WCI | 17

22.6K 2.2K 51
                                    

Masih menunggu?
Aku tadi dapat notif dari salah satu pembaca, dan dia menunggu aku up walaupun sudah jam setengah dua. Dan akhirnya, aku ngetik dari jam segitu sampai sekarang.

Semoga feelnya dapat dan kalian puas.
Aku mau istirahat dulu>•<

Oh, iya, kalau begitu,
Aku up Kekasih halal dan Adiba jam-jam tujuh malam aja, yaa>•<

Jangan lupa tinggalkan jejak
Maaf kalau ada typo:>
Happy reading>•<

✨✨✨

"Kepercayaan itu hadir untuk orang yang saling mencintai. Dan kita adalah salah satunya."

-WCI-

✨✨✨

Hai Tayo, hai Tayo, dia bis kecil ramah

Melaju, melambat, Tayo selalu senang

Hal Tayo, hai Tayo, dia bis kecil ramah

Melaju, melambat, Tayo selalu senang

Jalan menanjak, jalan berbelok

Dia selalu berani

Meskipun gelap dia tak sendiri

Dengan teman, tak perlu rasa takut

Hai Tayo, hai Tayo, dia bis kecil ramah

Melaju, melambat, Tayo selalu senang

Hai Tayo, hai Tayo, dia bis kecil ramah

Dengan teman, di sisinya, semua senyum ceria

Indahnya hari ini

Mari bergembira~

Namira dan Kafka kompak tersenyum saat teman-teman mereka kembali menghabiskan satu lagu yang digemari para anak-anak. Tautan tangan mereka sempat terlepas karena sesekali Hera sering mencuri pandang terhadap Kafka.

Citt!

Suara rem dari bus ini menandakan bahwa mereka sudah sampai di tujuan. Kafka turun duluan, kemudian ia berdiri di samping pintu untuk mengabsen kembali anggota kelas somplak.

"Setelah ini, semuanya baris dulu di halaman, ya. Ada pengumuman dari Pak Pandu," kata Kafka sambil berjalan ke arah mobil guru.

Namira memakai tas ranselnya dan berdiri di halaman Villa. Matanya menjelajah ke sekitaran Villa itu. Karena kebetulan, ia berbaris di posisi kedua. Matanya mampu menjangkau banyak tempat.

"Nam," panggil Hera pelan.

Namira menatap wajah takut Hera. "Kenapa?" tanya Namira bingung.

Wa'alaikumussalam! Calon Imam! [END] [SEGERA TERBIT]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant