3. tangisan raisa

1.9K 188 13
                                    

Ia memasuki rumah keluarganya. Ini adalah kali pertamanya pulang selama enam bulan terakhir ini. Rumah yang tak pernah terasa seperti rumah

"KAMU TAK BISA SEENAKNYA MEMBAWA ANAK HARAM KAMU DENGAN WANITA ITU KE RUMAH INI" suara teriakan Amanda sang ibu, menyambut kehadiran Raisa

" Sudahlah man, aku sedang tak ingin ribut saat ini" bantah Irfan. Ia masih sibuk dengan gadget nya tanpa mempedulikan Amanda yang berdiri didekatnya dengan wajah memerah menahan amarah.

Tak jauh dari mereka, dekat mulut tangga menuju lantai dua sepasang remaja saling berpelukan. Keduanya memiliki iras wajah yang serupa, namun memiliki ekspresi yang berbeda. Yang perempuan terlihat ketakutan dengan wajah bersimbah air mata sedangkan yang laki-laki terlihat tenang. Ia mendekap kepala si perempuan di dadanya dan berusaha menutup telinga agar remaja perempuan tersebut tak mendengar teriakan kata-kata kasar dari Amanda

"Assalamualaikum" sapa Raisa tenang. Ada rasa menyesal kenapa ia salah waktu untuk ke rumah ini. Namun ada rasa sakit, juga terluka melihat raut wajah sepasang remaja kembar yang merupakan adik tirinya itu

" Raisa?" Ujar sang papa kaget. Hampir berbulan-bulan lalu ia tak bertemu dengan putri sulungnya itu, dan melihat penampilan Putri nya saat ini jelas sebuah kejutan baginya

" Rai cuma mau ambil surat kontrak brand pakaian yang tertinggal dikamar" Raisa tak menghiraukan panggilan papa dan mamanya

" Maaf, bolehkan kak Rai lewat?" Tanya Raisa pada sepasang remaja yang saling melindungi. Mereka tak berani memandang wajah Raisa, takut dengan kemarahan yang terpampang. Namun, mendengar suara lembut tersebut keduanya dengan otomatis menaikkan pandangnya. Tak ada raut kemarahan, hanya wajah datar tanpa ekspresi yang terlihat. Dan itu tentu lebih menakutkan. Seperti ditatap oleh patung.

Raisa telah terbiasa menggunakan topeng dalam hidupnya. Sejak kecil, ia telah diajarkan untuk selalu diam dan tak mempedulikan keadaan sekelilingnya. Yang penting ia harus selalu sopan dan tak menunjukkan perasaan pada orang lain. Agar tak ada yang memandang remeh, merendahkan ataupun lemah. Dia adalah wanita yang kuat seperti nenek, seperti ibu.

"KENAPA KAMU MEMINTA MAAF PADA MEREKA, SEHARUSNYA KAMU MENGUSIR MEREKA DARI RUMAH INI. KARENA MEREKA LAH KELUARGA KITA JADI HANCUR" teriak amanda emosi mendengar ucapan Raisa

" Udah lah ma, jangan semua dijadikan masalah" bujuk Irfan. Sebenarnya ia merasa bersalah dan juga ada rasa malu saat melihat wajah datar Raisa

" Mbak Rai, tumben pulang!" Seru Rasya dari lantai atas. Ia berlari menuruni tangga menyambut sang kakak kesayangan "permisi ya adik-adik" sapanya ramah pada adik tirinya dan tentu saja itu membuat emosi Amanda semakin meradang.

" KENAPA SIH KALIAH TERLALU BAIK PADA ANAK HARAM ITU?" bentak Amanda

"Apa bedanya Rai dengan mereka ma?" Tanya Raisa pelan. Namun tetap menusuk. Ia tak suka dengan kata-kata itu

" Tentu saja beda. Kau anak mama dan papa dan kami terlibat pernikahan sedangkan mereka? " Amanda menatap kedua remaja itu dengan pandangan meremehkan

" KALIAN MENIKAH KARENA MAMA TELAH HAMIL RAISA. DAN STATUS RAISA TETAP SAMA SEPERTI MEREKA, SAMA-SAMA ANAK HARAM" teriak Raisa. Tangisnya pecah saat mengatakan anak haram, mengakui jika dia anak haram dan perasaannya hancur sehancur-hancur yang mengingat dia bukti dosa yang telah diperbuat oleh kedua orangtuanya

" Mbak Rai" Rasya memeluk tubuh kakaknya yang bergetar. " PUAS KALIAN? PUAS KALIAN SEKARANG?" hardik Rasya pada kedua orang tuanya. Ia tak peduli dengan wajah memucat mamanya, ia juga tak peduli papanya yang memandang hancur pada ke empat darah dagingnya. Tak menyangka jika kesenangan dunia yang dilakukannya mengakibatkan kehancuran pada anak-anak nya

hanan dan RaisaWhere stories live. Discover now