Antara 1: Titik Temu

1.9K 199 18
                                    

Antara 1: Titik Temu

Walaupun saya terlihat tidak pernah mengerti apa-apa, tapi kamu harus percaya, bahwa lebih daripada yang kamu pikirkan sebelumnya, saya juga merasakan hal yang sama

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Walaupun saya terlihat tidak pernah mengerti apa-apa, tapi kamu harus percaya, bahwa lebih daripada yang kamu pikirkan sebelumnya, saya juga merasakan hal yang sama.

🌅🌅🌅

Gadis rambut sepunggung itu sudah gemetar hebat. Tubuhnya seperti terguncang parah hanya untuk melakukan misinya di minggu ini. Seperti biasa. Kemudian ia menarik napas panjang, dengan gerakan cepat tangan kanannya terulur menepuk bahu seseorang yang tinggi menjulang di depannya.

Sementara pemuda yang ia tepuk bahunya itu terlihat mengangkat alis bertanya. Ada decak pelan yang sosoknya perdengarkan. Menimbulkan desah lirih Raya yang jadi kebingungan. Lalu Jagat memutar badan. Menatap Raya lama, menunggu gadis itu berbicara.

"Perasaan gue itu seperti hukum kekekalan energi, nggak mampu diciptakan dan dimusnahkan, semua ada secara tiba-tiba," katanya cepat tanpa jeda.

Jagat sudah hampir terjengkang ke belakang setelah mendengar kalimat itu dari mulut seorang Bunga Raya yang begitu mulus bagai jalan tol. Tubuh Jagat juga rasanya tidak bisa bergerak ke mana-mana meski kini di dalam otaknya sudah tersusun banyak kalimat untuk membalas ucapan gadis di depannya.

"Barium Silikon."

Degup jantung Raya sekarang ibarat didatangi oleh Malaikat Izrail. Degdegan, gemetaran, pokoknya serba gugup tak karuan.

"BaSi," lanjut Jagat membuat raut wajah Raya berubah masam.

Raya mendekat, mencoba mengikis jarak antara dirinya dan Jagat, mencoba melawan rasa gugupnya sendiri. Meski ia dengan sadar diri yakin, bahwa kini Jagat semakin risih karena dirinya tidak segera pergi.

Tapi ini demi perasaan!

"Helium, Helium, Helium," kata Raya menatap mata kelam Jagat, yang kini pemuda itu sudah menempel di tembok toilet tepat. Benar-benar dilanda kebingungan akan maksud dari gadis di depannya yang selalu rutin berkata hal-hal di luar kepala setiap minggunya. Lalu setelah berhasil melakukannya, gadis itu akan kembali bersikap seperti biasa. Dan untuk itu juga Jagat bingung maksud Raya apa.

"HeHeHe," lanjut Raya mulai menjauhkan diri.

Gadis itu segera berbalik badan. Baiklah. Sudah cukup untuk minggu ini. Ia masih punya banyak minggu ke depannya untuk kembali melakukan ini pada sosok Jagat Semesta. Sedikit lama Raya menatap sepasang mata tenang Jagat di tempatnya. Seakan-akan hanya lewat tatapan mata Raya berharap Jagat tahu apa maksud dari semua yang ia lakukan padanya. Tentang perasaannya yang tak sudah-sudah. Tentang ketulusannya yang tiada dua. Juga tentang cara dirinya mencintai pemuda itu setulus-tulus rasa yang ia punya. Semoga saja Jagat tahu, meski Raya sendiri juga tahu Jagat bukan pemuda yang mudah peka. Meskipun begitu, apa salahnya berharap dan terus mencoba?

Sebuah Antara ✔Where stories live. Discover now