C.8

475 354 115
                                    

Aku yang penuh harap, atau kamu yang sama sekali tidak menginginkan untuk lagi menatap
.

.
.

Hari demi hari telah kulalui, dengan bertemunya wanita yang selama kunanti, yang sekarang telah kumiliki.

SMA 8 SEMARANG
Aku telah kembali lagi di tempat ini, tujuan ku sekolah bukan untuk mencapai kesuksesan, tapi untuk bersosialisasi dengan teman-teman yang akan mewarnai masa-masaku.

“Eh Gilang udah dateng nih.” Sapa Andre pada Gilang yang absen di hari sebelumnya.

"Yoi, gimana seru nggak kemarin?” Sambil mendudukkan bokongnya di sebelah ku.

“Lumayanlah, kemarin kita jalanin drama Lang,” jelas Wira sambil sedikit menceritakan kejadian kesurupan gadungan yang terjadi kemarin.

"Eh Geb, gua liat kemarin lo bareng cewek angkatan kita yang paling cantik itu yah?” Tegur Andre. Aku yang sedari tadi menenggelamkan wajahku disela lenganku dengan posisi menunduk diatas meja, beralih menoleh.

“Siapa?” Dengan rasa malas aku mengangkat wajahku menatap pada Andre.

“Ituloh yang katanya paling cantik di angkatan kita itu, lupa gue namanya.”

“Yang bener lo? Wah, lo gercep juga yah Geb.” Kali ini Wira yang menanggapi dengan tingkah kegirangan.

“Eh bukannya lo punya pacar yang waktu di cafe itu.” Gilang sedari tadi hanya memperhatikan Wira dan Andre, kini akhirnya angkat bicara.

“Nghh..."Aku kembali bangun, untuk menjawab pertanyaan Gilang. Namun, dengan terpaksa aku tahan, sebab kelasku sudah kedatangan guru yang berbeda dihari sebelumnya.

Aku, Andre, Gilang, dan Wira tak menyadari bahwa bel sudah berbunyi 5 menit yang lalu.

“Selamat pagi anak-anak.”

“Pagi buuuuu!!” Balasnya dengan serentak.

Setelah memperkenalkan diri, lalu beralih menjelaskan materi.

“Atom merupakan bagian terkecil yang menempati ruang. Unsur di dunia ini terdiri dari banyak macam. Di tabel periodik unsur. Senyawa merupakan gabungan dari 2 unsur atau lebih...........” Jelasnya panjang lebar, aku yang sedari tadi tak mengikuti, hanya menatap kosong ke arah papan tulis yang seakan-akan aku sedang memperhatikan dengan teliti.

“Geb, lu paham?" Tanya Gilang.

Aku yang membalasnya dengan gelengan pelan, membuat Gilang mendegus kesal.

"Baik anak-anak ibu sudah menjelaskan, silahkan kalian kerjakan hal 28, hanya 10 nomor!”
Perintahnya dengan enteng.

“Lah buset nih guru baru masuk dah ngasih penyiksaan.” Gumam Wira dengan pelan.

“Dikit amat tugasnya bu, nggak sekalian 1 nomor aja.”

“Tuh guru nggak nyadar apa, 10 nomor tapi beranak gini, semuanya 50 nomor nih, berasa dagang telur gue.”

Itulah bisikan cibiran-cibiran dari beberapa orang yang berada di kelas yang diajarkan bu rida, guru fisika kelas 10.

Aku langsung membuka buku, dan mengerjakannya. Aku memang malas mendengarkan penjelasan guru, tapi aku lumayan ada niat untuk mengerjakan tugas yang diberikannya.

GHAEBRYL ✓ ( Terbit )Onde histórias criam vida. Descubra agora