21|• Ku Lepas Dengan Ikhlas

288 13 0
                                    

Terkadang sesuatu hanya kelihatannya indah. Tidak ada jaminannya bunga mawar tidak melukai tangan. Sama halnya kamu. Orang yang pernah menyakiti walau hanya satu kali, tidak terjamin bahwa kamu tidak akan menyakiti lagi.

-

Hallo guys!

Assalamualaikum! Apa kabar temen-temen semuanya?

Setelah kabar kelulusan kemarin akhirnya aku bisa update lagi!

Asiiiikkk!

Semoga part-part berikutnya bisa membuat kalian terus semangat baca.

See you❤️

***

Malam datang menuju esok pagi yang akan memendungkan hati Vina. Mungkin saja esok hari langit tetap cerah, tetapi tidak dengan hatinya yang terus saja mendung semenjak terbongkarnya sosok Leon.

Malam ini sangat dingin. Gadis itu menarik selimutnya hingga menutupi seluruh tubuhnya. Hatinya gelisah, dan tidurnya menjadi berantakan. Tiba-tiba ia mengerang. "Argh!" kesalnya membuka selimut dan duduk bersandar. Ia benar-benar tidak bisa tidur nyenyak. Lalu, ia meraih ponselnya dan melihat tidak ada pesan masuk dari siapapun. Biasanya lelaki menyebalkan seperti Gibran akan mengirimkannya pesan, tetapi kali ini tidak. Melihat jam ternyata sudah pukul 23:09 malam. Selama ini ia berjaga karena kegelisahannya.

Kini, tatapannya beralih pada baju gaun yang menjadi tema pernikahan mamanya besok. Sejak kemarin mamanya sudah berada di hotel tempat pernikahannya digelar. Ia pun menyimpan ponselnya dan kembali merebahkan tubuh lelahnya. Mencoba memejamkan matanya secara perlahan hingga akhirnya tertidur.

-1 Hati 2 Raga-

Pagi datang. Vina keluar dari kamarnya dengan menggunakan seragam pernikahan yang mamanya sediakan. Setelah kejadian pertemuan 3 hari yang lalu dan kejadian waktu itu yang membuat Vina harus ikut memilih gaun pernikahan untuk mamanya sendiri, kini ia terlihat lebih banyak diam. Hari ini ia akan pergi ke acara pernikahan mamanya bersama Reon. Mamanya yang meminta Reon menjemputnya. Semalam bukanlah waktu tidur yang memuaskan untuknya. Sesingkat itu, hingga akhirnya pagi tiba. Hari buruk pun tiba.

Vina menutup pintunya dan berjalan masuk ke dalam mobil Reon. Lelaki itu pun memandangnya dengan misterius.

"Lo-"

"Gak usah banyak omong. Bawa mobilnya sekarang, gue lagi males ngomong," ucap Vina dengan cepat memotong Reon.

"Gue cuma mau bilang pasang sabuknya," cetus Reon.

Dengan wajah yang masih datar, Vina memasang sabuknya tanpa menoleh ke arah manapun. Tatapannya stay ke depan dan pikirannya melayang lebih tinggi dari kenyataannya. Hatinya masih campur aduk. Rasanya ingin menghilang sejenak untuk melarikan diri dari pernikahan yang tidak ingin ia lihat. Namun, tetap saja mamanya akan membencinya.

"Jalan," titah Vina.

Reon pun sedikit berdecak kesal. "Wokey," balasnya dengan melajukan mobilnya dijalan raya.

Reon tak memaksa Vina agar mau berbicara dengannya. Bagi Reon tak penting juga tahu segala hal mengenai Vina. Mengantar gadis ini adalah tugasnya, tetapi semenjak bersama Mona, dirinya benar banyak berubah.

1 Hati 2 Raga [Selesai]√Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt