"Kok di samain dengan pantat bayi?" tanya Raisa dengan kening berkerut

"Nggak tau, mas cuma ngikutin perumpamaan yang ada di iklan-iklan sabun cuci muka gitu" tawa Hanan berderai melihat ekspresi asing diwajah Raisa. Raisa menepis jemarinya yang masih di wajah wanita itu

"Benar kata Hanin"

"Apa katanya?"

"Mbak Rai itu cantik banget. Awet muda, Kelihatan masih abg"

"Gombal" gerutu Raisa, namun ada rasa bangga dan puas saat mendengar pujian dari pria dihadapannya ini

"Yuk, kamu sarapan dulu. Bentar lagi mas mau berangkat " hanan menarik tangan istrinya untuk bangkit dari pembaringan.

Dengan intens ia memperhatikan semua gerak-gerik Raisa. Mulai dari wanita itu masuk kamar mandi cara Raisa mengunyah nasi gorengnya yang terlihat anggun dan sempurna . Tak ada celahnya Raisa sepagian ini dimata Hanan.

Bagi Raisa sendiri Hanan terlihat aneh pagi ini. Walau mulai bersikap hangat tapi sepagian ini, sang suami bersikap aneh. Kelewat manis dan suka gombal. Ia merasa aneh dan ganjil. Namun juga ada rasa puas, melegakan atau mungkin menyenangkan hati saat Hanan memujinya dengan berbagai kata manis.

Bahkan sekarang, ia sepertinya tak bisa mengatur detak jantungnya agar tetap stabil saat didekat Hanan. Otaknya pun sering berhenti berpikir saat bicara dengan pria yang tadi malam telah memberikan kenyamanan yang pertama kali ia rasakan setelah hampir duapuluh sembilan tahun ia hidup.

"Rai...?" panggil Hanan pada istrinya yang lebih fokus pada nasi dan telur dipiringnya. "Apa yang akan kamu lakukan hari ini?" tanyanya seelah mendapatkan atensi dari wanita yang duduk didepannya

" belajar sama Hanin mas," jawab Raisa setelah ia menelan isi mulutnya. Hanan telah selesai dengan sarapannya, bahkan ia tak melihat lagi piring yang digunakan pria itu tadi "mas sudah selesai? Mau berangkat sekarang?"

"Mas tunggu kamu sebentar lagi. Cepat habiskan makanannya"

"Iya"

Raisa kembali makan dengan perlahan dan Hanan kembali menatap Raisa dengam seksama. Keduanya seperti menikmati kegiatannya tanpa peduli waktu yang berputar dan mencipatakan kenangan bagi mereka

🍛🍛🍛

salah satu hal manfaat dari aktivitas intim suami istri adalah ikatan rasa yang tercipta. Dan mungkin ini yang sedang dirasakan oleh pengantin lama yang baru melakukan ritual malam pertama itu.

Wajahnyabyang cerah tadi pagi berganti mendung saat menjelang ashar ini. Sebenarnya ia masih malu mengakuinya walau hanya pada dirinya sendiri bahwa dirinya merasakan rindu pada waniya yang sedang menantinya dirumah. Ia masih merasa sangsi dengan perasaannya sendiri. Apa yang sebenarnya yang ia rindukan dari seorang Raisa.

Dreeet.....dreeeet....dreeet...

Hanphone yang diletakkannya disamping laptop yang masih menyala tersebut menghasilkan getar yang membuyarkan lamunan Hanan terhadap Raisa. Ia menghela nafas sebelum melihat siapa yang menghubunginya.

Perasaan senang kembali dirasakannya saat nama ustadz andi timbul temggelam di layar led enam inci tersebut

"Assalammualaikum ustadz" sapa Hanan pada seseorang di seberang panggilan nya

"Waalaikummussalam nan, apa kabar antum?"

"Alhamdullillah baik tadz, ustadz sendiri sehatkan? Bagaimana dengan Halima? "

"Alhamdullillah semua sehat. Halima ribut nanyain antum yang timbul tenggelam terus"

"Sampaikan maaf ku sama Halima, kesibukan tak bisa dihindari"

"Jangan dunia saja yang dikejar. Akhirat nya juga di perdalam. Insyaallah nanti malam ada undangan untuk kamu bisa nggak?"

"Undangan apa tadz?"

"Reuni kelompok 12 di warung pak bud. Kamu bisa nggak?"

"Mendadak ya acaranya?"

"Bukan mendadak. Afwan, ana yang lupa menyampaikan sama antum dan kontak antum cuma ada sama ana doang. Jadi antum bisa atau tidak?"

"Insyaallah tad, warung pak bud masih ditempat yang lama kan? Di tikungan mau ke sekolahan"

"Iya, alhamdullillah jika antum memenuhi undangan ini. Insyaallah banyak manfaat dari merekatkan silaturrahmi. Kalau gitu ana tutup dulu, afwan sudah mengganggu waktu kerjaa antum. Assalammualaikum"

"Waalaikummussalam" Hanan meletakkan kembali telponnya ketempat semula.

Ia jadi teringat dengan kelompok duabelas. Kelompok yang terdiri dari duabelas orang pria yang lebih memilih memdirikan grup tersendiri daripada harus dijajah wanita saat penilaian masak-memasak kelas prakarya saat SMA nya dulu.

Riasa,...
Nama yang tadi terlupakan saat berbicara di telpon sekarang kembali mencuat kepikirannya. Entah kenapa saat ini semua hal dalam pikirannya terkait dengan seorang mungil Raisa.

🍥🍥🍥🍥

Happy reading...

Makasih buaat support nya
Votenya
Komennya

Ini buaat kaalian yang nungguuuuiiin

Love u alllll

Sorry for typo

5 juni 2020

hanan dan RaisaWhere stories live. Discover now