(30)

70 9 0
                                    

╭───────╯•╰───────╮

"Ehh, kalian dah nunggu lama ya. Maaf ya kalau lama, soalnya tadi antriannya panjang. Nih gue bawaain makanan, makan dulu yuk". Tzuyu masuk dengan membawa banyak makanan untuk semuanya. Tanpa dia ketahui Jihyo sudah tiada.

"Loh, Nay. Lo kenapa?". Tanyanya yang terkejut melihat Nayeon menangis. "J-Jihyo ㅡ".

"Jihyo, kenapa?". Tanyanya yang perlahan menghampiri Jihyo yang sudah tertutup kain. "Jihyo, Jihyo kenapa?". Dia langsung melepas semua belanjaannya dan memeluk Jihyo sambil menangis.

"Kenapa lo semua gak ada yang memberitahu gue!". Teriak Tzuyu yang marah pada mereka. "Tzuyu, Jihyo cuma pesan kalau lo harus makan dengan teratur". Jawab Chani yang tidak tahu harus menjawab apa.

Mereka semua terdiam karena Tzuyu yang marah tadi. Mereka pikir tidak akan merusak moment Tzuyu bersama Hyunjin, jadi mereka tidak memberitahunya.

Tzuyu perlahan terduduk di lantai dengan pandangan kosong. Dia sangat terkejut serta sangat merasa kehilangan. "Kenapaㅡ?". Tangisnya. "Kenapa lo pergi secepat ini? Setidaknya lo bisa lulusin kuliah lo dulu. Lo jahat Jihyo, lo gak tahu gimana rasanya kehilangan. Lo jahat karena lo meninggalkan gue tanpa gue tahu itu. Jihyo, gue mohon bangunlah demi gue. Gue akan makan jika lo bangun. Jihyoㅡlo itu kakak yang baik buat gue. Jihyo bangunㅡ".

Hyunjin yang melihatnya langsung memeluknya dengan lembut. Tzuyu tidak akan bisa berhenti menangis jika Jihyo tidak bangun. Tapi bagaimana pun juga dia tidak akan bangun kembali.

"Tzuyu tenangㅡ". Hyunjin terus mengusap kepalanya.

Nayeon berjalan perlahan menuju ke arahnya. "Tzuyu, maafin gue tidak bisa berkorban banyak buat Jihyo. Ini salah gue".

Tzuyu yang mendengarnya semakin tambah marah. "Lo itu gimana sih!? Gue sudah kehilangan satu orang yang penting buat gue. Kadi gue gak mau kehilangan satu orang yang berharga lagi. Nayㅡlo pikir gimana jadinya gue jika lo berdua tiada?". Tzuyu semakin menangis dan kali ini dia memeluk Nayeon yang juga menangis bersamanya.

"Kalau lo berdua tiada gue juga akan tiada". Lanjutnya yang membuat mereka semua menjadi diam. "Jangan bicara begitu". Ucap Nayeon yang memegang tangannya erat.

Yang lain hanya bisa berdiam diri. Bukannya tidak peduli, tetapi mereka hanya membiarkan seberapa kuatnya Nayeon dan Tzuyu menangis. Karena mereka tahu kalau Nayeon dan Tzuyu sangat menyayangi Jihyo.

Melainkan dengan Minho, dia berjalan keluar dari kamar dan menyusuri jalan rumah sakit. Entah kemana dia akan pergi dengan lamunannya. Tanpa mereka ketahui, Minho sudah menghilang dari sana.

"Kenapa? Kenapa dia selalu mengambil orang yang kini menjadi bagian hidup gue. Ini akan menjadi hal yang paling suit untuk di lupakan. Sampai kapan kejadian ini akan terus terulang. Apakah gue akan hidup sendiri tanpa orang orang yang gue sayangi". Tangisnya yang kini duduk di kursi taman rumah sakit.

Dengan mangacak rambutnya kasar, dia menangisi kepergian Jihyo yang saat ini sudah menjadi orang yang penting baginya.

"Hah!? Jadi Jihyo meninggal?!".

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
|HATE BUT L💋VE| • RONAYWhere stories live. Discover now