2. pertemuan tak terduga

2.4K 185 9
                                    

Hanan dan Amira memasuki lobi apartemen dengan bergandengan tangan. Amira semangat mengucapkan terimakasih berulangkali pada omnya yang telah membelikannya es krim.

"Tante Ari..." Teriak Amira, ia langsung berlari ke arah dua wanita berhijab yang sedang menunggu lift

"Assalamualaikum Amira" sapa Ari ramah.

"Ups, Waalaikumsalam salam Tante. maaf aku lupa ucapin salam. Habisnya udah jarang banget ketemu Tante Ari jadi kangen" Amira mengambil tangan Ari dan menciumnya

" Tante yang ini enggak disalami juga?" Ari menunjuk pada wanita berjilbab coklat yang ada disampingnya

"Iya, nte." Amira memandang pada Raisa yang juga tersenyum padanya. Gadis kecil itu selalu takjub dengan orang dewasa yang menggunakan hijab. Cantik semua

" Kenapa ngeliatin sampai segitunya?" Tanya Ari,

"Kenapa ya nte, orang berjilbab itu cantik semua? "Tanya anak umur sebelas tahun itu polos. Raisa menatap takjub pada anak kecil yang memiliki mata indah itu, begitu mudahnya mereka mengajukan pertanyaan yang dia pun mempertanyakan nya sejak sering memperhatikan wanita-wanita berhijab

"Assalamualaikum," suara bariton Hanan menghentikan Ari untuk menjawab pertanyaan Amira

"Waalaikumsalam, " jawab Ari singkat, diikuti Raisa. Raisa melihat Ari menundukkan wajahnya

Tak ada suara diantara mereka, hingga pintu lift terbuka. Raisa ikut masuk dan berdiri disamping Ari yang lebih memilih jauh dibelakang, sedangkan Hanan berdiri sendiri didepan.

"Tante Ari, Tante kan belum menjawab pertanyaan Amira tadi"rengek Amira pada Ari. Ia berdiri di depan Ari dan Raisa

" Pertanyaan yang mana?" Tanya Ari sok polos

" Ih, Tante kan gitu. Tante yang ini pasti pengen tau jugakan, iya kan tan?" Amira menatap Raisa, meminta dukungan

" Amira, jangan mengganggu Tante Ari " tegur Hanan. Namun pria itu, tak membalikkan tubuhnya. Ia tahu jika Ari selalu menjaga jarak padanya. Jadi ia akan menjaga kenyamanan perempuan itu, ia harus bisa mengendalikan dirinya untuk tak selalu ingin melihat wanita pilihannya itu

"Tak apa-apa mas. Saya dan Raisa tak terganggu kok" jawab Ari

"Iya, aunty Rai juga penasaran. Sama seperti Amira" Raisa ikut membela Amira. Wajah Amira yang tadi mulai cemberut karena ditegur pamannya langsung sumringah

" Jadi apa jawabannya?" Tanya Amira tak sabar

" Setiap muslimah yang berhijab tentu saja karena dia cantik. Jadi dia harus menutupi kecantikannya biar tak diganggu orang dijalan karena cantiknya" jelas Ari, "misalnya gini, kalau Ami punya kalung yang cantik, harganya mahal mau disimpan atau dibiarkan dilihat oleh banyak orang?" Tanya Ari, ia sengaja membuat perumpamaan yang mudah dipahami anak-anak

"Disimpan lah nte, kalau dilihatin sama orang banyak-banyak nanti hilang atau dicuri atau dirusak" jawab amira menggebu-gebu

" Nah begitu juga dengan perempuan. Kalau dia cantik dan rajin sholat. Berarti dia sama seperti kalung yang cantik dan harganya mahal harus disimpan. Gimana kalau ada cewek cantik terus tak pakai jilbab kelihatan rambut nya sama orang jahat?" Tanya Ari,

" Pasti digangguin. Terus dipegang. Trus berdosa deh. Kata Abi, kalau kita dipegang sama orang yang tak dikenal bisa berdosa"

"Nah, itu Ami tau"

"Sekarang aunty Rai mau tanya, Ami cantik enggak?" Tanya Raisa tak ingin. Ketinggalan interaksi Ari dan amira

"Cantik dong nte, kan dari kecil Ami udah pakai jilbab dari keciiiiill kali" ucap Amira, ia memepet kan jari jempol dan telunjuk nya yang didekatkan ke matanya yang sedikit disipit kan, untuk memberi tahu seberapa kecilnya dia

hanan dan RaisaWhere stories live. Discover now