7. cover

1.5K 168 20
                                    

" jadi menurut teteh jilbab itu tak ada hubungannya dengan ketenangan hati?" Tanya Raisa heran. Semua yang dikatakan Eis sangat berbeda dengan apa yang didengarnya dari orang-orang ataupun dari quote-quote hijaber yang ia baca

Eis berpikir sejenak sebelum menjawab pertanyaan Raisa. Pertanyaan yang sama yang diajukannya sepuluh tahun yang lalu pada orang yang membuatnya kembali berpikir tentang niat hijrah baginya
"Pernah dengar tidak cara para ustadz atau orang-orang membandingkan wanita berhijab dengan yang tidak?" Tanya Eis, seraya menjangkau toples permen milik Amira
"Permen yang masih terbungkus sebagai wanita berhijab sedangkan permen buang tak lagi terbungkus wanita yang tidak menggunakan hijab. Menurut kamu selain bungkusannya, apa yang membedakan kedua permen ini? " Tanya Eis, ia sambil menunjuk Du batang lolipop yang ada ditangan kiri dan kanannya

" Kayanya enggak ada deh, karena permen dari produk yang sama dan warna yang sama , sama-sama belum di emut juga" jawab Raisa, ia mulai berpikir tentang permen

"Yap, memang selain bungkusannya tak ada yang berbeda dengan kedua permen ini. Sama-sama manis, sama-sama bulat bertangkai, dan ukurannya pun sama. merk dan toples nya sama. Begitu juga dengan wanita, baik berhijab maupun tidak ketenangan hati, kebaikan, kesabaran dan keikhlasannya tak ada hubungannya dengan hijab"

"Jadi untuk apa kita berhijab jika tak ada hubungan dengan kebaikan" Raisa mulai memandang skeptis pada Eis, wanita ini menggunakan pakaian syar'i yang sangat menjaga auratnya namun ia bisa mengatakan hal yang bertentangan dengan penampilannya

" Dari kedua permen ini, yang mana yang akan kamu ambil?" Tanya Eis " jangan bilang kamu akan mengambil yang masih berbungkus"

"Emang kenapa? Tak masalah bagiku yang terbuka ini" Raisa mengambil permen yang telah dibuka bungkusannya oleh Eis tadi

"Bagaimana kalau kedua permen ini saya masukkan kedalam tas dan ku bawa keluar seharian. Nanti sore baru saya serahkan permen yang tak berbungkus ini kepada kamu"

"Kan udah kotor teh, dimasukkan kedalam tas trus bercampur dengan barang-barang teteh yang lain, belum lagi debu, atau teteh salah pegang saat mau ambil barang lain" bantah Raisa, ia mungkin akan muntah jika menganut permen seperti itu

" Itu lah perbedaannya. Kebersihan dan kesuciannya. Hijab bagi seorang wanita adalah pelindung, penjaga dan pengingat juga sebagai simbol seorang muslimah" jawab Eis

"Kalau begitu kenapa berhijab itu wajib?" Tanya Raisa, ia seperti mendapat pemahaman baru namun ada hal yang bertentangan dengan selama ini yang mulai dipelajarinya

"Allah Ta'ala berfirman,

يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلَابِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَنْ يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا

"Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang" Eis membacakan ayat Qur'an surat Al Ahzab ayat 59 " ayat ini turun karena pada masa itu banyak wanita mukmin yang mengalami gangguan pada saat keluar rumah jadi hijab berguna untuk melindungi mereka dari gangguan laki-laki juga sebagai pembeda dengan para budak dan juga wanita kafir" jelas Eis, sebagai aktivis dakwah ia telah terbiasa mendengar pertanyaan seperti ini

Seperti kebanyakan wanita sekarang memutuskan untuk berhijab hanya untuk ikut trend dan maksud tertentu. Selama ini Raisa hanya mempelajari bagaimana cara menggunakan hijab agar masih terlihat stylish dan modern. Ia tak pernah berpikir tentang maksud dari penggunaan hijab ataupun hal-hal Syariah yang bersangkutan dengan hijab. Padahal Ari pernah mengatakan padanya kemarin.

hanan dan RaisaWhere stories live. Discover now