27. manis

2.4K 195 19
                                    

Udah coba up tadi malam,..
Tapi g bisa-bisa. Jadi ditunda deh pagi ini...


"Apa kamu mau kita melakukannya sekarang?" tanya Hanan setelah menggiring sang istri duduk ditepian ranjang

"Melakukan apa?" tanya Raisa, walau dengan pipi Merona karena malu namun tatapan polos jelas menyatakan jika sang pemilik raga tak mengetahui apa yang diinginkan sang suami

" ibadah seperti yang dikatakan Hanin tadi" ucap Hanan menahan malu, ia pun sebenarnya bingung bagaimana cara menyampaikan maksud nya pada si istri polos

"Sholat? Tapi jam segini sholat apa mas?" tanya Raisa setelah melirik jam digital yang diletakkan di kepala ranjang menunjukkan pukul sembilan lewat duapuluh tujuh malam. Ia telah mengerjakan sholat isya dari tadi dan dirasa Hanan pun sama

"Ibadah suami istri, usaha kita untuk mendapatkan anak" bisik Hanan pelan seolah takut ada yang mendengar pembicaraan mereka dikamar tang besar ini

"Apa...apa.. yang harus Rai lakukan?" tanya Raisa tak bisa menutupi rasa gugupnya.

"Emm mungkin kamu harus wudhu dulu sebelum mas mandi. Habis itu kita bisa sholat shunah berjamaah" putus Hanan. Seharusnya sholat shunah pengantin mereka lakukan disaat malam pertama mereka sekamar, namun dikarenakan situasi dan kondisi saat itu mereka melupakan segala prosesi malam pertama.

"Baik mas" Raisa dengan tergesa meninggalkan Hanan untuk berwudhu. Ia akan mencari tahu hal-hal apa saja tang dilakukan saat malam pertama saat sang suami mandi.

Saat Raisa keluar dari kamar mandi saat itu pula Hanan masuk kedalam kamar dengan membawa nampan yang berisi satu gelas kosong dan botol air putih dan segelas jus berwarna Oren.

"Mas haus?"

"Enggak, ini untuk nanti" Hanan meletakkan bawaannya diatas meja di tengah ruangan yang berpasangan dengan sofabed yang sejujurnya jarang mereka gunakan. "Mas mandi dulu ya, sebaiknya kamu juga bersiap".

💓💓💓

Setelah sholat shubuh, Raisa kembali bergelung dalam selimut nya. Bukan karena mengantuk ataupun lelah, namun lebih diakibatkan oleh rasa malu yang kembali mengelayutinya setelah apa yang dilakukan olehnya tadi malam bersama sang suami.

Ia tak mengira akan melewati malam seperti tadi malam. Dan lebih tak disangka oleh akal dan pikirannya sendiri adalah ia mempersiapkan diri untuk tampil cantik didepan pria yang telah tiga bulan ini sah menjadi suaminya dan malam tadi baru menjadi suami sesungguhnya

"Hai..." sapa Hanan dari ambang pintu

"Mas," Raisa hanya mampu mengatakan itu, ia mengerjapkan matanya berkali-kali saat melihat pria itu mendekat dengan segelas susu ditangannya "malu" bisiknya seraya menarik kembali selimut menutupi wajahnya yang mungkin telah berwarna merah pekat

"Walaupun biasanya kamu sering merona, tapi baru kali ini mengakui kalau kamu malu" goda Hanan. Setelah peristiwa bersejarah semalam, pria itu bisa bersikap lebih cair pada sang istri

"Mas tidak kerja?" tanya Raisa membelokkan pembicaraan. Ia mengintip dari balik selimut tebalnya

"Nanti agak siangan. Sarapan dulu yuk" ajak Hanan, menarik selimut yang menyembunyikan bidadari nya itu hingga separuh tubuh sang istri tersingkap

"Rai istri yang buruk ya" Raisa menatap dengan wajah tak terbaca. Dan walaupun nada suaranya datar setidaknya saat ini Hanan tahu jika sang istri sedang mengeluh dari kata-kata yang keluar dari mulutnya

"Nobody perfect. Mas juga belum bisa menjadi suami yang baik. Kita belajar sama-sama ya biar kita bisa menjadi pasangan yang ideal untuk masing-masing" ucap Hanan. Ia mengelus pipi mulus sang istri yang mungkin akan menjadi candunya "kulit kamu halus banget, lembut, juga kenyal. Kaya pantat bayi" puji Hanan sambil terus mengelus dan menjawil pipi sang istri

hanan dan RaisaWhere stories live. Discover now