C.56

134 138 44
                                    

Dan pada akhirnya keegoisan yang membawa ke dalam jurang penyesalan, dan kehilangan menjadi saksi akan tindakan yang begitu tak tercerminkan.
.
.
.

Dua orang lelaki yang kini duduk di atas bangku taman dengan perasaan yang begitu frustasi. Sekejam inikah dunia mempermainkannya? Seperih inikah takdir tuhan untuknya? Apa harus sesulit ini dalam memerankan skenario sang pencipta untuk kehidupannya? Semua akan terjawab ketika kau sadar akan cobaan yang datang adalah sebagai penjemput kebahagiaan.

Emosi terus merenggutnya, kebencian akan menutup rasa cintanya, tapi itu tidak akan bertahan lama, ketika tuhan telah mengirim salah satu hamba-nya sebagai perantara untuk menjelaskan seraya memperbaiki masalah yang tengah menimpanya.

"Kenapa lo bisa ada di sini?" Tanyanya begitu tegas. "Dan kenapa lo muncul lagi di hadapan gue." Ia berucap dengan penuh penekanan.

"Gue kesini mau jelasin yang sebenarnya, dan Zaky juga yang maksa buat gue nyariin keberadaan lo, karena Elin kacau banget gara-gara lo ngilang." Ujarnya.

"Kenapa dia kacau, bukannya dia senang bisa bareng-bareng sama lo, tanpa ada gue yang jadi pemisah antara kalian berdua."

"Gue nggak ada hubungan apa-apa sama Elin." Ketus Juna yang sudah merasa sedikit geram dengan penuduhan dari Geby.

"Kalau nggak ada hubungan, kenapa dia sampai bohong sama gue dan pulang bareng sama lo." Nada Geby terdengar lantang.

"Karena dia belum bisa jujur dengan keadaan yang sekarang ia hadapi, dan alasan gue pulang sama dia karena gue mau anterin dia ke rumah sakit." Kali ini Juna menekankan ucapannya.

"Rumah sakit?" Ia menoleh ke arah Juna, seakan bertanya akan kejadian yang sebenarnya.

Flashback on

Pulang sekolah merupakan kebahagiaan bagi para pelajar. Setelah seharian menuntut keras untuk belajar, dan memfokuskan pandangan pada materi yang sangat menguras tenaga. Kini Juna keluar dari kelas, dan menghampiri motor ninjanya, yang akan ia lajukan. Dengan kecepatan rata-rata, Juna membelah jalanan di tengah panas terik matahari. Cukup lama ia harus berada di tengah jalan kota Semarang, dan pada akhirnya ia bertepi di depan bangunan kokoh, dengan aroma khas obat-obatan.

Ia berjalan memasuki bangunan itu, untuk menemui gadis yang selalu ia rindukan. Namun, langkahnya harus terhenti ketika melihat wanita yang sangat di kenalinya sedang berhadapan langsung dengan resepsionis Rumah Sakit Purnama. Juna melangkah ingin menyapa, namun ia kembali tertahan ketika mendengar perdebatan ringan antara wanita itu dengan sang resepsionis.

GHAEBRYL ✓ ( Terbit )Where stories live. Discover now