14. sah

1.4K 181 26
                                    

Meskipun dilakukan secara tertutup dan hanya mengundang keluarga inti saja. Raisa tak ingin akad nikahnya terkesan biasa dan sederhana. Ia tetap menginginkan sesuatu yang memberi kesan istimewa pada hari bahagianya itu

Sebuah kebaya panjang berwarna putih telah terpasang pas ditubuhnya.
Kebaya yang telah jauh-jauh hari dibuatnya. Sebenarnya ia ingin menggunakan pakaian ini sejak tahun lalu, saat rencana pernikahannya dengan Dzaki telah disusun. Namun, takdir Allah berkata lain hingga kebaya ini terpendam lama didalam lemarinya.

" jadi lebih sopan mbak, Tapi tetap cantik. Pintar mbak Dwi memodifnya dalam waktu yang singkat banget" puji Arumi yang dari pagi tadi memang menemani Raisa di kamarnya

"Mbak Dwi itu pekerja mama Yang paling terpercaya" jawab Raisa pelan, ia masih mematut dirinya di cermin besar  yang menampilkan sosok rupawan berbalut kebaya dan rok batik. Tak lupa, jilbab putih dan untaian veil menambah kesan anggun sang pengantin

"Ntar Rumi kalo mau nikah. Minta buatkan baju kaya mbak Rai juga lah"

" sekolah dulu. Nanti jika jodohnya udah ada, baru mikirin nikah" sanggah Raisa.

Tok..tok..tok
"Assalammualaikum..." sapa seorang dari balik pintu, Rumi bergegas membuka pintu,

Teh Eis masuk berbarengan dengan Ariana. Kedua wanita itu terdiam cukup lama menatap penganti yang wajahnya diselubungi veil tipis berbunga-bunga

"Teh, sepertinya surga kehilangan salah satu  bidadarinya deh" Ariana yang hari ini tampil anggun dengan gaun berwarna hijau lime nya menatap Raisa takjub

"Masyaallah... Kamu cantik banget Rai" puji Eis dengan tulus. Dandanan natural Raisa tak bisa menyembunyikan rona merah dipipinya.

Sebenarnya ada alasan lain Ariana berada dikamar menemui Raisa dari oada melihat jalannya ijab kabul. Ia hanya ingin sedikit mengurangi rasa gugup dan kesedihan yang akan timbul akibat perbuatan orangtuanya dahulu. Sedangkan Eis tak sanggup menyaksikan peristiwa itu, karena mau tak mau sang putri Amira juga akan bernasib sama dengan Raisa.

Arumi yang menyaksikan interaksi ketiganya hanya diam. Ia merasa bersyukur karena sang kakak di kelilingi oleh orang-orang yang baik. Dan ia berharap kebahagian selalu melingkupi hidup kakak perempuan satu-satunya itu.

💓💓💓

Berbeda dengan Raisa yang lebih tenang menanti dikamarnya, Hanan diliputi berbagai macam perasaan tak menentu.

Selain gugup, ada rasa takut yang hinggap dihatinya. Ia takut tak bisa menjalani pernikahan ini dengan baik, karena bukan dia mempelai yang diinginkan hatinya.

Namun, ia juga merasa kesal saat pertama sampai dirumah mewah ini, dipintu masuk Fakhry dan Ariana menyambut mereka. Sebenarnya ia telah ikhlas untuk melupakan Ariana yang ternyata istri dari orang yang dihormati dan dikaguminya, namun rasa sakit hati itu kembali menyeruak saat melihat pasangan itu saling menggenggam tangan dan menggunakan pakaian dengan warna yang sama.

"Saudara Hanan, sudah siap?" tanya pak KUA menyadarkan hanan dari lamunannya

"Iya pak,"

"Baiklah, karena semua pihak yang berkepentingan telah hadir, jadi lebih baik acara kita ini. Sebelumnya saya mohon maaf, kepada bapak dan ibu. Seperti yang dikabarkan kepada saya tadi jika calon pengantin perempuan merupakan anak yang dihasilkan diluar pernikahan, jadi saudari Raisa bernasab kepada ibunya yaitu ibu Amanda Saraswati. " Pak penghulu memandang kepada bu amanda yang duduk disebelah suaminya tepat disamping  pak penghulu

" dikarenakan hal itu juga, bapak irfan yang merupakan ayah biologis dari saudari Raisa tidak berhak menjadi wali nikah untuk anak kita ini. Karena saat ini, menurut hukum dalam agama kita ini. Bapak hanyalah ayah tiri bagi Raisa. Begitu juga bagi saudara laki-laki nya yang lain. Tak ada hak untuk menikahkan saudari Raisa ini"

Keluarga Hanan yang telah mengetahui hal tersebut saat acara lamaran kemarin.  hanya mengangguk memaklumi keadaan ini. Dan atas permintaan merekalah, acara akad nikah ini hanya dihadiri oleh keluarga inti saja. Mereka ingin sedikit menjaga dari rasa malu untuk Raisa jika aib orangtua nya tersebar.

Sedangkan amanda telah menangis tergugu di pelukan sang suami yang kelihatan lebih hancur lagi. Saat ia masih sehat bugar dan berada di sana menyaksikan langsung akad nikah putri sulungnya. Namun ia tak bisa menjabat tangan sang calon menantu untuk menikahkan nya langsung. Ia semakin sesak karena akan merasakan rasa sakit ini sekali lagi saat putri bungsunya menikah.

Ia menyesali perbuatannya dimasa lalu. Ia menyesali semua kelakuan bajingan dan egoisnya selama ini. Dari sebanyak-banyaknya hukuman yang dirasakannya selama ini akibat tingkah lakunya. Ia rasa inilah hukuman yang paling berat dan harus ia terima. Jika di hukum negara ia tak diakui sebagai ayah, ia bisa menuntut bahkan hingga ke pengadilan. Namun kemana ia harus menuntut jika agama yang  mengakuinya sebagai ayah? Telah jelas hukum Allah lebih berat dari hukum dunia. Tak bisa berkilah dan berargumen.

"Saya terima nikah dan kawinnya Raisa Saraswati binti Amanda Saraswati dengan mas kawin sebuah kalung emas duapuluh empat karat seberat sepuluh gram dibayar tunai" ucapan lantang Hanan mengembalikan irfan ke acara akad nikah pagi ini

"Bagaimana saksi, sah?" tanya pak penghulu. Ditatapnya Fakhry yang menjadi saksi pihak raisa bersama rasya sedangkan di pihak Hanan ada firdaus sang ipar dan juga adik dari ibunya

"SAH..." ujar para saksi serempak

"Alhamdulillah" yang lain menimpali. Telah sah sebuah ikatan hukum yang dibuat oleh sepasang anak manusia .

Hanan hanya tertunduk diam dan mengamini semua doa yang dilantunkan pak penghulu. Entah kenapa, rasa sesak yang dirasakannya tadi semakin menjadi beban yang terasa berat dipundaknya. Bisakah ia menjadikan pernikahan ini sesuai dengan tujuannya yakni membentuk keluarga yang sakinah, mawadah, dan penuh rahmat dari Allah SWT. Dan menjalaninya sesuai syariat agamanya.

💓💓💓

Setelah akad nikah selesai diruang kecil tepat dibagian tengah rumah. Barulah mereka beranjak ke area ruang keluarga yang telah banyak keluarga dari kedua belah pihak yang berkumpul.

Saat Hanan tepat berada di ujung bawah tangga, Raisa yang diapit oleh Ariana dan Eis berada diujung atas tangga. Keduanya saling bertatap untuk waktu beberapa detik. Sebelum sama-sama menundukkan pandangannya.

%%%%

Sah....
Rai dan hanan udah sah ya,...
Tinggal acara penyiksaan mereka ajha lagi...
Maaf kalau masih banyak typo dkk..
Juga buat yang support dengan vote apa lagi komen memang bener-bener membuat aku terpacu untuk buat sambungannya lagi. Karena sebagian komen kalian mengandung doa dan harapan walaupun hanya satu kata...
Jadi maafkanlah aku jika masih belum bisa memberikan yang terbaik. Belum bisa 1 day 1 chapter. Doakan aja semoga hanan dan raisa semakin baik dan lancar

10 desember 2019

hanan dan RaisaWhere stories live. Discover now