Coffee

47 9 0
                                    

Disaat kita dapat melihat indahnya dunia, maka kita harus siap menerima pahitnya cobaan.

Happy Reading guys:)
Jangan lupa tinggalkan jejak kalian berupa vote, dan comment ya🐾
.
.
.

Malam hari pun tiba, hawa sejuk seakan merasuk hingga membuat tubuh menggigil. Langit yang cerah dengan taburan bintang dan juga bulan yang bersinar terang. Cahayanya yang lembut, menyinari bumi yang gelap.

Di sebuah ruangan, tampak Kim yang tengah duduk di ranjang rumah sakit sambil membaca sebuah buku komik kesukaan nya.

"Haha! Wajah nya lucu sekali! Haha!" Ujar Kim tertawa ketika melihat karakter komik yang dibacanya.

Tok! Tok! Tok!

"Hem? Iya, masuk saja... Pintu nya gak di kunci kok..." Ucap Kim ketika mendengar pintu ruangan nya di ketuk.

"... Kim?"

"Eh?? Erick??"

"Huwaaa!!! Kim?! Lo baik-baik saja kan?! Ada yang sakit gak?! Atau masih ada yang nyeri?! Hah?! Katakan! Kenapa diam saja?!" Tanya Erick dengan wajah yang panik.

Seketika ruangan Kim yang sedari tadi hening, damai, dan tentram kini menjadi ricuh dan berisik. Kim hanya mengangguk-angguk ketika mendengar ucapan Erick yang tidak ada titik dan koma.

"Hey? Erick? Apa kamu bisa bertanya satu persatu?" Ujar Kim.

"Eh?! Haha! Sorry sorry! Gue terbawa suasana! Habisnya lo itu bikin khawatir tau gak!" Balas Erick sambil mencubit pipi Kim.

"Duh! Sakit tau'!"

"Haha! Btw, nih. Gue bawain buah untuk lo."

"Wah wah... Kamu tidak seharusnya repot gini loh..."

"Ndihh! Padahal suka tuh!"

"Haha! Tau aja! Trims, ya!" Balas Kim sambil tersenyum.

"Santai aja."

Kim merasa senang karena Erick datang menjenguknya di rumah sakit, kini dia tidak merasa bosan lagi dan tidak perlu menghabiskan waktu hanya untuk membaca komik.

"Kamu datang sendiri?" Tanya Kim sambil memakan buah jeruk yang dibawa Erick.

"Iya. Orang tua gue belum pulang. Jadi gue belum bilang kejadian ini ke mereka, nanti malah panik lagi." Balas Erick sambil melihat-lihat buku komik Kim.

"Hehe. Om dan tante sama kayak kamu, mudah panik."

"... Siapa pun bakal panik kalau itu, lo."

"Eh?"

"Ah?! Jadi, bagaimana keadaan lo sekarang?"

"Hem? Haha! Seperti yang kamu lihat! Aku baik-baik saja, kok!" Balas Kim sambil tersenyum semangat.

"Hee? Benarkah?"

"Iya! Aku serius! Aku baik-baik saja! Jadi jangan khawatir~" Balas Kim tersenyum.

"... Syukur lah kalau begitu." Ujar Erick lega.

Spring FlowersWhere stories live. Discover now