[FOLLOW SEBELUM BACA!] √
"Kamu selalu berhasil membuat aku terluka. Tapi aku selalu gagal membencimu."
___________________________________________________________________
Kisah cinta yang diperankan oleh gadis dengan takdir buruk bernama--Lavina Hel...
Jika kamu tidak memperjuangkan apa yang kamu inginkan, maka jangan menangis untuk apa yang kamu lepas. _
Di sisi lain tempat parkiran yang menemukan keberadaan Siska, Mona, dan Gibran yang seketika hening setelah kepergian Vina dan Reon.
Kini, ketiganya tetap diam dan tak ada yang berani berbicara sampai Mona yang membuka sebuah topik.
"Gue sama Siska ke kelas duluan ya, Gib," pamit Mona memegang tangan Siska.
Gibran menoleh dan mengangguk. "Iya."
Mona dan Siska pergi meninggalkan Gibran di tempat parkiran sendirian. Ia memandang mobil mewah milik Reon yang kotor oleh sikap menyebalkan Vina.
Gibran mengambil ponselnya dan menelpon seseorang.
"Hallo, Om Guntur," sapa Gibran.
"Bisa ambil mobil temen Gibran di sekolah? Soalnya tadi Vina bikin masalah lagi," ucapnya.
"Iya, Om. Makasih ya!"
Pip!
Gibran menutup saluran telpon dan menggengam ponselnya dan kembali menatap kerusakan mobil itu.
Gibran ingat jika beberapa hari lalu ia harus membawa sebuah sepedah ke bengkel om Guntur karena Vina mempilok dan menggantungnya di atas pohon, dan hari ini Vina mengulangi hal yang sama. Ia dibuat menggeleng-gelengkan kepala saat mengingatnya.
"Vina, Vina. Mau sampai kapan lo nyusahin gue?" tanya Gibran pada dunia.
"Songong banget sih tuh cewek!"
Gibran menoleh pada suara yang tak lain adalah Reon. Saudaranya yang sangat sayang pada mobil mahalnya itu.
"Reon!" panggil Gibran dengan keras.
Reon menoleh. "Lo manggil gue?" tanya Reon menunjuk dirinya sendiri.
Gibran mengangguk. "Iya lo. Siapa lagi bego!" seru Gibran.
Reon mengangguk kecil, dan menghampiri Gibran. Reon berdiri tepat di hadapan Gibran.