Terakhir kali bias jingga datang, Jagat sedang menikmati sorenya ditemani alunan musik yang sengaja diputar berulang-ulang. Sampai ketika senjanya benar-benar menghilang, Jagat masih enggan untuk beranjak pulang. Alasannya sederhana, Jagat hanya ing...
Oops! Această imagine nu respectă Ghidul de Conținut. Pentru a continua publicarea, te rugăm să înlături imaginea sau să încarci o altă imagine.
Termometer adalah alat yang digunakan untuk mengatur suatu suhu. Sedangkan untuk tahu perasaan lo, gue cukuppakaiteamometer.
🌅🌅🌅
Baru kemarin Raya merasa terbang tinggi ke angkasa. Hari ini juga ia dijatuhkan tanpa kata.
Kadang memang setidakterduga itu sebuah takdir. Entah Raya mau mengartikan ini sebagai takdir yang seperti apa. Yang pasti sekarang Raya hanya ingin berdiam diri di kelas saja.
Shakira yang baru saja dari kantin lantas menyeruput pop ice nya pelan. Ia menatap bingung gadis yang biasanya super energik ini mendadak jadi pendiam. Shakira melirik bangku di belakang Raya. Seakan mengerti apa yang membuat mood sahabatnya itu memburuk ia langsung mencolek pipi kiri Raya, sedikit menggoda.
"Yaelah. Doi kagak masuk sehari doang digalauinnya sampai ke DNA," celetuk Shakira menambah rasa kesal Raya.
Sebenarnya Raya sudah menduga ini akan terjadi. Seperti yang mereka alami kemarin sore di sekolah. Jagat kehujanan. Dan seperti biasa, lima menit berada di bawah hujan Jagat akan demam.
Terbukti tak ada tanda-tanda pemuda itu datang hingga bel istirahat kedua berbunyi nyaring ke penjuru sekolah.
"Jenguk dong. Masa nggak berani. Mental tempe," ejek Shakira.
Raya mendengus kesal. Malas menyahuti celetukan Shakira yang hanya menambah kekesalannya.
"Keduluan dijenguk orang lain baru tahu rasa lo."
"Diem lo."
"Kalo khawatir dijenguk. Bukan malah marah sama orang lain gini. Ah. Labil lo."
"Diem nggak?!"
"Gue kasih tahu nih, ya. Si Jagat itu banyak yang naksir. Gue sering lihat dia disamperin adik kelas dan beberapa temen seangkatan. Entah ngomongin apa. Tapi Jagatnya ramah banget. Lo tahu sendiri kan Jagat emang baik ke semua orang."
Raya memejamkan matanya. Cukup muak mendengar godaan dari Shakira.
"Gue takutnya lo nyesel kalau tiba-tiba beredar kabar Jagat jadian sama orang lain. Potek," lanjutnya menggerakkan tangannya membentuk hati yang patah.
"Kalau gue jadi lo udah gue pepet terus, tuh, si Jagat."
"Stop it!"
"Kenapa? Lo cemburu? Yaelah."
Raya menggebrak meja cukup keras setelahnya. Ia tak bisa lagi menahan kekesalannya pada Shakira yang terus membuat hatinya terbakar. Raya menatap tajam Shakira, ia mendekat.
