"Mamaaaaahhhhh, ko bilaaa ga punya dresss" Teriakku dari kamar, heran aku baru sadar semua bajuku terdiri dari jeans dan kaos semua.
"Kamu di suruh beli dres malah maunya kaos, salah siapa jadi" omel mamah.
Memang bener juga si, aku setiap kali di tawarin beli dres lebih baik beli kaos sama jeans yang nyaman di pakai. Dress itu ribet.
"Yahh teruss gimana dong, aku mau keluar sekarang masa ga punya dres" sedih ku, dan mamah masih stand bye duduk di kasurku.
Mamah tiba-tiba pergi. Entah kemana, anaknya sedang kebingungan malah main pergi-pergi saja.
"Nih dress pas mamah pas muda" ucapnya, sambil menyodorkan dres warna pink
"Ko warna pink si, kan billa ga suka pink" gerutuku, warna pink menurutku warna yang terlalu cewe benget dan aku ga suka itu.
"Ya terus kamu mau ngedadak beli dulu ke Mall gitu?" Dumel mamah, sepertinya mamah ikutan emosi,
"Ih mamah ya ga keburu, Billa janjiannya setelah isyaa. Emang dress nya cuman ini aja tah mah?" Keluhku, mamah kembali pergi dari kamarku.
"Nih ada warna hitan sama hijau, mau pilih mana" Suruh mamah, kalau dilihat-lihat motifnya bagus warna Pink, tapi aku tidak suka dengan warnanya.
Setelah melakukan perdebatan panjang dengan mamah, akhirnya aku memilih dress berwarna hitam dan sedikit polesan bedak tabur di wajah, tapi mamah tetap lah mamah. Kalau dandan anaknya kurang greget beliau tak akan puas.
"Ihh mamah ini lipstiknya kemerahan kaya cabe-cabean" protesku, mamah memoleskan ku lipstik berwarna merah, dan itu bukan ciri khas aku sekali.
Mamah menghela napas, "Aduhh kamu tuh di dandanin atuh diem, udah itu cantik. Temanmu sudah nunggu di depan cepet"
Dress pasti akan berpasangan dengan highles, namun berbeda denganku. Aku lebih menyukai sepatu untuk malam ini, karna ribet kalau memakai sepatu seperti itu.
"Oh jadi mau ngedate, mani ribet pisan ini anak mamah teh. Sini A masuk dulu" Ucap mamah, saat aku menuruni tangga.
"Assalamualaikum tante, gimana tan sehat?" Basa-basi kak Yogi, "Alhamdulillah, Aa gimana sehat. Sering-sering atuh A main ke sini" Ujar mamah seperti ibu-ibu pada umumnya.
"Eh ari kamu pake dress ko bawahnya sepatu, ganti sana pake flatshoes atau highless" Komen mamah, aku hanya bisa menghela napas.
"Ga keburu mah, ayo ka nanti keburu malem" tukasku menarik tangan ka Yogi.
"Billa nya di pinjem dulu tan. Assalamualaikum"
"Jangan malem-malem pulangnya, hati-hati. Waalaikumsallam"
Menempuh perjalanan panjang untuk sampai ditempat, ka Yogi mengajakku ke Mall yang cukup terkenal di daerahku.
"Makan dulu yuk Bill" Ajaknya,
"Abis makan kita kemana ka?" Tanyaku,
"Nonton mau ga" balasnya.
"Kalo makan dulu, nanti ngantuk. Mending nonton dulu aja", pernyataanku memang tidak salahkan? Kalau makan terlebih dahulu yang ada pas nonton film malah tidur, soalnya kekenyangan si hehe
Kami berada digedung bioskop, ternyata banyak muda-mudi yang sedang mengantri untuk menonton. Aku baru saja ingat ternyata sekarang malam minggu. Pantas saja banyak buciners sedang berbucin-bucin ria.
"Mau nonton apa?" Tanyanya lagi, aku tidak terlalu suka menonton di bioskop. Karna aku lebih menyukai drama korea hehe.
"Terserah kakak aja" Dia mengangguk, "Tunggu ya, gue mau beli tiketnya dulu"
"Nih" Dia memberikan popcron dan minuman padaku,
"Tiket sama ini berapa ka?" Tanyaku merasa tak enak tak mengeluarkan uang sepeserpun.
Ka yogi langsung mengerutkan dahi, " Apasi Bill udah ga usah, kaya ke siapa aja" tolaknya.
"Serius ka?, makasih ya"
"Pintu teater 1 telah dibuka" begitulah suara jika film akan dimulai, kami beranjak dari tempat duduk memasuki bioskop.
"Ka kita pesan kursi nomer berapa?" aku bertanya seperti itu, karna tiket dipegang ka Yogi. Yang aku tahu, aku hanya diperintahkan untuk memegang popcorn.
"Tuh paling ujung pojok" mataku tanpa sadar melotot, sumpah aku baru pertama kali nonton bioskop dikursi paling pojok. Biasanya aku menonton di F atau di E, dan kursi paling pojok selalu dihuni oleh orang yang berbucin ria.
Film pun dimulai, aku yang awalnya bosan dikejutkan dengan suara musik seperti di film setan. Aku penasaran genre apa sebenarnya yang kami tonton. "Ka ini film apa si?" Tanyaku
"Film horor" ucapnya enteng, aku seketika menahan napas. Seorang Billa bisa-bisanya nonton film horor, ke kamar mandi saja minta diantar teman.
"Gausah takut itu setan boongan"
"Aaaaaaa" teriak orang disebelahku, sosok makhluk halus tiba-tiba muncul dilayar kaca.
Segestiku mulai kembali muncul, saat si tokoh utama film tersebut buang air kecil, " Bill kursinya jangan di goyang-goyangin" bisik ka Yogi.
"Ka"
"kenapa? Takut? Tenang ada gue" katanya setenang mungkin.
"Mau pipis" cicitku, ka Yogi menghela napas, "turun gih sana kebawah"
Aku menggelengkan kepala, "Kenapa? Nanti ngompol, sana gih turun dulu"
"Takut" cicitku seperti suara tikus kejepit, ka Yogi terkekeh. "Astaga masa pipis ditemenin cowo, mau kakak cebokin?" guraunya
"ihh engga, temenin sampe toilet cewe. Nanti kakak tunggu diluar" sanggahku.
Dengan segala bujukan dan rayuanku akhirnya ka Yogi mau mengantarkanku.
"Udah lega?" Tanyanya, aku mengangguk.
"Mau dilanjut ga nonton filmnya?" Tanyanya sekali lagi, sebenarnya filmnya seru, tapi aku tidak menyukai genrenya."Terserah"
"Makan aja gimana? Kasian ngeliat lo ketakutan" Ejeknya, tidak bang Eza ka Yogi sama saja. Dan sekarang ka Yogi sudah mengetahui kelemahanku.
Ka Yogi mengajak makan di restoran mall tadi. Tapi ku tolak, dengan memilih makan pecel ayam di kaki lima.
Ka Yogi membuka percakapan setelah sampai di warung pecel ayam, "Gimana tadi, seru ga?"
"seruu ka,btw thanks ya"
YOU ARE READING
INSECURE
Teen Fiction"Dia itu terlalu perfect buat lo, jadi jangan berharap ketinggian lo bukan level dia" langsung baca aja yuk! Copy by kelabukata2020
PART 10
Start from the beginning
