27|• They are everything

284 11 0
                                    

"Kenapa lo harus beli kacang sih! Gue tambah jerawatan nanti!" Komentar Siska.

Ya! Siang ini adalah jadwal berkumpulnya teman-teman Vina. Entah ada angin apa mereka main di rumah Vina. Mungkin setelah melewati banyak masalah, mereka berniat berdamai pada waktu dan menginginkan kebaikan segera muncul. Namun, tanpa memikirkan semua masalah itu, kini mereka sudah banyak tertawa karena ulah Rian dan yang lainnya.

Para cowok membawa banyak makanan pesanan Vina. Entah kenapa tiba-tiba gadis itu memesan banyak makanan yang berbau coklat. Tidak hanya Gibran, bahkan Rian dan Reon ikut serta menjadi perantara pengantar pesanan. Namun, yang sedang menjadi perdebatan adalah makanan kacang kesukaan semua orang, tetapi kebanyakannya tidak menyukai kala makan kacang menimbulkan jerawat. Sebenarnya itu hanya mitos.

"Bilang aja mau kacang," cibir Rifky dengan matanya menatap pada Rian seakan menyinggung lelaki itu.

"Gak ke gue gak ke Siska. Mulut lo pedes bener!" Cetus Rian dengan menyinggung.

Mereka tertawa. Terkadang omong kosong Rian atau sindiran Rifky adalah sumber tawa mereka. Kali ini Mona mengingat apa yang Vina pesankan kepadanya.

"Nih roti bakar selai stoberinya," ucap Mona meletakan plastik di depan Vina.

"Ini pesenan lo dari gue," ucap Reon juga memberikan plastik dengan isi makanan. Entah makanan apalagi yang Vina pesan melalui Reon.

"Nih martabak coklat dan juga makanan coklat lainnya," ucap Gibran.

Vina menerima semua barang dengan tersenyum. "Makasih."

Vina membuka martabak manisnya dan makanan lainnya. Ia melihat dengan penuh nafsu. Namun, ia juga tak lupa membagi pada temannya yang lain.

"Silahkan di makan. Ini gak cuma buat gue kok. Ini buat kalian juga," ucap Vina.

Mereka mengambil apa yang mereka suka. Namun, ada juga yang tidak mengambilnya karena sedang tak lapar.

"Ky, ambil," ucap Vina yang asik memakan roti selai stoberinya.

"Iya. Makan aja duluan," jawab Rifky menghentikan sejenak petikan gitarnya.

"Yang lain mana, Gib?" tanya Rian.

"Assalamualaikum!" seru mereka bersamaan.

"Panjang umur pendek nafas," celetuk Rian.

"Waalaikumsalam," balas yang berada di ruang tengah.

Ternyata itu adalah Viki dan Gilang yang baru saja datang. Mereka langsung ikut serta di dalam ruang tengah itu. Tak lupa mereka saling bersalaman untuk menjaga silaturahmi. Vina menerima salam dengan tangan dan mulutnya yang bekerja bersamaan.

"Makin jago, nih Ky main gitarnya," ucap Gilang.

"Biasa aja," jawab Rifky dengan dingin.

"Obat move on, Ky?" tanya Rian.

"Sok tahu lo!" surak Rifky langsung menyimpan gitarnya dan ikut serta dalam pembicaraan mereka.

"Lo berdua kenapa lama?" tanya Reon.

"Kita disuruh nyari makanan apaan tahu sama Vina. Terus gak nemu," jawab Viki.

1 Hati 2 Raga [Selesai]√Where stories live. Discover now