HAPPY 27

71.8K 5.5K 500
                                    

Masak ayam pakai celemek
HAPPY STORY kambek

hehe😎


Aku menoleh ke belakang, mendapati Alvaro yang tengah berjalan menghampiriku masih dengan baju seragamnya. Alvaro melempar asal tasnya ke sofa ruang teve, kemudian duduk di sampingku. Alvaro mencomot mangga dari dalam mangkuk di depanku.

"Cuci tangan dulu!"

"Udah."

"Kapan?"

"Tadi."

"Kapan? Di sekolah, hah?"

Alvaro tidak menjawab pertanyaanku, kemudian berjalan menuju wastafel dan mencuci tangannya.

"Telat," cibirku.

"Emang lo nggak tau ya kalau makan itu lebih sehat nggak cuci tangan dulu?"

Keningku mengerut. "Informasi dari mana itu?!"

"Dari gue," jawab Alvaro sambil berjalan meninggalkanku.

"Gila," gumamku.

Aku menyusul Alvaro ke kamar. Sembari menunggunya selesai bersih-bersih, aku mengisi waktu luang merapihkan bukunya dari dalam tas. Sesekali aku mengintip isi buku tulisnya yang setiap pelajaran hanya terisi setengah catatan saja.

Alvaro keluar dengan kaus hitam dan celana abunya. Kemudian duduk di kursi sembari mengurak-urak rambutnya. Awan mendung terlihat jelas dari balik jendela kamar. Mungkin sebentar lagi air Tuhan akan turun menyentuh tanah.

Lima belas menit berlalu hanya dalam keheningan. Aku berniat melanjutkan membaca buku. Alvaro menghampiriku kemudian merebahkan kepalanya di pahaku. Aku tersenyum simpul melihat tingkahnya yang semakin hari semakin membuatku lekuk senyumku terus mengembang.

"Miguel udah bilang soal besok?" tanya Alvaro.

Aku mengangguk cepat, "Udah, tadi dia nelfon. Sofi juga."

"Tiga hari di sana ngapain aja ya kira-kira?" gumamku.

"Al, Raffa ikut?"

Alvaro merubah posisinya menjadi duduk di sampingku. "Kenapa emangnya?"

Aku juga bingung kenapa semudah itu aku bertanya soal Raffa yang padahal tidak ada urusannya juga denganku. Mau dia ikut atau tidak, itu urusan dia. Malah, aku berharap ia tidak ikut.

"Nanya aja." Setelah itu hening.

Hujan turun lima menit kemudian. Tidak pakai gerimis, langsung turun deras air hujannya. Aku menutup jendela cepat-cepat, kemudian beralih menuju lemari hendak menyiapkan barang-barang yang hendak dibawa besok. Kuusahakan meminimalisirkan pakaian yang dibawa supaya tidak terlalu berat.

Miguel dan Sofiya mengatakan bahwa besok aku diminta untuk membeli aneka snack untuk dibawa ke sana. Kukira dulu, ini akan menjadi jalan-jalan untuk orang-orang terdekatku, Miguel dan Sofi saja. Namun ternyata malah banyak permintaan siswa angkatan lain untuk ikut acara ini.

Setelah selesai berkemas, aku menghampiri Alvaro yang sedari tadi sibuk menulis di meja belajarnya. Aku melirik sedikit yang isinya hanya hitungan entah itu apa. Sekarang sudah pukul setengah lima sore. Aku bergegas beranjak melakukan ritualku di kamar mandi.

Sepuluh menit berlalu, aku keluar dengan baju hitam bergambar stitch di saku kiri dan celana jeans biru selutut. Kulihat Alvaro tengah memejamkan matanya di ranjang. Segera kuhampiri, berniat untuk membangunkannya.

Belum sampai aku menepuk tangannya, Alvaro sudah membuka matanya. Tanpa banyak bicara, Alvaro meraih handuk kemudian beranjak ke kamar mandi.

"Miguel udah nitipin uang belum?" tanyaku saat Alvaro baru saja keluar dari kamar mandi.

HAPPY STORY [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang