15. pandangan

1.6K 157 14
                                    

Pandangan Hanan terus manatap ke ujung tangga yang lain. Wanita cantik yang menggunakan gaun hijau lime itu di matanya terlihat lebih menawan daripada nama seseorang yang baru disebutnya dalam ijab qabul tadi

"Masyaallah,.. Mbak Raisa cantik banget. Adem hati abang memandangnya" celetuk Rasyid yang telah berdiri disamping Hanan

"Kalau calonnya gini sih, mas juga mau ikut ta'aruf" timpal seorang pria lagi yang masih sepupu dari hanan

"Sayang mas Hanan udah sah jadi suaminya, jadi enggak bisa digebet apalagi ditunggu jandanya"

"Maksud kamu apaan sih, mau doain mas mati cepat gitu?" kesal Hanan, ia merasa terganggu dengan celetukan sang adik juga sepupu yang dari tadi berada di kiri dan kanannya

"Mas Hanan sensi. Akukan cuma bercanda mas"sewot Rasyid kesal. Sebenarnya ia tahu siapa yang diperhatikan sang kakak laki-laki dari tadi, hanya saja ia tak ingin membuat keributan di hari sakral ini. Terlebuh lagi menyakiti wanita cantik yang telah menjadi kakak iparnya itu

Dengan perlahan Raisa beserta Ariana dan Eis menuruni tangga satu persatu. Pandangannya selalu menunduk, memperhatikan deretan anak tangga yang tersusun kebawah. Hingga ia memperhatikan sepasang kaki yang berbalut kaus kaki putih dengan celana hitam

"Salam dulu sama suaminya" bisik teh Eis menyadarkan Raisa, ia melirik kearah Eis takut apa yang didengarnya itu salah. Eis mengangguk dan tersenyum tipis

"Assalammualaikum mas Hanan" bisik Raisa, namun masih bisa didengar oleh orang disekitarnya

"Wa..waalaikummussalam" jawab Hanan sedikit tergagap. Ia memandang wanita cantik berbalut kebaya putih yang sangat pas dibadannya. Terlihat sangat cantik dan menawan. Namun, walaupun menggunakan jilbab yang menutupi separu tubuh bagian atasnya, juga ada kain tipis yang berlapis berlapis menutupi. Bagi Hanan, penampilan Raisa tetap memperlihatkan lekuk tubuhnya dan tentu saja membuat Hanan memghela nafas kasar

Dengan perlahan Raisa mengambil tangan Hanan dan menciumnya sesaat. Karena menurut buku yang ia baca tadi malam, itulah hal pertama yang harus dilakukannya saat pertama kali bertemu dengan sang suami.

🌌🌌🌌

Malam ini Raisa terlihat anggun dan dengan bridal gown berbahan satin dan tile dengan warna ivory yang  menyerupai dengan warna kulitnya. Sehingga brokat berwarna gold itu seolah melekat langsung dikulitnya.

Sedangkan Hanan menggunakan stelan jas berwarna gold dengan dasi kupu-kupu berwarna hitam seperti sepatunya. Ia terlihat sangat berbeda dengan kesehariannya.

Walaupun hanya digelar di taman rumah raisa, namun kesan mewah dan glamor jelas tercermin dalam dekorasi bertema gatsby yang menonjolkan warna hitam dan gold. Pesta semakin meriah mesipu hanya dihadiri kerabat dan orang-orang yang mereka anggap penting

Raisa bersama Hanan duduk di atas pelaminan yang seperti singgahsana raja dan ratu di klasik betema kerajaan. Sedangkan keluarga mereka bisa membaur dengan baik di kursi bundar tepat dihadapannya.

Raisa mendesah kecewa, telah berkali-kali ia menarik perhatian Hanan dan mengajak suaminya itu untuk berbicara. Namun, sejak siang hingga malam ini usahanya jelas gagal. Suaminya itu lebih suka memandang jauh kedepan atau bersenda gurau dengan tamu yang memberi selamat.

"Mas, sebenarnya apa salah ku?" tanya Raisa tak tenang, namun ia masih mempertahankan wajah datar tanpa ekspresi

" enggak ada" jawab Hanan tak kalah datarnya

"Kenapa kamu hanya diam dan terus memandang dia?" Raisa ikut memandang objek yang dipandang sang suami. Seorang wanita dewasa yanh anggun dan cantik.

Raisa merasa sadar diri dan minder, jika dibandingkan dengan Ariana. Sahabat sekaligus mentornya itu, selalu terlihat memukau dan anggun dalam kondisi apapun

"Apa tak ada seorangpun yang bertanya tentang pakaian yang ibu gunakan hari ini. Terutama gaun ini?" tanya Hanan. Ia menatap sekilas pada Raisa sebelum membuang pandangan kedepan

"Maksudnya apaan sih. Langsung to the point aja, biar ak.. Rai ngerti"

"Berpakaian tetapi telanjang. Itu lah kondisinya saat ini"

Raisa memandang tangannya yang berukir hena dengan gemetar. Untung saja saat ini meeeka sedang duduk, hingga ia bisa mempertahankan posisinya. Jika berdiri, mungkin ia telah oleng.

Gaun yang digunakannya memang membentuk tubuh bagian atasnya terlihat sempurna. Sedangkan bagian bawahnya mengembang dan berlapis-lapis menutupi bagian pinggang kebawah. Ia juga menggunakan hijab yang dibentuk sedemikian rupa hingga terlihat berlayer dan menutupi bagian dadanya. Dalam pandangannya tak ada yang salah dalam pakaiannya. Dan ia juga banyak melihat foto pengantin yang seperti dia di instagram.

Namun, semua pendapatnya sirna saat ia melihat bagian lengan gaunnya yang seolah menyatu debgan tangannya. Dengan warna yang sama dengan kulit juga ukuran yang sangat pas hingga terkesan ia hanya menggunakan brokat yang berwarna berbeda dengan kulitnya.

"Maaf... Dihari pertama menjadi istri, rai telah berbuat salah dan mempermalukan mas Hanan" ujar raisa penuh sesal. Namun masih dengan wajah datarnya.

Sepanjang sisa acara, Raisa merasa tak nyaman dengan Keadaan dan  keberadaan Hanan. Ia lebih memilih untuk pamit masuk kamar dan beristirahat daripada meladeni tamu-tamu yang datang untuk memberi selamat.

"Mas melihat kesalahan ku, sedangkan mas lupa dengan salah mas sendiri. Bukankah menundukkan pandangan juga berlaku pada laki-laki. Terlebih terhadap istri orang uang jelas-jelas telah menutup dirinya dengan sempurna" bisik Raisa menohok Hanan. Ia baru sadar jika dari tadi ia sibuk menatap Ari yang saat ini sedang menatap sang suami dengan pandang penuh cinta

✨✨✨

"Semoga saja pernikahan mereka bisa langgeng" ujar Ari menatap kearah pelaminan. Ia melihat Raisa berbisik pada hanan sebelum sang ratu sehari meninggalkan singgahsananya

"Aamiin, teteh berharap banget. Tapi, melihat mereka berdua tuh  gregetnya banget" ujar Eis menanggapi

"Sama-sama lempeng ya, jadi kita enggak tahu apa yang ada diotak mereka" lanjut ari disusul tawa oleh mereka berdua

"Nina" panggil Indri pelan "indy pulang duluan ya, tolong bilangin sama ibu juga bang Fakhry"

"Kok cepat, kan acaranya belum selesai"

"Indy ada acara lain. Lagian cuma tinggal salam-salam doang kok. Mbak Rai juga udah masuk kamar"

Ari menatap adik Iparnya seksama. Seperti orang yang diburu waktu
"Pergi sama siapa?"

"Mas Rasya. Aku pamit ya nina, bye assalammualaikum" ujar indry langsung pamit dan meninggalkan ari yang memandangnya heran. Ia tak ingin acara datenya gagal hanya karena rentetan kata mutiara yang keluar dari mulut sang kakak ipar.

🔳🔲🔳

Cuma mau say sorry karena telat up nya.
Seharian Hujan trus mendung trus gerimis trus hujan lagi trus gerimis lagi, membuat mager.
Jangankan untuk buka wp, buka mata aja malasnya enggak kira-kira.

Jadi makasih banget-banget sama yang mau baca, vote apalagi coment. Udah dibaca aja bersyukur banget apalagi dapat bintang

Rasanya tuh, enggak sia-sia apa yang ku kerjakan.

16 desember 2019

hanan dan RaisaWhere stories live. Discover now