sedikit jengkel.

"Ini bukan gue," ujar Arga dingin.

"A-apa?"

"Gue tidak pernah tersenyum seperti itu."

Kim membelalak kan matanya. Kenapa Arga tiba-tiba mengatakan hal ngawur seperti itu? Tidak pernah senyum katanya?! Yang benar saja.

"Heh? Benarkah? Kau tidak mencoba untuk bohong padaku, kan?" Balas Kim yang masih sibuk dengan lukisannya.

"Tidak. Gue memang tidak pernah tersenyum seperti itu."

".... Pft! Hahaha!!!"

Mendengar ucapan Arga Kim tidak kuasa menahan tawa nya. Bahkan perut nya menjadi sakit karena tertawa. Arga menatap Kim heran dengan wajah datar nya.

"Kenapa tertawa? Lo pikir ini lucu?"

"Haha! Hah... Dasar. Aku bukan orang yang bisa kau bohongi, loh." Balas Kim melirik kearah Arga sambil tersenyum.

"Gue gak bohong."

"Oho~ benarkah? Aku gak percaya tuh?" Jawab Kim sambil melanjutkan lukisannya.

Spring FlowersWhere stories live. Discover now